Sabtu, 14 Maret 2020

Kebingungan Tujuan Hidup Sang Sastrawan Besar

Harri Ash Shiddiqie *
Republika.co.id 9 Mar 2017

Sastrawan itu tergolek di stasiun kecil, Astapovo. Radang paru-paru membuat ia lemah. Bukan hanya fisik, frustrasi membuat ia semakin lemah. Apakah ia miskin? Tidak, ia kaya, ia berniat memberikan uang dan warisan kepada para petani miskin. Istrinya marah, menolaknya.

Dia peka terhadap kemiskinan, juga kesengsaraan penuh tangis dan darah karena perang. Ia sensitif dan menolak keras kepalsuan moral para bangsawan.  Itu diungkapkan melalui tokoh utama dalam novel besarnya “Perang dan Damai.”

Dia Leo Tolstoy. Pernah menjadi tentara, bertempur melawan orang-orang muslim di Dagestan dan Chechnya, dari sana Tolstoy berinteraksi dengan penduduk muslim. Ia mengenal islam, ia mempelajari islam. Bahkan ia menulis novel “Haji Murad”. Novel yang sebagian imajinasi dan sebagian atas dasar tokoh aktual yang sampai hari ini masih dikenang orang-orang Chechnya.

Tolstoy juga menulis tentang islam. Di salah satu catatannya ia berkomentar: "Ajaran Quran akan tersebar di seluruh dunia, ia sesuai dengan akal, logika dan kebijaksanaan."
***

Di sekitar umur 50 tahun Tolstoy mengalami krisis spiritual yang dalam. ia tidak menemukan jawaban pertanyaan kuno yang menggelisahkan manusia, “Apa makna kehidupan”. Tolstoy mengalami depresi dan melankolis di tengah kekayaan tanah yang luas, istri setia yang melahirkan 13 anak-anaknya, meski dibanjiri pujian atas karya novel yang baru diterbitkan “Anna Karenina.”

Tolstoy merasa hidupnya adalah lelucon suram di tengah kesadaran adanya kematian. “Setelah Kematian, saya dilupakan. Lalu mengapa manusia berpayah-payah berbuat sesuatu? Mengejutkan, ilmu manusia tak pernah maju dan selalu gagal melihat sisi hidup dan kematiannya. Ada yang mabuk dengan kehidupan, sebagai pemabuk ia tidak mungkin melihat bahwa ini semua: Penipuan.”

Pertanyaan Tolstoy sederhana, seperti kekanak-kanakan, "Apa yang akan datang dari seluruh yang telah saya lakukan? Mengapa saya hidup, mengapa berharap sesuatu, atau melakukan sesuatu." Tolstoy diam dalam pertanyaan tak kunjung terjawab: “Apakah arti hidup ini?”

Tolstoy berusaha menggali jawaban pada ilmu pengetahuan. Nihil, ilmu mengelak dari pertanyaan pada ruang yang tak terbatas. Tatkala menyodorkan pada filsafat, ia kecewa: Di sana malah disodori pertanyaan yang sama, bentuknya saja lebih kompleks.
***

Penggemar kisah-kisah mualaf tidak jarang menemukan kisah seorang pekerja atau mahasiswa yang setiap malam datang ke klub. Di sana memuaskan hati dengan tertawa, berdansa, alkohol, menjelang tengah malam pergi berdua-dua. Esok paginya bangun dengan pertanyaan yang menggelisahkan: Hari ini, di sini, hanya begini. Terus begini, untuk apa?

Tidak heran bila akhirnya ada yang merumuskan bahwa tujuan hidup adalah seperti yang diungkap Darwin: tujuan biologis, kelangsungan hidup. Sebagian yang lain menyatakan bahwa hidup adalah sekedar proses. Ke mana dan untuk apa, itu pun proses.

Lebih banyak orang berkata bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan, tetapi rumusan kebahagiaan tidak mudah ditentukan lalu dipegang. Kebahagiaan sang kapitalis dengan tegas menyatakan: Uang, bersama kemasyhuran dan kekuasaan. Tapi ada juga orang yang berkata bahwa tujuan hidup adalah manfaat, sehingga meski ia mencari uang dengan gegap gempita, ia harus membaginya. Itu dilakukan Andrew Carnegie, raja baja Amerika. “Ada masa mencari uang dan ada masa mengeluarkannya”.

Leo Tolstoy tidak mencari uang, kemasyhuran, atau kekuasaan. Ia mencari-cari jawaban tentang tujuan hidup. Sayang, dia tidak menemukannya. Bahkan keinginan mewariskan kekayaan kepada para petani miskin di sekitarnya, ditolak istrinya. Tolstoy kecewa, di umur 82 tahun, malam-malam ia pergi dari rumah tanpa pamit. Berniat menetap di sebidang kecil tanah milik adiknya. Beberapa hari kemudian ia muncul di stasiun kecil, tapi keadaan sudah parah. Ia meninggal, 20 November 1910.
***

Di awal tahun 90-an, di usia 21 tahun, Kristiane Backer dinobatkan sebagai presenter puncak MTV London. Pernah didaulat menjadi presenter untuk acara Coca-Cola Report dan Europe Top 20. Diundang ke mana-mana, difoto banyak papparazi. Sekali-sekali Kristiane pergi ke Boston bersama Rolling Stone dan mengikuti tur-tur besar para artis terkenal dunia.

Komentarnya, “Menyenangkan, aku sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat menarik di Eropa. Hampir semua uang yang aku terima habis untuk membeli baju dan pernak-pernik yang bagus dan trendi.”

Tahun 1992 ia bersentuhan dengan Islam, dan mempelajarinya. Ia merasakan ada sesuatu yang lain. “Di Barat, tindakan yang kami lakukan berdasar alasan yang dangkal. Pakaian misalnya, terserah keinginan kita. Berbeda dengan Islam, apa yang dipakai, bagaimana memakainya, untuk apa dipakai, semuanya dikaitkan dengan tujuan mengabdi kepada Sang Pencipta.”

Tujuan hidup dalam Islam sangat jelas, sebagian orang meneguhi ayat 56 surat Ad Dzariyat, bahwa jin dan manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagian yang lain mungkin lebih cocok dengan Al Baqarah 202, bahagia dunia dan akhirat. Masih banyak ayat lain yang mengemukakan prinsip atau tujuan hidup. Tujuan yang lebih teknis operasional sampai pada tindakan, selain tersebar di dalam Al-Quran juga bisa dipetik dari Hadits. Mulai dari urusan pakaian, tidur, berpolitik, mengetuk pintu saat bertamu sampai memotong kuku.
***

Suatu saat ada seorang mahasiswa mengikuti koordinasi aktivitas agama, ketika ia disodori sebuah beban tanggung jawab ia menjawab, “Tepat. Semester ini saya belum memiliki program dakwah.” Bukan main. Rencana dan tujuan hidupnya jelas.

Juga seorang mahasiswa yang lain, ia mendengar saat khutbah Jumat “Marilah bersyukur atas nikmat iman dan Islam”. Dia bertanya-tanya dalam hati, dimanakah nikmatnya. Bila ditanyakan kepada Ustadz, atau dicari di internet, jawabannya di sekitar: Dengan iman dan Islam, maka hidup jadi tenang. Jawaban sedemikian kurang memuaskan. Nikmatnya di mana?

Setelah bertahun-tahun gelisah dengan pertanyaan itu, ia tahu bahwa kenikmatan bukan hanya di lidah karena ayam goreng, juga bukan hanya musik yang indah. Ya, salah satu nikmat iman dan Islam adalah: Tujuan hidup yang jelas.

Seperti yang dikatakan Kristiane Backer, tujuan hidup manusia Barat itu dangkal, melayang, kosong. Itulah yang membuat gelisah, bingung, tersiksa mencari-cari dalam gelap: Itu melingkupi orang-orang munafik, kafir, atheis, agnostik maupun skeptis.

Beruntunglah kita yang meneguhi iman dan Islam. Nikmatnya bukan hanya pada tujuan hidup yang jelas, tetapi juga nikmat lain yang tak terhitung, Allah mengungkapkannya berkali-kali di surat Ar Rahman. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Manusia tidak bisa mengingkarinya, karena memang mereka merasakannya, menikmatinya, tapi tetap banyak yang mendustakannya. "Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba yang selalu bersyukur kepada-Mu." Amin.

_____________________
*) Penulis adalah dosen, tinggal di Jember.
https://republika.co.id/berita/omi3ou396/kebingungan-tujuan-hidup-sang-sastrawan-besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez