Jumat, 23 Maret 2012

Membaca Pemikiran Terbaik Cak Nur

Hotnida Novita Sary*
http://www.sinarharapan.co.id/

Penampilannya sederhana. Ia senang berkemeja lengan pendek. Cita-cita masa kecilnya menjadi seorang masinis kereta api. Keyakinan bahwa kebenaran memiliki kekuatannya sendiri untuk membela begitu kuat terpancar dalam setiap pemikiran dan sikapnya.

Rangkaian kalimat itu menjadi awal pengenalan penulis tentang tokoh ini kepada pembaca buku. Nurcholish Madjid—yang diinterpretasikan dalam buku ini sebagai Sang Begawan terkesan bersahaja. Begitu singkat, tetapi mendalam sekaligus menggugah rasa penasaran untuk menggali lebih dalam “wasiat” yang diwariskannya untuk generasi muda.

Kesan mendalam juga dirasakan Solichin (penyusun) dengan Nurcholish Madjid saat perjumpaan pertamanya. Ini terlihat dalam sepenggal kalimat berikut.

Saya bertemu dan berjabat tangan erat-erat dengan Nurcholish Madjid. Penampilannya bersahaja tetapi sorot matanya tajam, santun tutur bahasanya. Saya simpati pada pandangan pertama…(Hlm 4). Mungkin saja perkenalan sederhana itu yang menggelitiknya untuk menulis dan menyusun buku yang memiliki rentang waktu sangat lama ini.

Hubungan yang dekat antara penyusun dengan Sang Begawan bukanlah terbatas karena kedekatan di internal organisasi HMI yang mereka lakukan bersama, tetapi dekat dalam hubungan personal. Dicatat dalam buku ini, bagaimana penyusun dan Nurcholish Madjid atau Cak Nur bersahabat tanpa cacat.

Persahabatan yang erat itu berlanjut dengan diskusi-diskusi mengenai masalah kehidupan berbangsa dan bernegara hingga urusan falsafah hidup. Keduanya aktif dalam HMI di mana Cak Nur menjabat sebagai Ketua PBHMI pada periode 1966–1969, sedangkan penyusun menjabat sebagai wakil ketua.

Kosmopolitan, Terbuka, dan Toleran

Banyak hal yang “dijajakan” dalam buku ini, mulai dari peradaban manusia yang mencakup peradaban Yunani, Islam, Barat, sampai Nusantara; landasan membangun peradaban; hingga pesan-pesan Sang Begawan untuk HMI, umat Islam, bangsa Indonesia; hingga wawasan untuk maju ke depan. Namun setidaknya, penulis melihat tiga hal pokok yang menjadi inti pemikiran Cak Nur: kosmopolitan, terbuka, dan toleransi.

Bagi Sang Begawan, kini umat Islam telah jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Ia berkeyakinan untuk mengejar ketertinggalan itu, umat Islam dapat mengubah sikap dan berperilaku kosmopolitan, terbuka, dan toleran. Baginya, sikap-sikap ini akan membangkitkan kembali etos keilmuan guna menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di segala bidang (hlm 154–155).

Namun, bukannya berperilaku kosmopolitan (berwawasan dan pengetahuan luas [KBBI, 537]), umat Islam kini justru bersikap parokialistik (berwawasan sempit) dan jauh dari semangat kosmopolitan.

Sikap ini terlihat dari sikap-sikap menolak yang tidak berasal dari kalangan mereka sendiri karena anggapan paling benar, dan yang lain luar adalah salah (hlm 156). Sikap parokialisme dan fanatisme tersebut akan menghalangi kaum muslim mengejar ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain di bidang iptek.

Padahal, semangat kosmopolitanisme dan universalisme diajarkan Nabi Muhammad SAW yang kemudian dipraktikkan oleh umat Islam klasik. Pada zaman Islam klasik, memang terdapat percekcokan intelektual, namun tidak pernah menyeret sikap-sikap parokialistik bahkan sikap anti-ilmu seperti yang menggejala pada kelompok tertentu muslim masa kini.

Nurcholish Madjid menyadari pula bahwa ciri khas zaman ini adalah teknikalisme dan sikap modern dalam kehidupan sosial-politik. Rupanya bagi Nurcholish Madjid, menjadi “Islam” berarti menempatkan posisi umat Islam menjadi penengah dan saksi di antara sesama manusia di dunia, karena posisi orang Islam ditempatkan sebagai golongan moderator atau mediator, serta penengah.

Seorang muslim tidak boleh bersikap ekstrem atau memihak terlalu jauh, namun harus berorientasi pada kebenaran. Sikap inklusivisme ini pada akhirnya tidak hanya baik pada umat Islam, tetapi juga semua golongan dalam masyarakat (hlm 162).

Menurut catatan Cak Nur, lahirnya toleransi dalam sejarah Islam bersamaan dengan lahirnya agama Islam itu sendiri. Ia menyatakan, sikap tidak toleranlah yang pada akhirnya menjadi penyebab kemunduran peradaban umat Islam.

Menurutnya, sikap-sikap fanatik pada mahzab atau golongan sendirilah yang menyebabkan mundurnya sebuah peradaban. Ia menilai dalam tradisi ilmiah, perbedaan pendapat adalah hal biasa yang bisa menjadi sarana kemajuan iptek.

Membaca Wasiat Sang Begawan berarti membaca sebuah masterpiece pemikiran Cak Nur. Intisari pemikiran Cak Nuh disajikan begitu apik dan runtut, tidak berat serta sistematis.

Tak hanya soal pemikiran dan gagasannya mengenai umat Islam, Indonesia, dan sosial masyarakat, latar belakang sejarah perkembangan peradaban di berbagai pusat kebudayaan dunia pun disajikan di bagian awal buku ini.

Walapun agak membosankan karena penjelasan yang terlalu panjang dan bertele-tele, setidaknya penulis mendapat nilai dan pengetahuan mengenai pusat kebudayaan tersebut dari perspektif baru dan berbeda.

Namun sayang, buku yang bermuatan kebaikan ini tidak didukung dengan penyuntingan yang baik. Beberapa kali, misalnya, penulis menemukan kata-kata yang ditulis tidak cermat sesuai bahasa yang baik dan benar. Ini bisa penulis jumpai di antaranya paska-kolonial (hlm xxv), memperkerjakan (hlm 15), mensyiratkan (hlm 19), ditaklukan (hlm 28), serta merubah (hlm 154).

Wasiat Sang Begawan adalah buku yang baik dibaca, bukan hanya oleh umat Islam sebagai pokok gagasan buku ini, tetapi juga bagi non-Islam. Umat Islam tidak hanya dapat bernostalgia mengenai kejayaan zaman Islam klasik, namun juga mengambil nilai-nilai yang tepat dilakukan di masa kini.

Di lain sudut, umat non-Islam dapat memahami nilai-nilai Islam sesungguhnya yang sering tertutup selubung berita-berita kekerasan, fanatisme, bahkan terorisme. Sungguh kosmopolitan yang indah.

Judul Buku : Wasiat Sang Begawan: Pesan-pesan Nurcholish Madjid
Penyusun : Solichin dan Arief Khumaidi
Penerbit : Sinergi Persadatama Foundation
Cetakan I : Desember 2011
Jumlah Halaman : xlii, 381

/28.01.2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez