http://ustazfata.blogspot.com/2010_01_01_archive.html
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji hanya milik Allâh Ta’ala, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan sahabatnya.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Jumat, 31 Agustus 2012
Minggu, 19 Agustus 2012
MENJENGUK HAZRAT BERTEMU RUMI, SHADRA DAN AL HALLAJ
Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=78
“Tuhan kaum mistis adalah realitas”(Hazrat Inayat Khan)
Hidup memang pilihan, kata ayat yang tersirat dalam realitas kehidupan. Namun siapa yang sesungguhnya memilih, siapa pula penentu pilihan tersebut hingga langgeng?
http://pustakapujangga.com/?p=78
“Tuhan kaum mistis adalah realitas”(Hazrat Inayat Khan)
Hidup memang pilihan, kata ayat yang tersirat dalam realitas kehidupan. Namun siapa yang sesungguhnya memilih, siapa pula penentu pilihan tersebut hingga langgeng?
Rabu, 15 Agustus 2012
Senandung Salawat di Tengah Banjir
Ahmad Zaini *
http://sastra-indonesia.com/
Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.
http://sastra-indonesia.com/
Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.
Maiyah, Penawar Dahaga Spiritualitas
Spiritual Journey, Pemikiran dan Permenungan Emha Ainun Najib
Prayogi R. Saputra
Buku Kompas, Jakarta, 2012
xviii + 214 hlm
Peresensi: Ammar Machmud *
Lampung Post, 12 Agu 2012
Prayogi R. Saputra
Buku Kompas, Jakarta, 2012
xviii + 214 hlm
Peresensi: Ammar Machmud *
Lampung Post, 12 Agu 2012
Minggu, 12 Agustus 2012
KITAB BARZANJI
Aguk Irawan MN
Kedaulatan Rakyat, 15/03/009
Sekira seratus limapuluh tahun sebelum Nabi Muhammad lahir dan membawa pencerahan, puisi telah menempati posisi tertinggi di hati orang Arab, bahkan ketika dunia masih meraba-raba dalam keremangan ilmu pengetahuan, Arab sudah berjibaku dengan puisi dan mengenal ilmu tata bahasa (linguistik), diantara fenomena tingginya penghargaan kaum arab terhadap para penyair adalah dengan menggantung puisi-puisi terbaik mereka di dinding Ka’bah sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan suku atau ras yang mengalir pada darah mereka. Paling tidak, ada dua karya sastra penting yang ditulis sastrawan Arab Jahiliyah, yaitu mu’allaqat dan mufaddaliyat.
Kedaulatan Rakyat, 15/03/009
Sekira seratus limapuluh tahun sebelum Nabi Muhammad lahir dan membawa pencerahan, puisi telah menempati posisi tertinggi di hati orang Arab, bahkan ketika dunia masih meraba-raba dalam keremangan ilmu pengetahuan, Arab sudah berjibaku dengan puisi dan mengenal ilmu tata bahasa (linguistik), diantara fenomena tingginya penghargaan kaum arab terhadap para penyair adalah dengan menggantung puisi-puisi terbaik mereka di dinding Ka’bah sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan suku atau ras yang mengalir pada darah mereka. Paling tidak, ada dua karya sastra penting yang ditulis sastrawan Arab Jahiliyah, yaitu mu’allaqat dan mufaddaliyat.
Mazhab Sastra Facebookiyah
Fahrudin Nasrulloh **
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Sarang teknologi telah pecah. Menyebar ke pedalaman renik manusia. Buku, tradisi membaca, dan perjalanan kepengarangan telah dipadatkan jadi arca di kamar facebook. Kemanakah gelombang kesusastraan dan kepengarangan kita sekarang, ketika tentakel teknologi dan gerak perubahan berada di tubir ketidakpastian?
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Sarang teknologi telah pecah. Menyebar ke pedalaman renik manusia. Buku, tradisi membaca, dan perjalanan kepengarangan telah dipadatkan jadi arca di kamar facebook. Kemanakah gelombang kesusastraan dan kepengarangan kita sekarang, ketika tentakel teknologi dan gerak perubahan berada di tubir ketidakpastian?
Manunggaling Ilmu dan Laku
Bandung Mawardi
Kompas, 3 Januari 2oo9
Seorang bocah pribumi telaten dan fasih membaca buku-buku tentang kesusastraan dan keagamaan dalam bahasa Jawa, Melayu, Belanda, Jerman, dan Latin. Bocah ini sanggup melafalkan dengan apik puisi-puisi Virgilius dalam bahasa Latin. Ketelatenan belajar mengantarkan bocah ini menjadi sosok fenomenal dalam tradisi intelektual di Indonesia dan Eropa. Bocah dari Jawa itu dikenal dengan nama Sosrokartono.
Kompas, 3 Januari 2oo9
Seorang bocah pribumi telaten dan fasih membaca buku-buku tentang kesusastraan dan keagamaan dalam bahasa Jawa, Melayu, Belanda, Jerman, dan Latin. Bocah ini sanggup melafalkan dengan apik puisi-puisi Virgilius dalam bahasa Latin. Ketelatenan belajar mengantarkan bocah ini menjadi sosok fenomenal dalam tradisi intelektual di Indonesia dan Eropa. Bocah dari Jawa itu dikenal dengan nama Sosrokartono.
RAJA ALI HAJI: BAPAK KESUSASTRAAN MELAYU
Maman S. Mahayana
http://mahayana-mahadewa.com/
Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.
http://mahayana-mahadewa.com/
Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.
Medèn-medèni Sapardi Djoko Damono
Membaca ‘kedangkalan’ logika Dr. Ignas Kleden? (bagian VII kupasan keenam dari paragraf awalnya)
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Ini menuntasi tulisan-tulisan sebelumnya mengenai paragraf awal IK, sebalutan muakhir demi pijakan lanjut. Saya mulai sedikitnya merevisi pandangan kritikus Maman S Mahayana di bukunya “9 Jawaban Sastra Indonesia” sebuah orientasi kritis, diterbitkan Bening Publishing, cetakan 2005, Bagian IV: Sarana Pendekatan Sastra, dahan ke 8 berjudul ‘Sastra dan Filsafat’ halaman 343. Di bawah ini terambil dua paragraf pembukanya bagi pondasi langkah ke muka. Nan disesuaikan keimanan sorot mata saya berproses kreatif, yang berangkat dari buah keyakinan setelah baca ke belakang, demi peroleh kepurnaan sepaduan kehidupan.
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Ini menuntasi tulisan-tulisan sebelumnya mengenai paragraf awal IK, sebalutan muakhir demi pijakan lanjut. Saya mulai sedikitnya merevisi pandangan kritikus Maman S Mahayana di bukunya “9 Jawaban Sastra Indonesia” sebuah orientasi kritis, diterbitkan Bening Publishing, cetakan 2005, Bagian IV: Sarana Pendekatan Sastra, dahan ke 8 berjudul ‘Sastra dan Filsafat’ halaman 343. Di bawah ini terambil dua paragraf pembukanya bagi pondasi langkah ke muka. Nan disesuaikan keimanan sorot mata saya berproses kreatif, yang berangkat dari buah keyakinan setelah baca ke belakang, demi peroleh kepurnaan sepaduan kehidupan.
Jejak Ulama Membangun Indonesia
Ulama & Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalam Sejarah Indonesia
Jajat Burhanudin
Mizan, Juni 2012
xii+ 482 hlm
Peresensi: M. Al Mustafad *
Lampung Post, 5 Agu 2012
Jajat Burhanudin
Mizan, Juni 2012
xii+ 482 hlm
Peresensi: M. Al Mustafad *
Lampung Post, 5 Agu 2012
Pertarungan Ideologi dalam Sastra
Bayu Agustari Adha
Riau Pos, 12 Agu 2012
SASTRA berfungsi tak hanya memberi hamparan kisah yang tertera begitu saja. Di balik itu sastra juga menyelipkan pertarungan ideologi dalam konflik dan alur yang disajikan. Walau hanya bersifat fiksi, emosi yang disajikan terbukti lebih lama membekas dari karya non fiksi. Itu bisa dilihat pada karya Khaled Hosssaini, The Kite Runner yang secara implisit menyajikan suatu pertarungan ideologi yang membuat suatu Negara yakni Afghanistan menjadi Negara hancur tanpa henti sampai kini. Apa yang membuatnya hancur adalah pertarungan ideologi yang saling memaksakan tanpa adanya suatu negasi. Ideologi itu di antaranya nasionalisme, liberalisme, komunisme dan fanatisme.
Riau Pos, 12 Agu 2012
SASTRA berfungsi tak hanya memberi hamparan kisah yang tertera begitu saja. Di balik itu sastra juga menyelipkan pertarungan ideologi dalam konflik dan alur yang disajikan. Walau hanya bersifat fiksi, emosi yang disajikan terbukti lebih lama membekas dari karya non fiksi. Itu bisa dilihat pada karya Khaled Hosssaini, The Kite Runner yang secara implisit menyajikan suatu pertarungan ideologi yang membuat suatu Negara yakni Afghanistan menjadi Negara hancur tanpa henti sampai kini. Apa yang membuatnya hancur adalah pertarungan ideologi yang saling memaksakan tanpa adanya suatu negasi. Ideologi itu di antaranya nasionalisme, liberalisme, komunisme dan fanatisme.
‘Omar’ Penabuh Genderang Subuh
S.W. Teofani
Lampung Post, 5 Agu 2012
RAMADAN hadir dengan selaksa berkah yang ditaburkannya. Bukan hanya bagi mereka yang menjalankan ibadah Ramadan, seperti puasa, salat tarawih, tadarus Alquran dan amalan lain, orang-orang Islam yang tidak menjalankan amalan Ramadan pun turut merasakan berkah itu. Bahkan, orang-orang nonmuslim juga tidak sedikit yang turut merasakan berkah Ramadan. Semisal para pedagang yang pakaian, makanan, properti, dan lainnya, yang tidak hanya dari kalangan muslim ikut panen raya pada saat Ramadan menjelang Idulfitri.
Lampung Post, 5 Agu 2012
RAMADAN hadir dengan selaksa berkah yang ditaburkannya. Bukan hanya bagi mereka yang menjalankan ibadah Ramadan, seperti puasa, salat tarawih, tadarus Alquran dan amalan lain, orang-orang Islam yang tidak menjalankan amalan Ramadan pun turut merasakan berkah itu. Bahkan, orang-orang nonmuslim juga tidak sedikit yang turut merasakan berkah Ramadan. Semisal para pedagang yang pakaian, makanan, properti, dan lainnya, yang tidak hanya dari kalangan muslim ikut panen raya pada saat Ramadan menjelang Idulfitri.
Jalaluddin Rakhmat: Menuju Agama Madani
Ilham Khoiri, Myrna Ratna
Kompas, 6 Feb 2011
HINGGA kini Indonesia masih saja tak lepas dari konflik antarumat beragama. Agama, yang semestinya bersemangat pembebasan dan menebarkan kedamaian bagi sesama manusia, ternyata justru kerap memicu pertentangan, bahkan mengusik keutuhan bangsa yang majemuk ini. Bagaimana jalan keluarnya?
Kompas, 6 Feb 2011
HINGGA kini Indonesia masih saja tak lepas dari konflik antarumat beragama. Agama, yang semestinya bersemangat pembebasan dan menebarkan kedamaian bagi sesama manusia, ternyata justru kerap memicu pertentangan, bahkan mengusik keutuhan bangsa yang majemuk ini. Bagaimana jalan keluarnya?
Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq, Mufti Kerajaan Indragiri
Riau Pos, 5 Agu 2012
PERAN Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq sebagai tokoh agama di wilayah Kerajaan Indragiri bermula ketika beliau pindah dari Bangka ke Indragiri, tepatnya di Sapat (ibukota Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau sekarang) yang termasuk dalam wilayah Batin nan Enam Suku pada 1910 M. Menurut keterangan Hj Maimunah (Munah) 89 tahun, anak Tuan Guru ketika hijrah ke Indragiri, beliau pertama kali memasuki daerah Reteh sebagai daerah yang cukup ramai di wilayah pantai Timur Kerajaan Indragiri.
PERAN Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq sebagai tokoh agama di wilayah Kerajaan Indragiri bermula ketika beliau pindah dari Bangka ke Indragiri, tepatnya di Sapat (ibukota Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau sekarang) yang termasuk dalam wilayah Batin nan Enam Suku pada 1910 M. Menurut keterangan Hj Maimunah (Munah) 89 tahun, anak Tuan Guru ketika hijrah ke Indragiri, beliau pertama kali memasuki daerah Reteh sebagai daerah yang cukup ramai di wilayah pantai Timur Kerajaan Indragiri.
Transformasi Kuasa dengan Cinta
Yudi Latif *
Kompas, 7 Agu 2012
BULAN puasa hadir menandai retakan imaji sejarah bangsa. Dalam tradisi Islam, ibadah puasa adalah tanda kemenangan; diwajibkan setelah pertempuran Badar, saat pasukan kecil dengan komitmen kebenaran dan keadilan bisa mengalahkan pasukan besar dengan jiwa penindasan dan keangkuhan. Puasa sebagai tanda kemenangan juga mewarnai sejarah bangsa.
Kompas, 7 Agu 2012
BULAN puasa hadir menandai retakan imaji sejarah bangsa. Dalam tradisi Islam, ibadah puasa adalah tanda kemenangan; diwajibkan setelah pertempuran Badar, saat pasukan kecil dengan komitmen kebenaran dan keadilan bisa mengalahkan pasukan besar dengan jiwa penindasan dan keangkuhan. Puasa sebagai tanda kemenangan juga mewarnai sejarah bangsa.
Tok Pulau Manis, Ulama dan Sufi Terengganu
Riau Pos, 12 Agu 2012
Tok Pulau Manis atau nama sebenarnya Syeikh Abdul Maalik dilahirkan Kampung Pauh, Hulu Terengganu pada 1060H/1650M, berketurunan Sharif Mohammad, yang berasal dari Baghdad. Menerima pendidikan agama diperingkat awal dari kaum keluarganya sendiri.
Tok Pulau Manis atau nama sebenarnya Syeikh Abdul Maalik dilahirkan Kampung Pauh, Hulu Terengganu pada 1060H/1650M, berketurunan Sharif Mohammad, yang berasal dari Baghdad. Menerima pendidikan agama diperingkat awal dari kaum keluarganya sendiri.
Kamis, 09 Agustus 2012
Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. III*
Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa
Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka
jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Sesuatu yang esensial itulah yang mengubah suatu potensialitas menjadi aktualitas, baik dengan maupun tanpa perantaraan. (Ibnu Sina).
Selalu saja saat mengawali tulisan merasakan bergetar, untuk mengurangi debarannya saya mulai dengan kata pengantar demi meringankannya. Pada awalan ini akan bercerita pertemuan saya dengan tiga ‘orang gila’ (balutan fisiknya begitu); mereka merasuki jantung ini.
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Sesuatu yang esensial itulah yang mengubah suatu potensialitas menjadi aktualitas, baik dengan maupun tanpa perantaraan. (Ibnu Sina).
Selalu saja saat mengawali tulisan merasakan bergetar, untuk mengurangi debarannya saya mulai dengan kata pengantar demi meringankannya. Pada awalan ini akan bercerita pertemuan saya dengan tiga ‘orang gila’ (balutan fisiknya begitu); mereka merasuki jantung ini.
Menenun yang Baru: Suatu Upaya Produksi Teks yang Tidak Selesai
Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/
KALAU mengingat Derrida, tentu tidak sukar menemukan maksud dari judul di atas. Bagi dekonstruksi Derridian, seluruh kehidupan, bergantung kepada teks. Bahkan kredo yang masyhur di belantika filsafat adalah, tidak ada sesuatu pun di luar teks.
http://sastra-indonesia.com/
KALAU mengingat Derrida, tentu tidak sukar menemukan maksud dari judul di atas. Bagi dekonstruksi Derridian, seluruh kehidupan, bergantung kepada teks. Bahkan kredo yang masyhur di belantika filsafat adalah, tidak ada sesuatu pun di luar teks.
Kegelisahan Buah Simalakama Dimas Arika Mihardja
Imron Tohari
BUAH SIMALAKAMA ITU …
: bagi penyair generasi kini
buah simalakama itu, cintaku, terhidang di meja makan
apapun pilihan akan meruahkan masalah dalam pencarian
mata pisau telah diasah sapardi dan dukanya abadi, sementara
keraguan goenawan dan kematian semakin akrab dalam dekap subagio
o amuk kapak sutardji lepas dari tradisi hingga abad berlari bersama afrizal
BUAH SIMALAKAMA ITU …
: bagi penyair generasi kini
buah simalakama itu, cintaku, terhidang di meja makan
apapun pilihan akan meruahkan masalah dalam pencarian
mata pisau telah diasah sapardi dan dukanya abadi, sementara
keraguan goenawan dan kematian semakin akrab dalam dekap subagio
o amuk kapak sutardji lepas dari tradisi hingga abad berlari bersama afrizal
Setahun Pelangi Sastra Malang
Denny Mizhar
__Pelangi Sastra Malang
Pada mulanya adalah pertemuan yang sering terjadi antara saya dan Ragil Supriyanto yang biasa dipanggil Ragil Sukriwul. Saya diajak gabung di Komunitas Mozaik Malang dengan gerak yang merambah dunia seni dan sastra. Tetapi saya belum intens, hanya ketika Mozaik dengan penerbitannya menggarap antologi cerpen yang diberi judul “Pledoi: Pelangi Sastra Malang dalam cerpen” saya dimintanya untuk memegang tanggung jawab di bagian produksi: membantu mencari dana penerbitan hingga buku tersebut terbit pada tahun 2009.
__Pelangi Sastra Malang
Pada mulanya adalah pertemuan yang sering terjadi antara saya dan Ragil Supriyanto yang biasa dipanggil Ragil Sukriwul. Saya diajak gabung di Komunitas Mozaik Malang dengan gerak yang merambah dunia seni dan sastra. Tetapi saya belum intens, hanya ketika Mozaik dengan penerbitannya menggarap antologi cerpen yang diberi judul “Pledoi: Pelangi Sastra Malang dalam cerpen” saya dimintanya untuk memegang tanggung jawab di bagian produksi: membantu mencari dana penerbitan hingga buku tersebut terbit pada tahun 2009.
Kekuatan Sastra Hingga ke Pelaminan
Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/
“Jodoh, Rizqi, Mati, iku mung siji, tapi sewu dalane.”
A. Prolog
Kaidah filsafat Jawa di atas, sepintas ndemel terdengar, tapi akan terus menguntit-ngiang di telinga orang yang serius mendalami filsafat dan apalagi jika hendak menjadikan konsep pemikiran dan laku hidup. Coba fikirkan sejenak! Jodoh dimaksutkan untuk menyebut idiom pertemuan dua hal atau lebih yang saling menguntungkan (simbiosis mutualis).
http://sastra-indonesia.com/
“Jodoh, Rizqi, Mati, iku mung siji, tapi sewu dalane.”
A. Prolog
Kaidah filsafat Jawa di atas, sepintas ndemel terdengar, tapi akan terus menguntit-ngiang di telinga orang yang serius mendalami filsafat dan apalagi jika hendak menjadikan konsep pemikiran dan laku hidup. Coba fikirkan sejenak! Jodoh dimaksutkan untuk menyebut idiom pertemuan dua hal atau lebih yang saling menguntungkan (simbiosis mutualis).
Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. II*
Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa
Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka
jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
"A masterpiece always moves, by definition, in the manner of a ghost" (Jaques Derrida, Spectres of Marx).
Lumayan lama tak
melanjutkan tulisan, terhitung setengah bulan lebih. Kini menginjak
angka 17 nomor saya sukai, bilangannya sama bertanggal kemerdekaan
Republik Indonesia tujuh belas, (Agustus 1945). Setelah membenamkan diri
beberapa masa, membaca ulang membenahi tulisan lama, Alhamdulillah
cara belajar ini mengalami peningkatan. Melodinya sedari awal
terlihat kemajuan, sedeburan gelombang mendedah kesaksian. Ke
pepuncak tertakar, pun lebih sadari kelemahan, juga beberapa temuan
mengecewakan.
Selasa, 07 Agustus 2012
Polemik Kebudayaan Lesbumi
Judul: Lesbumi Strategi Politik Kebudayaan
Penulis: Choirotun Chisaan
Penerbit: LKiS, Yogyakarta
Cetakan: 1 (Maret) 2008
Tebal: 247+XVI Halaman
Peresensi: Matroni *
http://www.nu.or.id/
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) merupakan lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan politik seperti partai Nahdlatul Ulama (NU) saat organisasi itu menjadi partai politik pada 1960-an.
Penulis: Choirotun Chisaan
Penerbit: LKiS, Yogyakarta
Cetakan: 1 (Maret) 2008
Tebal: 247+XVI Halaman
Peresensi: Matroni *
http://www.nu.or.id/
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) merupakan lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan politik seperti partai Nahdlatul Ulama (NU) saat organisasi itu menjadi partai politik pada 1960-an.
Melawan Dehumanisasi Sastra Sutardjian
Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/
“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)
SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual. Bila demikian, kata kunci intelektual akan membawa kita kepada dua hal: yang pertama adalah bagaimana konstruksi sosial di balik teks, sedangkan yang kedua adalah untuk tujuan apakah teks tersebut ditulis. Dalam konteks ini, Nurel Javissyarqi yang memperkarakan sastrawan terkemuka Sutardji Calzoum Bachri dan kritikus sastra Ignas Kleden, menarik untuk diapresiasi.
http://sastra-indonesia.com/
“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)
SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual. Bila demikian, kata kunci intelektual akan membawa kita kepada dua hal: yang pertama adalah bagaimana konstruksi sosial di balik teks, sedangkan yang kedua adalah untuk tujuan apakah teks tersebut ditulis. Dalam konteks ini, Nurel Javissyarqi yang memperkarakan sastrawan terkemuka Sutardji Calzoum Bachri dan kritikus sastra Ignas Kleden, menarik untuk diapresiasi.
Menutup Polemik Kebudayaan…
Sutan Takdir Alisjahbana
http://majalah.tempointeraktif.com/
Berikut ini adalah jawaban untuk tulisan Taufik Abdullah dan Arief Budiman (TEMPO, 24 Mei), Goenawan Mohamad dan Abdurrahman Wahid (TEMPO, 31 Maret), Sutardji Calzoum Bachri dan Umar Kayam (TEMPO, 7 Juni), dan Daoed Joesoef (TEMPO, 14 Juni).
APABILA Taufik Abdullah dalam karangan Kenang, Kenanglah Polemik Kebudayaan menganggap bahwa dalam merumuskan identitas Indonesia dalam Polemik Kebudayaan itu saya adalah ‘anak kandung dari Sumpah Pemuda’, ia meletakkan pertukaran pikiran itu dalam perspektif yang benar. Segala usaha saya seperti menerbitkan Pujangga Baru jelas berpokok pada pikiran Sumpah Pemuda. Pujangga Baru bukan saja berjuang untuk bahasa dan kesusastraan Indonesia, tetapi juga untuk menimbulkan suasana kebudayaan yang melingkupi seluruh Indonesia.
http://majalah.tempointeraktif.com/
Berikut ini adalah jawaban untuk tulisan Taufik Abdullah dan Arief Budiman (TEMPO, 24 Mei), Goenawan Mohamad dan Abdurrahman Wahid (TEMPO, 31 Maret), Sutardji Calzoum Bachri dan Umar Kayam (TEMPO, 7 Juni), dan Daoed Joesoef (TEMPO, 14 Juni).
APABILA Taufik Abdullah dalam karangan Kenang, Kenanglah Polemik Kebudayaan menganggap bahwa dalam merumuskan identitas Indonesia dalam Polemik Kebudayaan itu saya adalah ‘anak kandung dari Sumpah Pemuda’, ia meletakkan pertukaran pikiran itu dalam perspektif yang benar. Segala usaha saya seperti menerbitkan Pujangga Baru jelas berpokok pada pikiran Sumpah Pemuda. Pujangga Baru bukan saja berjuang untuk bahasa dan kesusastraan Indonesia, tetapi juga untuk menimbulkan suasana kebudayaan yang melingkupi seluruh Indonesia.
Sastra Yang Berhulu pada Al-Quran *
Ilham Yusardi
http://padang-today.com/
Setiap malam ke-17 dalam bulan Ramadhan, kita, umat muslim dengan semarak memperingati Nuzul Al-Quran. Pada malam itu, sebagaimana yang telah diterangkan dalam sejarah turunnya Al-Quran, merupakan malam pertama bagi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT, dengan perantara Ruh Kudus, yaitu Malaikat Jibril.
Siapa diantara kita hari ini yang sanggup membayangkan seorang manusia biasa seperti Muhammad SAW bertemu dengan mahkluk gaib malaikat jibril? Muhammad yang waktu itu adalah manusia biasa sebagaimana kita, pun dibuat gemetar, hingga terbit peluh dingin beliau dan menderita demam tinggi.
http://padang-today.com/
Setiap malam ke-17 dalam bulan Ramadhan, kita, umat muslim dengan semarak memperingati Nuzul Al-Quran. Pada malam itu, sebagaimana yang telah diterangkan dalam sejarah turunnya Al-Quran, merupakan malam pertama bagi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT, dengan perantara Ruh Kudus, yaitu Malaikat Jibril.
Siapa diantara kita hari ini yang sanggup membayangkan seorang manusia biasa seperti Muhammad SAW bertemu dengan mahkluk gaib malaikat jibril? Muhammad yang waktu itu adalah manusia biasa sebagaimana kita, pun dibuat gemetar, hingga terbit peluh dingin beliau dan menderita demam tinggi.
Abdul Rauf Singkil, Mualim Penyair Tanah Rencong
Riau Pos, 15 Juli 2012
ABDUL Rauf sebagai mualim, ulama dan pendakwah yang berpengaruh tak bisa disangkal. Arah gagasannya selalu praktis. Sebagai seorang mualim ia selalu menaruh perhatian besar pada murid-muridnya. Karya-karyanya selalu bertolak dari perhatiannya yang demikian itu, yaitu untuk membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik, menasehati mereka supaya tak tertimpa musibah, memperteguh kesalehan mereka dan menghindarkan mereka dari tindakan salah dan tak toleran (A Johns dalam Braginsky, 1998: 474).
ABDUL Rauf sebagai mualim, ulama dan pendakwah yang berpengaruh tak bisa disangkal. Arah gagasannya selalu praktis. Sebagai seorang mualim ia selalu menaruh perhatian besar pada murid-muridnya. Karya-karyanya selalu bertolak dari perhatiannya yang demikian itu, yaitu untuk membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik, menasehati mereka supaya tak tertimpa musibah, memperteguh kesalehan mereka dan menghindarkan mereka dari tindakan salah dan tak toleran (A Johns dalam Braginsky, 1998: 474).
UNDANG-UNDANG MINANGKABAU PUSAKA YANG TERLUPA
Judul : Undang-undang Minangkabau Dalam Perspektif Ulama Sufi
Penulis : Zuriati
Penerbit : Fakultas Sastra Kampus Unand Limau Manis, Cetakan I, 2007
Tebal : xiii+320 halaman
Peresensi : M. Yunis
www.sastraminangkabau.blogspot.com/
Penulis : Zuriati
Penerbit : Fakultas Sastra Kampus Unand Limau Manis, Cetakan I, 2007
Tebal : xiii+320 halaman
Peresensi : M. Yunis
www.sastraminangkabau.blogspot.com/
Sastra Mistik; Antara Syeikh Siti Jenar dan al Hallaj
Bastian Zulyeno
http://ipi2010.blogspot.com/
Sastra mistik atau yang lebih dikenal dengan tasawuf dan irfan adalah salah satu karakteristik dalam sastra Persia. Penyair sufi atau seorang arif yang penyair menghasilkan karya berdasarkan ilmu tasawuf. Di Iran tasawuf tumbuh subur pada abad 10 M yang nampak awal dalam karya Abu Hasal Alkharqani dan Ba Yazid al Busthami, akan tetapi tasawuf dalam bentuk puisi dan syair mulai berkembang dan disempurnakan pada abad 11 oleh penyair Abu Said Aba al Khair di kota Khurasan, propinsi bagian timur laut Iran sekarang. Sastra mistik ini kemudian berkembang pesat melalui tangan penyair-penyair Persia selanjutnya seperti Sanai, Attar dan Jalaluddin Rumi yang mengantarkan sastra mistik Persia ke puncaknya melalui karya besarnya Masnawi Maknawi.
http://ipi2010.blogspot.com/
Sastra mistik atau yang lebih dikenal dengan tasawuf dan irfan adalah salah satu karakteristik dalam sastra Persia. Penyair sufi atau seorang arif yang penyair menghasilkan karya berdasarkan ilmu tasawuf. Di Iran tasawuf tumbuh subur pada abad 10 M yang nampak awal dalam karya Abu Hasal Alkharqani dan Ba Yazid al Busthami, akan tetapi tasawuf dalam bentuk puisi dan syair mulai berkembang dan disempurnakan pada abad 11 oleh penyair Abu Said Aba al Khair di kota Khurasan, propinsi bagian timur laut Iran sekarang. Sastra mistik ini kemudian berkembang pesat melalui tangan penyair-penyair Persia selanjutnya seperti Sanai, Attar dan Jalaluddin Rumi yang mengantarkan sastra mistik Persia ke puncaknya melalui karya besarnya Masnawi Maknawi.
La Galigo, Sastra Epik Islamisasi Bugis
Gusti Grehenson *
http://www.ugm.ac.id/
Karya sastra tidak hanya dinikmati sebagai bentuk dialektik antara teks dan pembacanya. Lebih dari itu, ia menjadi bagian penyampaian kondisi sebuah masyarakat di masa lampau dengan perubahan dari pertemuan kebudayaan. La Galigo ialah salah satu karya sastra teks Bugis kuno berbentuk epik yang ditulis pada abad ke-13. Dari naskah La Galigo ini akhirnya dapat diketahui kondisi pada masa-masa awal masuknya Islam di tanah Bugis. “Sastra La Galigo tidak hanya dinikmati sebagai sastra, tapi juga sebagai sarana islamisasi bagi orang Bugis,” kata dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Andi Muhammad Akhmar, S.S., M.Hum., dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu (5/6).
http://www.ugm.ac.id/
Karya sastra tidak hanya dinikmati sebagai bentuk dialektik antara teks dan pembacanya. Lebih dari itu, ia menjadi bagian penyampaian kondisi sebuah masyarakat di masa lampau dengan perubahan dari pertemuan kebudayaan. La Galigo ialah salah satu karya sastra teks Bugis kuno berbentuk epik yang ditulis pada abad ke-13. Dari naskah La Galigo ini akhirnya dapat diketahui kondisi pada masa-masa awal masuknya Islam di tanah Bugis. “Sastra La Galigo tidak hanya dinikmati sebagai sastra, tapi juga sebagai sarana islamisasi bagi orang Bugis,” kata dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Andi Muhammad Akhmar, S.S., M.Hum., dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu (5/6).
Umatan Wasathon? Iblis dan Yehuwa pun Bertawhid
Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/
Keunggulan Pengajian Padhang mBulan di samping sebagai majlis ilmu juga wahana apreseasi kesenian dalam bentuk apa pun yang siap tampil mengisi acara. Sebut saja Cak Suliadi, seniman asal Nganjuk, pada Padhang mBulan 4 juni 2012, ia mengisi beberapa lagu tradisional Banyuwangi-an sebelum acara. Alunan lagu Gelang Alit (ciptaan Catur) yang diaransemen musik mandolin dan lirik asli Oseng Banyuwangi-an: //wes kelakon, semene lawase //isun yo riko kedani //semunu sun imbangi //mulo riko, kudyangane ati //segoro yo, ono pesisire //sun welas nono batese //wedyang kopi-belung nongko //raino bengi-mung katon nyang riko//.
http://sastra-indonesia.com/
Keunggulan Pengajian Padhang mBulan di samping sebagai majlis ilmu juga wahana apreseasi kesenian dalam bentuk apa pun yang siap tampil mengisi acara. Sebut saja Cak Suliadi, seniman asal Nganjuk, pada Padhang mBulan 4 juni 2012, ia mengisi beberapa lagu tradisional Banyuwangi-an sebelum acara. Alunan lagu Gelang Alit (ciptaan Catur) yang diaransemen musik mandolin dan lirik asli Oseng Banyuwangi-an: //wes kelakon, semene lawase //isun yo riko kedani //semunu sun imbangi //mulo riko, kudyangane ati //segoro yo, ono pesisire //sun welas nono batese //wedyang kopi-belung nongko //raino bengi-mung katon nyang riko//.
Peran Gayatri, Gajah Mada dan Islam Atas Kejayaan Majapahit
Judul Buku: “Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”
Penulis: Earl Drake
Penerbit: Penerbit Ombak, Yogyakarta
Terbitan: Februari 2012
Tebal: xx + 192 halaman
Peresensi: Sufyan al Jawi *
Oase Kompas, 4 Juli 2012
Penulis: Earl Drake
Penerbit: Penerbit Ombak, Yogyakarta
Terbitan: Februari 2012
Tebal: xx + 192 halaman
Peresensi: Sufyan al Jawi *
Oase Kompas, 4 Juli 2012
Sastra Klasik Tak Akan Pernah Lapuk
Evi Melyati
Suara Karya, 4 Agus 2012
Bagi masyarakat jawa, sastra merupakan karya yang tertata apik dalam bahasa yang indah. Tak heran jika sastra jawa klasik tak hanya mengutamakan isi, tetapi keindahan bahasa juga menjadi perhatian sang pujangga. Karya sastra Jawa yang terlahir melalui pengolahan rasa dan laku tapa, disebut sebagai sastra adiluhung atau sastra yang memiliki tingkat apresiasi tinggi.
Suara Karya, 4 Agus 2012
Bagi masyarakat jawa, sastra merupakan karya yang tertata apik dalam bahasa yang indah. Tak heran jika sastra jawa klasik tak hanya mengutamakan isi, tetapi keindahan bahasa juga menjadi perhatian sang pujangga. Karya sastra Jawa yang terlahir melalui pengolahan rasa dan laku tapa, disebut sebagai sastra adiluhung atau sastra yang memiliki tingkat apresiasi tinggi.
Selasih ‘Rang Talu’ Selaguri : Novelis Perempuan Pertama Di Indonesia
Babe Derwan
http://www.rangtalu.net/
Kebanyakan generasi muda Urang Talu – apalagi yang remajanya — boleh jadi tak pernah menyangka kalau kampungnya yang berada di lembah Gunung Talamau dan dikelilingi bebukitan itu, pernah melahirkan tokoh atau pejuang bertaraf nasional. Banyak Rang Talu tak pernah mengenal siapa itu Sariamin, siapa itu Selasih atau Seleguri, dan apa itu Kalau Tak Untung. Apalagi — konon — di sekolah-sekolah, baik di tingkat SMP maupun SMA (era sekarang), baik dalam pelajaran bahasa atau kesusastraan, nama beliau sudah tak pernah disebut-sebut lagi. Maka jangan heran kalau anak-anak sekarnag juga tak pernah tahu bahwa wanita pengarang novel pertama di Indonesia adalah berasal dari kampung kecil mereka, Talu.
http://www.rangtalu.net/
Kebanyakan generasi muda Urang Talu – apalagi yang remajanya — boleh jadi tak pernah menyangka kalau kampungnya yang berada di lembah Gunung Talamau dan dikelilingi bebukitan itu, pernah melahirkan tokoh atau pejuang bertaraf nasional. Banyak Rang Talu tak pernah mengenal siapa itu Sariamin, siapa itu Selasih atau Seleguri, dan apa itu Kalau Tak Untung. Apalagi — konon — di sekolah-sekolah, baik di tingkat SMP maupun SMA (era sekarang), baik dalam pelajaran bahasa atau kesusastraan, nama beliau sudah tak pernah disebut-sebut lagi. Maka jangan heran kalau anak-anak sekarnag juga tak pernah tahu bahwa wanita pengarang novel pertama di Indonesia adalah berasal dari kampung kecil mereka, Talu.
Revitalisasi Pesantren
Muhammad Kosim *
http://www.lampungpost.com/
SEJARAH Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran dan perjuangan pondok pesantren (ponpes). Sejak awal kedatangan Islam pada masa Wali Songo hingga kini pesantren menyumbang jasa tak ternilai bagi Indonesia.
Menelusuri sejarah Islam di Nusantara sejak sekitar 1400 Masehi, peran Wali Songo tak dapat ditinggalkan. Meskipun Wali Songo berhasil mengislamkan sebagian besar Nusantara, setelah periode para wali banyak pemeluk Islam yang keislamannya belum sempurna. Hal ini terlihat dari masih banyaknya umat Islam yang percaya kepada hal-hal berbau mistik animisme dari nenek moyang mereka, meskipun sebenarnya mereka juga rajin salat.
http://www.lampungpost.com/
SEJARAH Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran dan perjuangan pondok pesantren (ponpes). Sejak awal kedatangan Islam pada masa Wali Songo hingga kini pesantren menyumbang jasa tak ternilai bagi Indonesia.
Menelusuri sejarah Islam di Nusantara sejak sekitar 1400 Masehi, peran Wali Songo tak dapat ditinggalkan. Meskipun Wali Songo berhasil mengislamkan sebagian besar Nusantara, setelah periode para wali banyak pemeluk Islam yang keislamannya belum sempurna. Hal ini terlihat dari masih banyaknya umat Islam yang percaya kepada hal-hal berbau mistik animisme dari nenek moyang mereka, meskipun sebenarnya mereka juga rajin salat.
Gemuruh Buku ’’Proses Kreatif’’
Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 8 Juli 2012
‘’Creativity means believing you have greatness – Kreativitas merupakan indikasi bahwa kau (manusia) memang memiliki keunggulan yang luar biasa’’. (Dr Wayne W Dyer)
DALAM satu dasawarsa terakhir, industri buku di Indonesia diramaikan dengan hadirnya buku-buku ‘proses kreatif’ yang merupakan sebiji terobosan unik sekaligus menggelitik dalam menggayuh minat pembaca. Bagaimana tidak? Dengan menggubah buku bertajuk ‘proses kreatif’, pengarang berusaha menyuguhkan kiat terbaik dalam rangka menggapai hasil yang diidamkan. Tak ayal, berbondong-bondonglah orang-orang –terutama kaum peminat keserbainstanan– menyambar dan mengunyah lahap-lahap nutrisi yang dijanjikan.
Riau Pos, 8 Juli 2012
‘’Creativity means believing you have greatness – Kreativitas merupakan indikasi bahwa kau (manusia) memang memiliki keunggulan yang luar biasa’’. (Dr Wayne W Dyer)
DALAM satu dasawarsa terakhir, industri buku di Indonesia diramaikan dengan hadirnya buku-buku ‘proses kreatif’ yang merupakan sebiji terobosan unik sekaligus menggelitik dalam menggayuh minat pembaca. Bagaimana tidak? Dengan menggubah buku bertajuk ‘proses kreatif’, pengarang berusaha menyuguhkan kiat terbaik dalam rangka menggapai hasil yang diidamkan. Tak ayal, berbondong-bondonglah orang-orang –terutama kaum peminat keserbainstanan– menyambar dan mengunyah lahap-lahap nutrisi yang dijanjikan.
Identifikasi Babad ”Banyuarang” Dalam (Cerita Rakyat)
Agus Sulton
_Radar Mojokerto, 29 Juli 2012
Banyuarang adalah sebuah desa masuk dalam kecamatan Ngoro Jombang. Awalnya, sebelum tahun 1922 desa Banyuarang terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Banyuarang, dusun Balungbiru, dan dusun Sumberagung. Ditahun berikutnya desa Banyuarang menjadi enam dusun, yaitu Banyuarang, Balungbiru, Sumberagung, Plemahan, Ketanen, dan Kuncung. Desa ini sebagian penduduknya hidup dari bertani, sisanya sebagai pedagang, pegawai, industri rumahan dan sebagainya.
_Radar Mojokerto, 29 Juli 2012
Banyuarang adalah sebuah desa masuk dalam kecamatan Ngoro Jombang. Awalnya, sebelum tahun 1922 desa Banyuarang terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Banyuarang, dusun Balungbiru, dan dusun Sumberagung. Ditahun berikutnya desa Banyuarang menjadi enam dusun, yaitu Banyuarang, Balungbiru, Sumberagung, Plemahan, Ketanen, dan Kuncung. Desa ini sebagian penduduknya hidup dari bertani, sisanya sebagai pedagang, pegawai, industri rumahan dan sebagainya.
Pesantren dan Pendidikan Moral Bangsa
Imam Nur Suharno, SPd, MPdI
_Harian umum Pelita
ADA beberapa indikator yang digunakan untuk melihat kualitas moral kehidupan suatu bangsa. Menurut Thomas Lickona (1992) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa.
Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, ketidakjujuran yang membudaya. Ketiga, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin. Keempat, pengaruh per group terhadap tindakan kekerasan. Kelima, meningkatnya kecurigaan dan kebencian.
_Harian umum Pelita
ADA beberapa indikator yang digunakan untuk melihat kualitas moral kehidupan suatu bangsa. Menurut Thomas Lickona (1992) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa.
Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, ketidakjujuran yang membudaya. Ketiga, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin. Keempat, pengaruh per group terhadap tindakan kekerasan. Kelima, meningkatnya kecurigaan dan kebencian.
Rangka Sastra dan Sejarah dalam Selubung Rivalitas Anak-Ayah
Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 29 Juli 2012
DALAM disipilin sastra dan sejarah, perselisihan antara anak dan ayah selalu menarik dan menggelitik untuk dijelmakan sebagai bahan kajian. Anak dituntut mematuhi serta menyesuaikan diri dengan hal-hal di lingkungan sekitar. Adapun ayah adalah seseorang yang bertugas melindungi buah hati dari hal-hal yang dapat mengganggu kondisi fisik sekaligus jiwanya. Namun, dalam beberapa kisah, tersebutlah pertentangan antara anak dengan ayah, baik dalam urusan remeh-temeh sekalipun, hingga yang berskala besar, semisal ideologi dan kepercayaan. Tak ayal, hal ini mengantar para pembaca untuk mengernyitkan dahi sambil menelurkan beragam pertanyaan di kepala.
Riau Pos, 29 Juli 2012
DALAM disipilin sastra dan sejarah, perselisihan antara anak dan ayah selalu menarik dan menggelitik untuk dijelmakan sebagai bahan kajian. Anak dituntut mematuhi serta menyesuaikan diri dengan hal-hal di lingkungan sekitar. Adapun ayah adalah seseorang yang bertugas melindungi buah hati dari hal-hal yang dapat mengganggu kondisi fisik sekaligus jiwanya. Namun, dalam beberapa kisah, tersebutlah pertentangan antara anak dengan ayah, baik dalam urusan remeh-temeh sekalipun, hingga yang berskala besar, semisal ideologi dan kepercayaan. Tak ayal, hal ini mengantar para pembaca untuk mengernyitkan dahi sambil menelurkan beragam pertanyaan di kepala.
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez