Selasa, 08 Juni 2021

Sastrawan Jawa Timur, Soal Cybersastra, dan Cybersastra Jawa

Viddy AD Daery
sinarharapan.co.id
 
Sebenarnya, sejak dulu sampai kini, sastrawan Jatim yang mempunyai nama di tingkat nasional cukup banyak, misalnya: D. Zawawi Imron, Budi Darma, Akhudiat, Suparto Broto, juga sastrawan mudanya yang berkibar di banyak media massa Jakarta hari-hari ini, seperti S. Yoga, M. Shoim Anwar, Viddy AD Daery, Sirikit Syah, Denny Tri Aryanti, Indra Tjahyadi, Mashuri dan banyak lagi. Belum lagi beberapa sastrawan dengan status aneh dan unik, misalnya Sihar Ramses Simatupang, yang berdarah Batak kelahiran Jakarta tetapi lama hidup dan berkarya di Jatim. “Sastrawan Jatim” dengan status unik semacam ini sudah lama bisa dirunut sejarah produktivitasnya, seperti juga Gerson Poyk, Julius Sijaranamual, Hasan Bisri BFC, Medy Lukito, Yudhiswara Pontianak dan sebagainya.
 
Tetapi antargenerasi sastrawan Jatim itu secara formal jarang bertemu muka, selain saling baca nama dan karya di koran dan atau majalah Jakarta dan Surabaya, karena forum resmi yang pernah ada, seperti Festival Puisi PPIA yang pernah berjaya dari tahun 70-an sudah mampus di tahun-tahun akhir 90-an.
 
“Temu Sastrawan Jawa Timur” (TSJT) di Kampung Seni Bagus Putu Parto di desa Gogodeso, tepi sungai Brantas, Lodaya, Blitar 19-21 Juli 2003 berlangsung meriah dan mendapat sambutan dari berbagai kelompok sastrawan Jatim karena dianggap “pertemuan silaturahmi” yang pertama setelah “Pertemuan Sastrawan Jatim 1983” di Ambunten, Sumenep, Madura pada 15-16 Oktober 1983, dan tentu karena mampusnya Festival Puisi PPIA, sebab pemerintah Amerika Serikat menyetop dana seni budaya untuk Indonesia.
 
Toh, pada TSJT itu, sastrawan “alumni” Pertemuan Sumenep yang hadir hanya tiga orang, yakni D.Zawawi Imron, Viddy AD Daery dan Jill Kalaran. Sedang peserta lainnya, kebanyakan adalah “generasi dahulu” yang “belum masuk pergaulan seniman” di zaman PSJ Sumenep, plus generasi sekarang yang di zaman PSJ Sumenep mereka belum ada, karena masih usia TK atau paling tua, usia SMA.
 
Sebagian (hampir separuh) alumnus Sumenep memang sudah menghadap Tuhan, seperti misalnya Amang Rahman, Wiwik Hidayat, Krishna Mustajab, Pomo Martadi, OH Supono, Mohammad Ali, Gatut Kusumo, bahkan Aryono Chandra yang masih muda, yakni berusia di bawah 40 tahun.
 
Sebagian lagi, karena mereka yang “nyeniman” di zaman Sumenep, kini tidak lagi aktif bergaul di kalangan seni, seperti Joko Suud Sukahar yang kini menjadi pemred sebuah koran mistik, Sutanto Supiadhy yang kini menjadi pengacara, yang lainnya ada yang menjadi pengusaha, politikus, “akrobatis kehidupan” maupun “badut”.
 
Generasi Baru
 
Dengan demikian, sebagian besar peserta TSJT Blitar adalah generasi baru sastra Indonesia (termasuk Jawa, Osing dan Madura) yang masih berusia 20-an sampai 30-an, namun sudah cukup diperhitungkan di tingkat nasional, seperti misalnya: Mashuri, Denny Tri Aryanti yang menjadi primadona, Indra Tjahyadi, Ribut Wiyoto, Bonari Nabonenar, M.Shoim Anwar, Bagus Putu Parto, Narko Sudrun, Trinil, Susmono Sandi Asmoro, Widodo Basuki, Leres Budi Santoso, Sirikit Syah, Winarti Juliet Vennin, M. Tauhid Supratman, Kuswinarto Yaqin Saja, Tjahyono Widiyanto dan Tjahyono Widarmanto (Kembar Group) dan sebagainya.
 
Generasi tua yang sudi hadir dan memberi ruh pertemuan TSJT adalah DR Setya Yuwana Sudikan, DR Ayu Sutarto, Suparto Broto, Max Arifin, Wawan Setyawan & Nyonya, RM Yunani Prawiranegara, Djayus Pete, Soya Herawati SWD, Lenon Machali , Beni Setia , Suharmono K dan beberapa lagi.
 
Dengan hadir dan bersatunya generasi tua, generasi tengah dan generasi muda, maka TSJT berlangsung “sambung-sinambung” dari masa ke masa , dan karena ruang istirahat dibikin menyatu dalam satu ruangan “bale sigolo-golo”, maka pertemuan antargenerasi itu berlangsung akrab dan saling “ngangsu kawruh” antargenerasi.
 
Persoalan Sastra Cyber
 
Meskipun demikian, silaturahmi itu agak terganggu justru di forum diskusi resmi yang berlangsung di kebun belakang Rumah Seni Bagus Putu Parto, karena rata-rata para pembicara (selain Winarti yang datang dari dan membacakan makalah mengenai “sastra cyber”) adalah pembicara yang kurang menyadari kehadiran teknologi internet dan implikasinya terhadap sastra, termasuk hadirnya generasi sastrawan internet (cyber).
 
Para pembicara itu yang rata-rata ingin “menulis peta sastra Jawa Timur” dari masa ke masa, tidak ada satu pun yang membahas situasi terkini/mutakhir sastra yang diwarnai kehadiran sastrawan cyber, yakni sastrawan yang sebagian besar langsung mempubliksikan karyanya di internet tanpa sekalipun bersinggungan dengan media cetak, kecuali segelintir saja.
 
Karena itu, para sastrawan internet yang cukup banyak hadir, langsung memprotes para pembicara dan diskusi akhirnya rata-rata cukup panas hanya oleh permasalahan sastra internet.
 
Ini menunjukkan, bahwa masih banyak (bahkan di negara maju sekalipun) sastrawan mapan yang kurang peduli akan kehadiran teknologi internet, padahal dengan adanya internet, bisa menyebabkan terobosan publikasi, karena karya sastranya bisa dipublikasikan ke seluruh dunia dengan cara yang amat mudah.
 
Memang ada beberapa pembicara yang sudah mengakui keberadaan sastrawan internet, tetapi sekaligus menjustifikasi bahwa sastra internet bermutu sampah, masih lebih bagus mutu karya sastra yang dimuat di media cetak, karena sudah melalui uji kelayakan penilaian beberapa anggota tim redaksi.
 
Maka diskusi pun memanas lagi, karena soal penilaian mutu atau tidak bermutu pun kini dianggap sudah tidak relevan lagi, di zaman “posmo” dan “culturel studies” sudah melanda dan melembaga di seantero dunia, di mana aliran itu menganggap semua karya kreatif manusia pasti bermutu dalam arti kontekstual terhadap konteks karya itu dan lingkungannya. Contoh kecil saja, MTV yang dianggap barometer musik pop juga sudah mengakui dangdut dan membuat acara “MTV Salam Dangdut”.
 
Selain riuh rendahnya perdebatan sastra internet, acara yang pada mulanya dimaksudkan untuk membicarakan juga nasib dan perkembangan sastra daerah, yang di Jawa Timur justru tumbuh menggembirakan dengan adanya generasi baru sastrawan daerah yang menulis dalam bahasa etnisnya masing-masing, yakni sastra Madura modern, sastra Osing (Banyuwangi) modern dan juga sastra Jawa modern yang tumbuh paling semarak di Jatim, dalam pertemuan itu jadi kurang tuntas dibicarakan, apalagi karena beberapa pembicara utama yang akan membahas sastra etnis banyak yang tidak hadir.
 
Bahkan salah satu usulan agar “Sebuah lembaga yang peduli sastra etnis di Jatim” segera membuat program “mengkursus para sastrawan etnis agar melek internet” dan kalau perlu membuat website “Cybersastra Etnis/Daerah” yang agak mengemuka di diskusi tahap pertama, akhirnya tidak ada yang menggubris lagi.
 
Hal itu disesalkan oleh para sastrawan daerah dan pemerhati sastra daerah, sehingga banyak yang mengusulkan diadakannya pertemuan semacam itu sekali lagi atau beberapa kali lagi dengan cara arisan, dengan memilih daerah yang unik serta pemdanya perduli dan mau menyumbang dana.
 
Ini memang persoalan khas Indonesia yang pemerintahnya cuek bebek karena lebih sibuk merampok kekayaan negara, sehingga rakyat termasuk sastrawan harus memperjuangkan nasib mereka sendiri, dengan napas tersengal-sengal dan harapan yang kembang-kempis.
 
Buktinya pertemuan Blitar itu sudah diangankan selama 20 tahun, sejak berakhirnya Pertemuan Sumenep tahun 1983 yang lampau.
 
Berbeda dengan di Malaysia misalnya, yang seluruh ornamen pemerintah (pusat maupun negara bagian) membantu sepenuhnya pertemuan sastra budaya yang secara rutin diorganisasikan oleh GAPENA, sebuah LSM plat merah yang hampir sebulan sekali menyelenggarakan acara sastra budaya tingkat regional, nasional maupun internasional di seluruh sudut wilayah Malaysia.
***

*) Penulis adalah sastrawan, pelukis dan sutradara film-tv. http://sastra-indonesia.com/2009/12/sastrawan-jawa-timur-soal-cybersastra-dan-cybersastra-jawa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez