Jumat, 26 Juli 2013

Membaca ”Buku Berat”

Masduri
Riau Pos, 2 Juni 2013

SEKITAR dua bulan yang lalu saya berkesempatan berkunjung pada salah satu penerbit di Yogyakarta. Karyawan penerbit itu banyak mengeluhkan problem pemasaran karena buku-buku terbitannya kurang banyak diminati pembeli. Minimnya minat pembeli bukan karena buku terbitannya tidak berkualitas, namun karena buku-buku terbitannya membuat dahi berkerut saat membacanya. Buku-buku tersebut biasanya sering disebut ‘buku berat’. Berat bukan karena jumlah halamannya banyak. Tetapi karena saat membacanya kita perlu konsentrasi penuh. Kadang untuk memahaminya dengan baik, butuh waktu lama dalam membacanya. Bahkan perlu dibaca berulang-ulang. Buku jenis ini sering disebut buku ilmiah.

Karyawan penerbit buku itu juga secara terbuka menyampaikan bahwa minimnya minat pembeli terhadap buku-buku terbitannya, karena sekarang ini banyak penerbit yang menerbitkan buku-buku panduan (haw to), seperti buku tips cepat sukses, kiat memperoleh beasiswa, motivasi hidup, atau pula buku-buku novel, catatan harian, dan sejenisnya. Buku jenis ini sering disebut ‘buku ringan’. Lagi-lagi ringan bukan karena jumlah halamannya sedikit, tetapi untuk memahami buku jenis ini kita tidak perlu mengerutkan dahi. Membaca buku jenis ini bisa dijadikan sebagai hiburan diri. Bisa pula dibacanya saat sambil melakukan aktivitas lain. Singkatnya, buku ini sangat ringan sekali cara kita membacanya. Karena pembahasannya tidak jelimet. Sederhana, mudah, dan praktis.

Kerisauan yang disampaikan salah satu karyawan penerbit buku itu, bukan sekedar persoalan buku-buku terbitannya tidak laku di pasaran. Namun, lebih dari itu ia juga sempat menjelaskan tentang nasib generasi masa depan Indonesia. Kekhawatiran itu lantaran sekarang sangat minim sekali pelajar atau mahasiswa, termasuk juga guru dan dosen, yang suka membaca ‘buku berat’ itu. Hampir semuanya sekarang lebih suka membaca buku-buku haw to dan novel. Sebab buku-buku jenis ringan ini lebih mudah dibacanya. Untuk menamatkan satu buku tidak butuh berhari-hari, dalam hitungan jam pun bisa selesai. Tetapi kandungan pengetahuan dalam ‘buku-buku ringan’ ini sangat minim sekali. Berbeda dengan buku-buku ilmiah, kandungan pengetahuannya sangat banyak sekali. Bahkan dalam semua paragraf sarat dengan kandungan pengetahuan.

Jika bangsa kita jarang membaca buku-buku yang sarat dengan pengetahuan, tentu ancaman kemajuan bangsa Indonesia semakin nyata. Bacaaan-bacaan yang sarat dengan pengetahuan itu akan mengantarkan pembacanya menjadi intelektual mapan dengan daya kritis yang tinggi. Sehingga mampu membaca beragam problem kebangsaan secara baik dan benar sesuai dengan spesifkasi keilmuan yang dimlikinya. Kita butuh pakar dalam segala bidang keilmuan, agar mampu memajukan semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Menjadi negara maju dan berkeadaban butuh banyak intelektual mapan yang mampu menggerakkan bangsanya agar selalu bekerja untuk kemaslahatan bersama. Untuk mencapai itu, tentu butuh anak-anak bangsa yang merelakan dirinya membaca buku-buku sarat pengetahuan berjam-jam.

Selama ini bangsa kita masih termasuk negara dengan minat baca yang sangat minim. Masyarakat Indonesia lebih suka mencari informasi lewat televisi dan radio ketimbang buku atau media baca lainnya. Laporan bank Dunia no.16369-IND (Education in Indonesi from Crisis to Recovery) menyebutkan bahwa tingkat membaca usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya mampu meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan Singapura (74,0). Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5 persen. Sedangkan yang menonton televisi 85,9 persen dan mendengarkan radio 40,3 persen.

Yang lebih menyedihkan, dari penelitian yang dilakukan Center for Social Marketing (CSM) tahun 2006, perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, Indonesia mendapat poin nol. Perbandingannya, di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku. Pada Tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya minat baca di Indonesia sangat buruk, yakni 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi).

Pun di tahun 2012, Indonesia berada pada posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk di dalamnya kebutuhan pendidikan, kesehatan dan melek huruf. Indonesia sebagai negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. Minimnya minat baca ini menjadi keperihatinan mendalam, ditambah lagi buku bacaan mereka tidak sarat dengan pengetahuan. Artinya, dari jumlah hasil penelitian terhadap minat baca masyarakat Indonesia yang sangat minim itu, buku-buku yang dibaca itu pun tidak sarat dengan pengetahuan. Masyarakat Indonesia sangat jarang membaca buku-buku ilmiah. Kesukaran dalam memahami buku-buku itu menjadi kendala utama, sehingga bangsa kita banyak beralih bacaan pada buku-buku ringan yang tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan.

Akibatnya, banyak sekarang penerbit yang mencoba menyesuaikan dengan minat pembeli. Penerbit yang biasanya menerbitkan ‘buku berat’ sekarang mulai sedikit menyesuaikan dengan selera pasar, dengan menyederhanakan bahasa buku itu agar tidak terlalu sulit pembeli untuk memahaminya, atau bahkan ada pula yang sudah berubah bidikan, jika dulu terbitannya ‘buku-buku berat’, namun karena selera pasar sekarang berubah, mereka juga ikut-ikutan menerbitkan ‘buku ringan’, seperti buku-buku haw to dan novel. Sehingga sekarang jarang ‘buku-buku berat’ beredar di pasaran. Hampir semuanya ‘buku-buku ringan’.

Saya di sini, tidak mengatakan bahwa buku-buku how to atau novel tidak berkualitas, namun buku-buku jenis ini tidak sarat dengan pengetahuan. Kita bisa banyak mendapatkan tips dan hikmah hidup dari membaca buku-buku itu. Tetapi kiranya tidak cukup jika bangsa kita ingin maju hanya dengan membaca buku-buku haw to dan novel, kita perlu lagi memperbanyak bacaan buku-buku ilmiah dan hasil penelitan yang sarat ilmu pengetahuan, agar daya kritis dan kemampuan menganalisa persoalan semakin tajam. Bangsa-bangsa maju di dunia, memiliki banyak hasil penelitian ilmiah. Sedangkan di Indonesia berdasar data Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), hingga saat ini jumlah jurnal ilmiah (cetak) di Indonesia hanya sekitar 7.000 buah. Dari jumlah itu hanya 4.000 jurnal yang masih terbit secara rutin. Bukti lain dari hasil penelitian Journal and Country Rank pada 2011, selama kurun waktu 1996-2010 Indonesia memiliki 13.047 jurnal ilmiah. Dari 236 negara Indonesia berada di posisi ke-64, jauh di bawah negara tetangga Malaysia dan Thailand yang masing-masing telah memiliki 55.211 jurnal ilmiah dan 58.931 jurnal ilmiah.

Penelitian itu hanya menyangkut jurnal-jurnal yang ada di Indonesia. Belum lagi jika kita melakukan penelitian terkait jumlah buku-buku ilmiah, tentu juga sangat minim. Oleh karena itu, sebagai genarasi masa depan bangsa, kita mestinya tidak hanya rajin membaca buku-buku haw to dan novel, tetapi juga harus memperbanyak membaca buku-buku ilmiah yang sarat pengetahuan. Bagaimanapun, membaca buku-buku ilmiah itu menjadi prasarat penting untuk menjadi negara maju. Negara-negara maju di dunia memiliki minat baca yang tinggi, bukan hanya membaca ‘buku-buku ringan’, tetapi juga ‘buku-buku berat’. ‘Buku-buku berat’ membuka cakrawala berpikir kita menjadi semakin kritis dan maju.

*) Masduri, Aktivis Gerakan IAIN Sunan Ampel Menulis (GISAM) Fakultas Ushuluddin dan Pustakawan Pesantren Mahasiswa (PesMa) IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/06/membaca-buku-berat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez