Kamis, 29 Agustus 2019

Menulis Untuk Apa Saja; Belajar dari Aguk Irawan MN

Mustami’ tanpa Nama

Ternyata, menulis bisa digunakan untuk apa saja. Saat hadir di Majelis Halaqah Quraniyah Akbar di Asrama Hidayatul Quran PP Darul Ulum Rejoso, Sabtu (21/10), sastrawan Dr Aguk Irawan MN menjelaskan alasannya pertama kali menulis. “Saya menulis untuk membaca,” paparnya.

Aguk kemudian bercerita bahwa saat mondok di Langitan merasa sangat bosan dengan banyaknya pelajaran menghafal. Kebosanan itu membuatnya sulit menghafal. “Imriti saja saya tidak hafal sampai tuntas.”

Di tengah kebosanan itulah dia secara tidak sengaja menemukan novel karya Buya Hamka dan Pramoedya Ananta Toer. “Saya menemukan gairah kembali ketika membaca karya sastra,” ungkapnya. Padahal saat itu, buku-buku karya sastra sangat jarang di pesantren.

Ketika melanjutkan kuliah di Al Azhar Mesir, dia kembali bertemu pelajaran-pelajaran menghafal yang membosankan. Dia pun kembali mencari pelampiasan dengan membaca buku-buku sastra. “Agar semakin semangat membaca, akhirnya saya putuskan menulis,” tuturnya. Jadi saya ini menulis untuk membaca, lanjutnya.

Sebab jika tidak membaca, dia tidak punya inspirasi untuk ditulis. Dia pun akhirnya memutuskan menerjemahkan karya-karya sastra dalam Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Ini membuatnya semakin menguasai Bahasa Arab. Juga semakin banyak inspirasi. “Saya bela-belani buka-buka kamus dan tanya kesana kemari,” paparnya.

Sampai sekarang, Aguk sepertinya keranjingan membaca. Novel-novelnya banyak mencantumkan data dan referensi. “Asal ada data, nulis novel biografi siapapun saya bisa,” ucapnya saat jagongan usai halaqah di rumah Dr KH Afifuddin Dimyati, pengasuh Asrama Hidayatul Quran.

Setahu saya, dia sudah menulis tiga biografi yang sangat bagus. Sang Penakluk Badai yakni biografi KH Hasyim Asy’ari yang segera difilmkan. Juga ada novel biografi KH Abdul Wahid Hasyim. Novel biografi Gus Dur-nya sempat dibedah saat pameran pada Muktamar NU 2015 di Tebuireng. Kala itu yang jadi pembanding, seniornya di Al Azhar yang juga penulis produktif, Zuhairi Misrawi.

Aguk juga sudah menulis novel kisah cinta Gus Dur dan Ibu Sinta Nuriyah. Judulnya Buku, Bunga dan Cinta. Gus Dur rupanya sangat romantis. Sering mengirimkan bunga kepada Bu Sinta. Bunga itu diselipkan dalam buku. Baik saat mondok di Tambakberas maupun setelah tinggal di Mesir, Irak dan Eropa. Saat di Tambakberas, bunga itu diselipkan dalam kitab kuning. Sampai saat ini, bunga-bunga itu masih disimpan dengan rapi oleh Bu Sinta.

Sampai di sini saya membatin, berarti orang-orang besar itu memang romantis. Presiden Soekarno kan sangat terkenal romantisnya. Dalam kitab Fathul Izar disebutkan, tidak akan memuliakan perempuan kecuali orang-orang mulia. Tidak akan menghinakan perempuan kecuali orang-orang yang hina.

“Novel kisah cinta Gus Dur dan Bu Sinta ini sudah saya tulis dan dicetak, namun dilarang beredar,” kenang Aguk sedih. Setelah dicetak, Bu Sinta bermimpi berulangkali dimarahi Gus Dur. Bunga yang diberikan kok ditaruh di halaman. Mimpi itu ditafsirkan sebagai larangan mengedarkan buku tersebut. Akhirnya, semua buku dibeli sendiri oleh Bu Sinta dan tidak diedarkan.

Manfaat Menulis

Aguk cerita, dia memasukkan banyak hikmah dari kitab Alhikam ke dalam novel-novel yang ditulisnya. Harapannya, pembaca bisa menangkap pesan hikmah tersebut setelah membaca. Aguk lalu mengutip Imam Suyuti yang telah menulis setidaknya 700 kitab. Imam Suyuti mengatakan, dia khawatir di akhirat nanti tak ada satupun yang membelanya. Makanya dia terus menulis dengan harapan setiap huruf yang ditulis kelak menjadi pembelanya di akhirat.

Menulis bagi Aguk juga merupakan cara bertahan hidup. “Demi sesuap nasi,” ucapnya dengan nada bercanda. Salah satu novelnya ada yang telah dikontrak production house untuk difilmkan senilai Rp 600 juta. Ada juga yang Rp 500 juta. “Yang Rp 500 juta ini tidak saya pakai sama sekali. Saya gunakan membangun pondok di rumah,” akunya.

Aguk sangat produktif menulis. Dalam waktu seminggu dia bisa menyelesaikan novel 800 halaman. Novel 300 halaman bisa dia selesaikan dua hari. Kuncinya, dia menyediakan waktu khusus menulis. “Biasanya pukul 05.00-08.00 sudah dapat 30 halaman.”

Setelah membaca dua jam, dia biasanya bisa menulis satu jam. “Kadang juga membaca tiga jam, menulis empat jam,” ungkapnya. Jadi kalau menulis tetap didampingi buku bacaan. Pernah suatu ketika, dia bosan ikut seminar. Akhirnya, waktu lima hari seminar lebih banyak dia habiskan di kamar untuk menulis. “’Lumayan dapat satu buku.” Selain di komputer atau laptop, dia juga menulis di HP.

Menurutnya, apapun bisa menjadi bahan tulisan. Termasuk kisah yang dialami temannya. Dia sempat membuat novel yang mengangkat kisah temannya sesama mahasiswa Al Azhar. Temannya ini sangat cinta mati dengan seorang perempuan. Saking gendengnya, ketika takbir shalat, dia menyebut nama gadis tersebut.

Begitu novel itu beredar, suami si perempuan itu mendatanginya. Karena kebetulan juga sama-sama kuliah di Mesir. Si suami ini paham jika yang ditulis itu kisah yang melibatkan istrinya. Walaupun nama-namanya disamarkan. Si suami itu lantas memborong novel tersebut. “Saya cetak lagi,” ucap Aguk lantas tertawa.

Dari novel-novel yang ditulis Aguk, banyak orang yang disebutkannya terinspirasi. Contohnya novel Haji Back Packer yang mengisahkan seseorang yang bertobat dari berbagai maksiat dengan cara mengikuti mimpinya berangkat haji jalan kaki lewat jalur darat tanpa bekal. “Hamim anak Pekalongan meniru perjalanannya dan benar-benar sampai di Mekkah dalam waktu satu tahun dua bulan,” paparnya. Rute-rute yang dilalui tokoh dalam novel itu memang berdasarkan hasil analisis peta yang melibatkan tim. Jadi benar-benar akurat dan bisa ditiru.

Dari novel Air Mata Surga, kata Aguk, ada ratusan pembaca yang mengirimkan email kepadanya menghaturkan terima kasih. Setelah membaca novel itu, dia tidak jadi bercerai. “Ada juga yang terima kasih karena tidak jadi poligami,” paparnya.

Apa yang dikatakan Aguk bisa jadi memang benar. Malam itu, Aguk membawa empat judul novelnya dan saya membeli seluruhnya. Setelah membaca novel kisah TKW di Arab, saya langsung berdoa, semoga keluarga dan keturunan saya serta semua orang Islam tidak ada yang menjadi TKW di Arab.

Namun sayang, novel yang berjudul Air Mata Surga malam itu tidak ada. Padahal istri saya, paling senang kalau saya baca novel yang kesimpulannya kalau bisa jangan poligami, hehe.

https://pwnujatim.or.id/menulis-untuk-apa-saja-belajar-dari-aguk-irawan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez