Rabu, 14 Juli 2021

Mbah Priok dan Etnis Arab

Djoko Pitono *
jawapos.com
 
”Jangan ada kegaduhan di sekitar makam. Presiden mengimbau masyarakat tidak termakan isu,” kata Habib Ali Habib Ali Zaenal bin Abdurrahman Alaydrus.
 
Habib Ali adalah salah seorang ahli waris Al Habib Hasan Muhammad Al Haddad atau yang dikenal sebagai Mbah Priok di Koja, Tanjung Priok, yang makamnya menjadi ajang sengketa hingga memicu insiden berdarah, Rabu pekan lalu.
 
Bersama Habib Salim bin Umar Al Attas, Habib Ali bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hanya berselang sehari setelah terjadi bentrokan antara anggota Satpol PP dan massa yang mempertahankan kawasan makam yang dikeramatkan itu.
 
Tiga anggota Satpol PP tewas dalam bentrokan itu, sekitar 150 orang lainnya terluka, tapi PMI masih menyelidik soal ini. Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menegaskan harus ada tindakan hukum yang tegas dan adil terhadap siapa saja yang melakukan penganiayaan, pembakaran, maupun pembunuhan pada kerusuhan Priok.
 
Sudah lama Pemkot Jakarta Utara berencana menertibkan kawasan makam tersebut, yang sebagian tanahnya milik PT Pelindo II. Tetapi, ahli waris makam Mbah Priok menolak dengan alasan tempat itu adalah situs sejarah yang harus dirawat.
 
Presiden sebelumnya bereaksi atas terjadinya kekerasan itu dengan menyerukan agar rencana penertiban itu distatusquokan untuk dicari cara terbaik penyelesaiannya dengan melibatkan banyak pihak yang terkait.
 
Kedekatan SBY dengan masyarakat etnis Arab boleh jadi juga menjadi salah satu faktor di balik turun tangannya presiden dalam masalah ini. Juga diterimanya ahli waris Mbah Priok, yang disebut sebagai ulama penyebar Islam abad ke-18 di Betawi itu. Seperti diketahui, ada dua menteri keturunan Arab dalam kabinet SBY. Keduanya berasal dari golongan Alawiyin (habib atau sayid). Mereka adalah Menteri Sosial Salim Segaff Al-Jufri dan Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Mohammad..
 
Beragam komentar berseliweran setelah terjadi insiden berdarah itu di TV, koran, situs-situs internet, Facebook, dan sebagainya. Jusuf Kalla sebagai ketua umum PMI meragukan apa yang disebut sebagai ”ahli waris makam” karena tidak ada silsilahnya. Selain itu, status tanah makam itu adalah tanah wakaf. ”Ini tanah wakaf yang dipakai untuk kuburan dan di dalamnya ada 24.000 makam. Makam ini kemudian dipindahkan di Semper,” kata Kalla.
 
Menurut Kalla, jika benar ada ahli waris dari makam Mbah Priok tersebut, tentu jumlahnya akan banyak sekali karena makamnya sudah ada sejak 250 tahun lalu.
 
”Kalau benar ada ahli warisnya, ini tanah makam sudah diwakafkan. Jadi, kalau ada yang mau mencabut wakaf tersebut, berarti itu dosa besar karena mencabut wakaf dan seketika pahalanya putus,” kata Kalla.
 
Namun, terlepas dari itu, ada satu topik yang tampaknya makin menarik dibicarakan, yakni eksistensi orang-orang etnis Arab di Indonesia. Siapakah Al Habib Hasan Muhammad Al Haddad atau Mbah Priok itu? Mengapa makamnya dikeramatkan? Pertanyaan ini bisa dilanjutkan lagi, ada berapa banyak habib di Indonesia? Apa beda mereka dengan orang-orang Arab yang bukan habib?
 
Dari sejarahnya, orang-orang peranakan Arab di Indonesia umumnya berasal dari Hadramaut, bagian selatan Jazirah Arab yang dikenal sebagai Yaman. Dalam bahasa Ibrani, Hadramaut disebut Havermavt, sementara dalam Alkitab (Injil) disebut sebagai Hazarmaveth (Kejadian: 10-26-28).
 
L.W.C. van den Berg dalam bukunya Le Hadhramout et. Les Colonies Arabes Dans L’Archipel Indien yang terbit pada 1886 mengupas panjang lebar tentang Hadramaut dan kota-kota di Indonesia yang berpenghuni orang-orang etnis Arab pada akhir abad ke-19.
 
Tetapi, hanya sedikit orang keturunan Arab yang pernah berkunjung ke Hadramaut. M. Anis, Pemred portal Kemenegpora adalah salah seorang di antaranya yang pernah berkeliling di tanah asal kakek moyangnya itu
 
”Hadramaut terdiri atas dua kata, yaitu hadra berasal dari kata hadir dan maut. Siapa hadir ke sana akan menemui maut,” tulis Anis dalam bukunya, Hadramaut (1996), mengutip penjelasan Saleh, sopir yang mengantarkannya di Hadramaut.
 
Teori lain menyebut Hadramaut adalah nama seorang tokoh legendaris yang tak diketahui asal usulnya. Hanya tokoh itu dipercaya sebagai keturunan Ya’kub, cucu Nabi Hud yang babat alas di selatan Jazirah Arab yang kering kerontang itu. Karena alamnya yang tak bersahabat itulah orang-orang Arab di Hadramaut menjadi pengelana ke mana-mana. Mereka berlayar ke Ethiopia, Zanzibar, Kenya, India, Singapura, dan Indonesia.
 
Ada beberapa argumen tentang kapan mereka mulai datang di Indonesia. Tetapi, gelombang besar imigran Arab diperkirakan tiba di negeri ini setelah abad ke-17. Mereka tinggal di kantong-kantong permukiman kota-kota pantai Jawa seperti Batavia (Jakarta), Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang, Gresik, Surabaya, Bangil, dan sebagainya. Di antara mereka juga tinggal di kota pedalaman seperti Solo dan Jogjakarta. Sebagian kecil dari mereka bahkan sampai ke Maluku Utara, seperti Ternate, Tidore, dan juga di NTT dan Timor (dulu Timor Timur). Mereka datang tanpa istri, kemudian kawin dengan perempuan setempat hingga beranak-pinak. Sebagian mereka, khususnya yang berasal dari golongan sayid, bisa kawin dengan putri-putri raja atau bangsawan sehingga mereka bisa menjadi penguasa di beberapa kerajaan seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. Sejumlah orang lainnya menyiarkan agama, seperti Habib Al Haddad, yang keluarganya tinggal di Ulu, Palembang.
 
Di masa lalu, umumnya orang-orang Arab di Indonesia adalah para pedagang dan sebagian kecil ulama. Namun, profesi mereka kemudian beraneka ragam. Pandangan politiknya juga aneka warna. Dulu ada tokoh kiri seperti D.N. Aidit dan Sam Kamaruzaman, tetapi juga ada tokoh warna lain seperti A.R. Baswedan. Zaman berikutnya ada Abubakar Baasyir dan Habib Rizieq, tetapi negeri ini juga punya tokoh seperti Ali Alatas, Fuad Hassan, Anies Baswedan, sebagainya. Di bidang lain, ada tokoh LSM Munir, tapi juga ada Shireen Sungkar, Ahmad Albar, dan Muchsin Alatas,
 
Banyak buku mengulas komunitas etnis lain. Kapan etnis Arab sebagai bagian dari pelangi kehidupan bangsa ini lebih banyak digali?
***
 
*) Djoko Pitono, jurnalis dan editor buku. http://sastra-indonesia.com/2010/04/mbah-priok-dan-etnis-arab/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez