Rabu, 13 Oktober 2010

”Orang Berbudaya Baca Sastra”

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/

”Orang Berbudaya Baca Sastra.” Demikian motto Sanggar Sastra Siswa Indonesia (SSSI), sebuah wadah yang menampung kegiatan sastra di luar sekolah. Kelahiran sanggar yang di bidani oleh sastrawan Taufik Ismail ini didorong atas keprihatinan tentang pengajaran sastra di sekolah yang kian terpuruk. Kecintaan membaca sastra di kalangan siswa sangat rendah. Kalaupun ada minat baca, siswa mendapat kesulitan karena tidak tersedianya buku-buku sastra di sekolah.

SAMPAI akhir tahun 2002, SSSI baru terbentuk di 12 kota yang tersebar di Indonesia sebagai cabangnya seperti di Padang, Palembang, Bandar Lampung, Semarang. Yogyakarta Serang, Ciribon, Gersik, Madura dan Tabanan (Bali). Sanggar ini bertujuan untuk menampung dan menyalurkan kreativitas siswa di bidang sastra. Khusus di Tabanan, sanggar ini dipimpin oleh I Gusti Putu Bawa Samargantang, S.Pd., seorang pegiat sastra tradisi maupun modern.

Walaupun berada di luar sekolah, SSSI akan sangat membantu memotivasi siswa mencintai sastra. Pengajaran sastra yang menjadi bagian terkecil dari pengajaran bahasa Indonesia, tidak mampu memberikan peluang bagi siswa yang berminat terhadap sastra. Pengajaran sastra menghadapi masalah yang kompleks menyangkut kurikulum, media pengajaran, evaluasi, guru dan lain-lain. Masalah ini sering jadi bahan diskusi di kalangan guru Bahasa Indonesia yang tergabung dalam wadah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Kendala ini tidak saja dirasakan guru yang mengelola langsung proses belajar mengajar di ruang kelas, tetapi juga oleh para sastrawan. Ketua SSSI Pusat, Taufik Ismail menilai, problem yang dirasakan oleh guru sekarang ini akibat salah arah pendidikan sastra di tahun 1950-an. Waktu itu Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kemudian berubah menjadi FKIP dan IKIP, mencetak guru untuk mengajarkan bahasa saja. Sastra hanya “dititipkan” untuk diajarkan. Dengan demikian mahasiswa yang kelak menjadi guru itu tidak dapat disalahkan apabila mereka canggung bahkan kurang suka atau terpaksa saja mengajarkan sastra.

Dalam tulisannya di majalah Horison (April 2000) Taufik menyebutkan, sastra di SMU diajarkan luar biasa sedikit, antara 15-20 persen, sedangkan tatabahasa terlampau banyak, empat sampai lima kali lipat yaitu 30-85 persen. Di SMU negara-negara lain seperti Kanada, Jepang, Swiss, Rusia, Jerman, Perancis, Belanda, Amerika Serikat kaidah tatabahasa tidak diajarkan lagi, karena dianggap sudah cukup diberikan sebelumnya di SD dan SMP. Di SMU di negeri lain seperti yang disebutkan tadi, siswa dibimbing terus membaca buku, lalu mengarang. Bukan berarti mereka mengabaikan tatabahasa. Penguasaan tatabahasa siswa disempurnakan melalui penggunaannya dalam karangan yang mereka tulis.

Meluruskan kembali pengajaran bahasa Indonesia dengan memberikan porsi yang lebih besar terhadap sastra, dihadang oleh sistem evaluasi. Soal-soal yang keluar dalam ulangan semester maupun Ebtanas berupa soal pilihan ganda. Siswa tinggal melingkari atau menyilang salah satu jawaban yang dinilai siswa benar. Model soal seperti ini kurang memberikan motivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Materi mengarang yang mendapat perhatian serius di luar negeri, ternyata dalam Ebtanas, sejak empat tahun belakangan ini, lenyap alias tidak disertakan lagi. Lebih berbahaya lagi, kesan yang diperoleh dari siswa adalah, pelajaran mengarang identik dengan matematika yang amat ditakuti siswa. Demikian juga, siswa akan menyambut gembira kalau soal Ebtanas tidak mencantumkan soal mengarang.

Dengan model evaluasi seperti itu, sangat tidak menguntungkan bagi pengajaran sastra. Terlebih lagi pengajaran ini diharapkan bersifat apresiatif — membaca, mendengarkan, menulis dan diskusi tentang sastra. Sistem soal seperti itu akan dapat mengarahkan guru dan mendikte guru untuk menyesuaikan materi pelajaran dengan soal-soal yang keluar dalam Ebtanas. Akhirnya pengajaran sastra akan makin tersisih. Makanya, perlu dipikirkan evaluasi yang pas untuk pengajaran sastra.

Kontribusi Sastrawan

Guru bahasa Indonesia yang juga notabene guru sastra sudah cukup lama merasakan lemahnya sistem evaluasi pengajaran sastra. Menumbuhkembangkan sastra yang merupakan khazanah kebudayaan itu di sekolah menemui banyak hambatan. Perubahan kurikulum sejak tahun 1975, 1985 dan 1995 beserta penyempurnaannya belum menyentuh pengajaran sastra. Kurikulumnya hanya menyebutkan pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan, pengajaran sastra merupakan bagian dari pengajaran bahasa. Komponen pengajaran sastra seperti kurikulum, siswa, guru dan evaluasi betul-betul lemah. Ibarat mengurai benang kusut, sangat sulit dari mana mesti memulainya.

Para sastrawan turut menuding bobroknya sistem pendidikan dalam pengajaran Depdiknas di pusat maupun daerah. Terbukti sastrawan-sastrawan tadi membuat gebrakan seperti program SBSB (Sastrawan Bicara, Siswa Bertanya) dan MMAS (Membaca, Menulis dan Apresiasi Sastra). Program yang disebutkan terakhir ini diperuntukkan bagi guru-guru bahasa Indonesia.

Selain itu kontribusi sastrawan terhadap pendidikan di tanah air ini juga tampak dalam program SBMM (Sastrawan Bicara Mahasiswa Membaca) dan membina SSSI (Sanggar Sastra Siswa Indonesia) yang tersebar di daerah-daerah. Program-program ini melibatkan sastrawan seperti Putu Wijaya, WS Rendra, Sutardji Coulzum Bahri, Taufik Ismail yang datang mengunjungi beberapa sekolah dan kampus dengan menggandeng beberapa aktor dan aktris film dan sinetron. Untuk kegiatan sanggar SSSI secara rutin dikirimi buku-buku sastra.

Hasil kunjungan para sastrawan di beberapa sekolah SMU di Bali, menunjukkan minat siswa terhadap sastra cukup besar. Namun, minat ini tidak diimbangi dengan keinginan membaca karya sastra. Sehingga tepatlah motto yang diberikan oleh para sastrawan yakni, ”Orang Berbudaya Baca Sastra”. Nah, tegakah orang dicap tidak berbudaya karena gara-gara tidak membaca karya sastra?

* I Nyoman Suaka, IKIP Saraswati Tabanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez