Minggu, 25 Juli 2021

Tuhan Tidak Semewah di Jawa Timur

 

Muhammad Yasir
 
Hazin adalah seorang pemuda jelek dan residivis yang tidak memiliki bayangan terhadap dunianya dan dunia orang lain. Selain minum dan berjudi, acap kali dia memeras anak-anak penggede di kampung perbatasan Lamongan-Gresik. Sungguhlah sukar diterima akal sehat, karibnya adalah sebilah gergaji besi yang dia simpan di pinggangnya. Itulah yang membuat kaum pemuda dan kaum tua di kampung itu menolak bahkan merasa jijik atas kehadiran Hazin di antara mereka.
 
Seorang pemuka mengatakan, Hazin telah dikutuk karena perbuatannya yang melanggar ajaran agama. Tidak ada obat untuknya, selain pergi dari kampung inilah. Karena itu, para administrator kampung, tetua, dan pemuka menyarankan agar Hazin segera dibawa ke rumah sakit jiwa atau dinas sosial untuk dipulihkan seperti sedianya.
 
Sebelumnya, kuberitahu engkau, Hazin adalah seorang alim. Saking alimnya, dia bahkan tidak memiliki waktu sedikit pun untuk urusan duniawi. Tetapi, ketika waktu dan terik matahari membakar dan melenyapkan jejak langkah Syeikh Subakir alias Maulana Muhammad al-Baqir di tanah-airnya. Dan, beberapa hari kemudian, tidak membutuhkan waktu lama bagi para petugas rumah sakit jiwa menangkap Hazin. Dia ditangkap sebelum subuh di pos kamling ketika terlelap dalam kenikmatan Arak dan mimpi indah; mimpi yang menghadirkan mendiang ibunya.
 
Sebulan kemudian, entah bagaimana caranya, Hazin berhasil kabur dan kembali ke kampungnya. Pada hari Senin yang sibuk, ketika para petani ke sawah, para pedagang membuka toko mereka, dan para pemuka sibuk memberikan pidato keagamaan, Hazin berlari keliling kampung, ke gang demi gang, sembari meneriakan: “Kalian orang-orang gila yang jahat sialan! Kalian mengirimku ke rumah sakit jiwa karena ketidaktahuan kalian! Manusia seperti kalian akan diazab Tuhan! Tunggu dan lihat saja nanti!” Begitulah.
 
Dan semenjak itu, orang-orang jarang melihat Hazin berkeliaran di jalan-jalan kampung, di pos kamling, atau di rumahnya yang telah dirampas oleh pamannya karena khawatir Hazin akan menjual rumah itu, sekali pun dia adalah ahli waris. Tidak ada yang tahu, bahwa Hazin telah mendirikan sebuah pondok di tengah hutan keramat yang dipenuhi pohon jati dan semak belukar.
 
Oh ya... maafkan, hanya ada seorang yang mengetahui itu. Daliman, seorang peternak kambing yang derma yang kerap mencari pakan ternak di hutan itu. Tetapi, tidak sekali pun dia mengatakan kepada para penduduk di mana Hazin berada selama ini. Dia pula yang tidak sekali dua membawakan beras dan ikan kering serta perlengkapan memasak untuk Hazin. Daliman berpendapat bahwa orang-orang seperti Hazin telah diberi jalan sendiri lengkap dengan kelebihannya oleh Tuhan. Tidak seorang pun, termasuk dirinya, memiliki hak dan kuasa memperlakukan Hazin di luar akal sehat dan nurani.
 
Engkau harus mengetahui bahwa kampung di perbatasan Lamongan-Gresik itu adalah kampung yang akan membuatmu takjub. Betapa tidak? Rumah mereka, nyaris semuanya mewah dan lengkap dengan kuda dan kereta modern. Karena itulah, untuk membuktikan bahwa mereka adalah umat Muhammad yang alim dan taat, mereka mendirikan rumah-rumah Tuhan yang mewah lengkap dengan perabotan yang mewah pula.
 
Bahkan, pintu gerbang salah satu rumah Tuhan terbuat dari trali perak utuh yang didatangkan langsung dari Kota Gede, Yogyakarta! Tuhan! Sekali pun cahaya bulan mengenai semua sisinya, trali besi itu akan berkilauan dan menggiurkan dalam situasi yang mengerikan seperti sekarang ini. Tentu saja, ya! Kursam, seorang penggede besi akan sangat senang dan membayar mahal, jika seseorang membuat trali perak itu menjadi potongan-potongan dan membawa kepadanya. Jika!
 
Kuberitahu engkau sesuatu yang lain yang tidak kalah menakjubkan dari rumah Tuhan yang bertrali perak itu. Dua ratus kaki ke Barat kampung itu, persis di tepi jalan perlintasan, ada sebuah rumah Tuhan berbentuk kapal yang mewah dan lengkap. Rumah Tuhan ini, tidak seperti rumah Tuhan lainnya, di sana akan selalu dipenuhi para penggede dan keluarga mereka – hanya mereka yang boleh beribadah di sana. Kata marbot tua yang dua tahun ini bekerja di rumah Tuhan itu, sebulan para penggede menggajinya empat juta rupiah. Wajar saja, seorang dalam setahun dia telah memiliki mobil SUV terbaru.
 
Sebelum embun mulai turun dan menyelimuti kampung, Hazin berjalan telanjang kaki menuju rumah Tuhan berbentuk kapal modern dan tanpa penjagaan itu – marbot tua itu pulang lebih awal karena takut mobil SUV terbarunya digores remaja bengal di kampung itu. Jadi, selama dalam pengasingan dirinya, Hazin memokuskan diri salat tahajud. Tetapi, baru kali ini, dia memilih untuk melaksanakannya di rumah Tuhan milik penggede di kampung itu. Dan, sebilah gergaji besi itu tidak pernah lekang dari pinggangnya. Seselesainya, Hazin pergi ke belakang rumah Tuhan itu dan segera mencabut gergaji besi itu dan mulai menggergaji sudut dinding bagian kiri hingga sebesar bata, kemudian membawanya pulang begitu saja, terus-menerus.
 
Para penggede dan marbot tua tidak tahu bahwa Hazin telah meruntuhkan rumah Tuhan berbentuk kapal itu, karena administrator negara magis itu telah melarang siapa pun dan dari kelas mana pun untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Dan, karena takut bernasib sama dengan orang-orang yang dipaksa naik ke Sorga yang diberitakan koran dan televisi, para penggede memilih untuk di rumah saja selama berbulan-bulan.
 
“Ya Tuhan! Iblis macam apa yang telah melakukan kejahatan ini!” Teriak marbot tua itu setelah menyaksikan  rumah Tuhan berbentuk kapal modern itu. Sontak, bayang-bayang kemarahan para penggede menjalar ke tubuhnya dan bayang-bayang bahwa dia akan dipecat membuatnya menangis, berguling-guling di tanah. Orang-orang yang melintas, terpaksa berhenti. Dan, dengan lepas, mereka tertawa menyaksikan marbot tua itu.
 
“Ya Tuhan!” Teriaknya lagi setelah bangkit dan berlari ke mobilnya dan memeluknya, seakan-akan mobil itu memiliki kemuliaan setara Muhammad. Begitulah, berjam-jam, hingga datang salah seorang penggede yang marah besar ketika marbot tua itu menjelaskan apa yang sudah terjadi.
 
Sepanjang hari, setelah meruntuhkan rumah Tuhan berbentuk kapal itu, Hazin tampak sibuk membangun surau di belakang pondoknya, hingga pada hari ketiga Daliman, peternak yang baik kepada Hazin, lari tergapah-gopoh menghampirinya.
 
“Mereka tahu, entah dari siapa, bahwa aku mengetahui keberadaanmu! Mereka menghakimiku dengan pukulan dan tendangan! Sekarang, kumohon kepadamu Hazin, pergilah! Hentikan sementara pekerjaan ini!”
 
Hazin semringah. Kemudian berkata, “Aku sudah menduga dan aku takkan lari dari kaum munafik ini, Daliman. Oh! Kemarilah! Akan kugotong engkau ke pondok dan biarkan aku mengobati lukamu!”
 
“Hazin! Tolonglah! Pergi dan sembunyi!”
 
“Tidak akan. Kemarilah, Saudaraku!”
 
Sejam kemudian, datanglah para penggede dikawal serdadu bersenjata lengkap dan sekawanan Sepherd yang ganas tidak kenal ampun dan terlatih. Salah seorang penggede, seorang lelaki yang glamor, memaki Hazin dan Daliman serta menyuruh mereka keluar menghadapi mereka. Keluarlah Hazin sembari semringah, sementara Daliman terbaring menahan sakit dan was-was.
 
“Wahai Karim... penggede yang terhormat...”
 
“Hentikan kata-kata busukmu itu! Sekarang juga, akui bahwa engkaulah pelakunya! Atau...”
 
“Aku akan dibunuh?!”
 
Karim, penggede yang berteriak tadi, memperhatikan kawan-kawannya dan para serdadu.
 
“Wahai Karim... penggede yang terhormat. Katakan kepadaku! Apakah aku akan dibunuh? Ha-ha, silakan! Wahai serdadu! Bidiklah bagian tubuhku yang mana yang kalian ingin. Silakan! Silakan!” Kata Hazin sembari maju dua kaki.
 
Semua bergeming.
 
“Silakan, Karim! Terlaknatlah kalian yang telah memberhalakan Tuhan dengan membuat rumah Tuhan yang aneh hanya untuk eksistensi duniawi kalian! Sementara itu, kalian tidak sekali pun acuh terhadap petani-petani yang gagal panen karena wabah tikus menyerang sawah dan membuat para petani membakar lumbung mereka! Tembak! Tembaklah! Benar! Bahwa aku yang meruntuhkan pemberhalaan kalian itu. Aku memotongnya menyerupai batu bata, kemudian akan kudirikan surau di sini! Ayo tembaklah!”
 
Semua bergeming.
 
Tiba-tiba seekor Sepherd menggonggong dan menggigit kaki salah seorang serdadu. “Dor!” Timah panas begitu cepat melesat dan tertanam di jidat Hazin. Tanpa keluh, Hazin jatuh ke tanah yang ditutupi dedaunan kering. Menyaksikan itu, Daliman melompat dari pondok dan mencoba menyelamatkan Hazin, tetapi sia-sia. Hazin telah naik ke Sorga melalui seekor anjing Sepherd dari Jerman. Suasana menjadi hening dan biru.

Lamongan-Gresik-Surabaya, 2021. http://sastra-indonesia.com/2021/07/tuhan-tidak-semewah-di-jawa-timur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez