Rabu, 19 Desember 2012

Pemikiran Santri Kota

Judul Buku: Gejolak Santri Kota Aktivis Muda NU Merambah Jalan Lain
Penulis : Mochamad Sodik
Penerbit: Tiara Wacana Yogyakarta
Cetakan I: Agustus 2000
Tebal: (xv + 169) halaman
Peresensi: Sutejo
Kompas,  17 Nov 2000

ANAK muda bagi suatu bangsa adalah harapan. Anak muda penuh kreativitas, inovasi, daya kritis, dan aneka karakter dinamis lainnya; ibarat permata perubahan. Dinamika anak muda karenanya, adalah potret indah sebuah hari esok. Begitu membaca buku Gejolak Santri Kota, sampailah pada progresif  kita pada hal macam itu.

Buku ini, merupakan hasil tesis magister Mochamad Sodik di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang mendeskripsikan gerakan pemikiran kelompok anak muda di lingkaran Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), wadah anak muda NU yang progresif, penuh kritik dan “pergolakan pemikiran”.

Pola aktivitas anak muda ini mengingatkan kita akan Lingkaran Diskusi “Limited Group” tahun 1967-1972 yang melibatkan Dawam Rahardjo, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Mukti Ali (muda). Bedanya, “Limited Group” lahir dari rahim Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sedangkan LKiS lahir dari rahim Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Boleh jadi, keduanya menjadi semacam sayap perubahan dari sebuah “ormas” Islam.

“Liberalisasi” pemikiran anak muda NU, tampaknya diilhami oleh refleksi dan aktivitas KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gerakan nonpolitik NU lewat tangan Gus Dur dengan Khitah tahun 1926-nya, menjadikan gerakan nonpolitik Angkatan Muda NU (AMNU)/LKiS ke dalam “pola” gerakan yang “sama”.

Persemaian intelektualnya terbentuk oleh gesekan dan kajian-kajian inklusif berkaitan dengan tema-tema keagamaan, ilmu sosial, nilai-nilai universal kemanusiaan yang lebih merujuk pada “aras bawah” kehidupan. Dan, hal ini tentu berbeda dengan aktivitas NU yang lebih merujuk pada “aras atas” (narasi tentang dosa, surga-neraka, dan akhirat).
***

LINTAS komunitas, tampaknya, menjadikan komunitas anak muda tersebut menjadi inklusif. Mereka bebas “bergaul” dan “berkaji” dengan cendekiawan non-Muslim macam Romo JB Banawiratna, kemudian Th Sumartana, Emanuel Subangun, Ignas Kleden, dan sebagainya. Terlebih juga dengan cendekiawan di lingkungan Muslim semacam Abdurrahman Wahid, Mohamad Sobary, Said Agil Siradj, Mohtar Mas’ud, dan lain-lain.

Anak muda ini pun tak alergi “bergesek gagas” dengan tokoh asing macam Robert W Hefner, Bruinessen, Andree Feilard, Greg Barton, Takashi Shiraishi, Paul Stange, Gerry van Klinken, Herbert Feith, Greg Fealy, Harold Crouch, Mona Abaza, Nelly van Dorn, dan Nasr Abu Zayd. Aktivitas anak muda ini semakin progresif, menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga nonpemerintah macam LBH, P3M, Lakpesdam NU, LP3ES, YLBHI, AJI, PKGMNU, dan kelompok kajian “164”.
***

LEWAT aktivitas anak muda ini, sebuah “otokritik tajam” lahir, berkaitan dengan persoalan “Aswaja”. Ketika NU berpegang pada madzhab, berarti hukum Islam (fikih) logikanya harus berpegang pada empat mujtahid (Maliki, Hambali, Syafi’i, dan Hanafi).

Kenyataannya, NU lebih condong ke Syafi’i sehingga NU sering dicap sebagai fanatisme Syafi’i (hlm. 86). Padahal, konsep keberpihakan pada keempat mazhab ini, dilandasi pemikiran bahwa secara teoritis NU dapat memiliki keleluasaan menerapkan kebijakan jami’iyahnya untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul, sehingga tidak kaku terhadap berbagai alternatif dari mazhab yang ada.

Bermazhab, tulisnya, bukanlah menelan mentah-mentah pendapat mujtahid, tetapi terlebih dahulu melalui proses kajian, meneliti, dan bahkan mempertimbangkan dengan kondisi setempat. Demikian juga, dengan aktivitas istinbat. Istinbat, yang merujuk pada ijtihad mutlak di NU boleh dibilang “asing”, yang terjadi adalah kerja bahtzul mazail yang kemudian melahirkan ijma’.

Kritik baru terhadap taklid, misalnya, tulis Mochamad Sodik, mengedepankan bagaimana taklid “seharusnya” yang diartikan menjadi “mengikuti manhaf” (metode), yang kemudian populer dengan istilah manhajul-fikri (metode berpikir)-nya. Hal demikian, tambahnya, akan memungkinkan untuk lebih fleksibel.
Pada tahun 1984, cara pandang demikian kental dikritisi oleh Gus Dur dan Masdar F Mas’udi; yang kemudian dapat diterima pada Munas NU di Lampung pada tahun 1992.

Oleh karena itulah, cara taklid baru ini yang menjadi cara pikir baru yang boleh jadi akan memberikan warna pada perkembangan NU ke depan. Formulasi baru inilah, akhirnya mengisyaratkan sekian parameter: (i) selalu diupayakan interpretasi ulang dalam mengkaji teks-teks fikih untuk mencari konteks baru, (ii) makna bermazhab secara tekstual (mazhab qault) ke bermazhab secara metodologis (mazhab manhaji); (iii) verifikasi mendasar mana ajaran yang pokok (uslul) dan mana yang cabang (furu’); (iv) fikih dihadirkan sebagai etika sosial, bukan sebagai hukum positif negara, dan (v) pengenalan metodologi pemikiran filosofis terutama dalam masalah budaya dan sosial (hlm. 100).
***

BUKU yang membicarakan aktivitas anak muda seperti itu boleh dibilang relatif langka. Terlebih jika menyangkut studi dan kajian progresifnya. Untuk itulah, Gejolak Santri Kota ini menjadi menarik untuk dikritisi. Terlebih, kalangan NU yang haus akan perubahan.

Sebagai sebuah buku yang mengkritisi jejak aktivitas anak muda NU (semacam runutan antropologis) dan dihasilkan melalui “proses ilmiah” di pascasarjana UGM; maka pantas menjadi wacana dalam “tradisi pemikiran” kalangan NU utamanya, dan pada generasi muda Indonesia umumnya.

Dalam sampul buku itu tampaknya sepasang kelompen (bakiak) tercecer dalam posisi menuju ke arah pembacanya. Rupanya sang pemilik sudah melupakan alas kaki itu, atau memang sudah ganti alas kaki, karena jalan lain tidak mungkin ditapaki dengan alas kaki tersebut.

Akhirnya, di sinilah urgensi buku kecil ini mengambil peran: pemberontakan pemikiran dan reinterpretasi ulang terhadap kemapanan pemikiran NU. Gerakan dan pembaharuan dengan representasi AMNU LKIS menawarkan semacam pemikiran “individualisme” dalam pengertian Berger dan Luckman, yakni individual autonomy, atau yang disebut oleh Leonard Binder dengan Islamic Liberalisme (hlm. 119).

Buku ini menjadi semacam otokritik bagi NU, dan sekaligus tempat bersemai harap pada generasi muda NU yang lebih berdaya di masa datang. Karena itu, siapa pun yang berminat mengetahui gerak dinamis anak-anak muda NU, sudah sepantasnya tidak melewatkan buku ini.

*) Sutedjo, Ketua Umum ISNU Cabang Ponorogo/mahasiswa pascasarjana UNS Surakarta.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/12/pemikiran-santri-kota/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez