Rabu, 09 November 2011

Menimbang Sejarah dan Ajaran Tarekat

Judul buku : Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf
Penulis : K.H. A. Aziz Masyhuri
Cet. I : Juli 2011
Tebal : xx+ 338 halaman (termasuk daftar pustaka)
Penerbit : IMTIYAZ Surabaya
Peresensi : Yusuf Suharto
http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/

Buku berjudul Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf ini adalah salah satu karya penting Kiai Abdul Aziz Masyhuri dalam kajian tentang tarekat setelah bukunya Permasalahan Thariqah Hasil Kesepakatan Muktamar dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama 1957-2005 diterbitkan pada 2006 lalu.
Kiai Aziz terhitung sebagai kiai pesantren yang sangat produktif. Dalam buku berbahasa Indonesia yang ditulisnya terhitung ada 95 judul dari berbagai bidang ilmu. Dalam bahasa Arab, ikhtisarnya terhitung ada 21 judul, buku yang diedit dan disuntingnya ada 15 judul, sedangkan buku terjemahannya terhitung ada 7 judul.

Mengawali buku tentang aliran-aliran tarekat ini dinyatakan oleh Kiai Aziz bahwa Tarekat secara etimologis bermakna antara lain jalan, cara, metode, haluan, tiang teduhan. Sedangkan menurut istilah tasawuf berarti perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan. Dalam kitab Jami’ al-Ushul fi al-Awliya’ tarekat bermakna laku tertentu bagi orang-orang yang menempuh jalan kepada Allah, berupa memutus atau meninggalkan tempat-tempat hunian dan naik ke maqom atau tempat-tempat mulia. Menurut al-Jurjany dalam al-Ta’rifat tarekat adalah metode khusus yang dipakai oleh salik menuju Allah melalui tahapan-tahapan atau maqamat. (hal. 1-2).

Istilah tarekat terkadang kemudian digunakan untuk menyebut suatu pembimbingan pribadi dan perilaku yang dilakukan oleh seorang mursyid kepada muridnya. Pengertian terakhir inilah yang lebih banyak banyak difahami oleh banyak kalangan ketika mendengar kata tarekat (hal. 2).

Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian. Pertama, ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi yang ditandai dengan adanya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah (hal. 2).

Mengutip kitab Maraqi al-‘Ubudiyah dikatakan bahwa tarekat bermakna melaksanakan kewajiban dan kesunnahan, meninggalkan larangan, menghindari perbuatan mubah yang tidak bermanfaat, sangat berhati-hati dalam menjaga diri dari syubhat, apalagi dari keharaman, sebagaimana orang yang wara’I, dan menjalani riyadlah, misalnya beribadah sunat pada malam hari, berpuasa sunat, dan tidak mengucapkan kata-kata yang tanpa guna. (dalam buku, Permasalahan Thariqah Hasil Kesepakatan Muktamar dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama 1957-2005, suntingan KH. A. Aziz Masyhuri)

Buku yang ditulis K.H. Abdul Aziz Masyhuri, seorang ulama pesantren yang mantan Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ini menggunakan pendekatan wacana atas sejarah dan pengalaman bertarekat dari 22 tarekat dunia yang sebagian berkembang di Indonesia.

Sebagai kiai pesantren dan orang yang banyak terlibat dalam kegiatan bahtsul masail Nahdlatul Ulama, tentu saja menjadi dapat dimaklum, bahwa tarekat yang dituliskannya ini hanya mengambarkan tarekat yang diakui kemuktabarannya oleh Nahdlatul Ulama. Kiai yang dijuluki Martin van Brunessen seorang ahli Belanda pengamat NU dan Tarekat, sebagai Kiai Ahli Dokumentasi ini menyebut ada 43 atau 44 tarekat yang diakui Nahdlatul Ulama sebagai tarekat yang muktabar.

Sayang sekali, Kiai Aziz tidak memberikan alasan kenapa memilih 22 aliran tarekat, yang kenyataannya tidak semua dari 22 itu berkembang luas di Indonesia. Ke 22 tarekat yang ditulis dalam bukunya tersebut yaitu Tarekat Alawiyah, Aidrusiyah, Badawiyah, Chistiyah, Dasuqiyah, Ghazaliyah, Haddadiyah, Idrisiyah, Khalwatiyah, Malamathiyah, Maulawiyah, Naqsyabandiyah, Naqsabandiyah Haqqaniyah, Qadiriyah, Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Rifa’iyah, Samaniyah, Sanusiyah, Suhrawardiyah, Syadziliyah, Syathariyah, Dan Tijaniyah. Namun barangkali alasan yang mungkin melandasi penulisan 22 tarekat itu adalah karena kepopulerannya atau telah tersebar luas di dunia Islam. Atau juga mungkin, Kiai Aziz masih berkehendak menuliskan jilid satunya, sembari menyiapakan jilid atau edisi lanjutan.

Namun, jika merujuk pada kemuktabaran tarekat sebagaimana ditetapkan dalam Nahdlatul Ulama, semestinya dilihat dari daftar ke 22 tarekat tersebut, jumlah yang pas adalah 21, bukan 22 tarekat. Karena Naqsabandiyah Haqqaniyah termasuk dalam aliran tarekat Naqsabandiyah. Pelabelan Haqqaniyah dalam daftar tarekat muktabar tidak dihitung. Namun maksud dicantumkannya Haqqaniyah dapat kita ketahui setelah Kiai Aziz membahas aliran tarekat ini.

Sebagai orang luar yang sekedar mengamati penulis agak kaget, karena ternyata tarekat Naqsabandiyah Haqqaniyah yang dihitung tersendiri oleh pengasuh al-aziziyah Denanyar ini ternyata dalam buku ini setelah dipuji tentang sejarah hidup pendirinya, yaitu Syaikh Nadhim Haqqani dan muridnya, Syaikh Hisyam Qabbani, kemudian dikritik dengan mengutip pandangan mufti Lebanon sebagai tarekat yang terputus sanadnya dan dinyatakan sesat. Dikatakan oleh Kiai Aziz dalam fasal bukunya di bawah judul Catatan Penting tentang Syaikh Nadzim Haqqani dan Syaikh Hisyam Qabbani “Syaikh Nadzim, yang menyebut dirinya dengan “al-Haqqani”, seorang berkebangsaan Cyprus yang pernah dideportasi dari Lebanon atas perintah Mufti Lebanon pada waktu itu, Syaikh Hasan Khalid, dan dikecam karena kesesatannya oleh mufti Tripoli Lebanon; Thaha ash-Shabunji sebagaimana dikutip oleh majalah al-Afkar, Beirut, edisi 898, November 1999……..mata rantai tarekat yang dibawa keduanya berasal dari seseorang yang bernama Abdullah Faiz Ad-Daghistani yang tinggal di Damaskus, padahal mufti Negara Daghisthan Sayyid Ahmad ibn Sulayman Darwisy Hajiyu mengatakan dalam surat yang diterbitkan oleh al-Idarah Ad-Diniyah Li Muslimi Daghisthan, bahwa mata rantai tarekat yang dibawa oleh Abdullah Ad-daghisthani tidaklah bersambung alias maqthu’ dan tarekat yang ia bawa adalah sesat (172-173).

Dicontohkan oleh Kiai Aziz kesesatan-kesesatan yang dilakukan oleh guru Syaikh Nadzim Haqqani, yaitu Syaikh Abdullah Ad-Daghistani dalam Washiyyah Mursyid az-zaman wa Ghauts al-Anam pada halaman 12, “Seandainya seorang kafir membaca surah al-Fatihah walaupun sekali seumur hidup, maka dia tidak akan keluar dari dunia ini kecuali memperoleh sebagian dari ‘inayah’ (pertolongan) tersebut, karena Allah tidak membedakan orang kafir, fasiq, mu’min, ataupun muslim, semuanya sama.”

Di samping memaparkan sejarah lengkap, kontroversi-kontroversi beberapa tarekat dalam pandangan Nahdlatul Ulama, buku ini secara memadai juga memaparkan pendefinisian tarekat, kemunculan golongan zuhud, sejarah perkembangan tarekat, ajaran khusus dan umum tarekat, dan berbagai ajaran-ajaran dalam tarekat yang diletakkan dalam bab pertama. Kemudian memaparkan karakteristik tarekat sufi, komposisi tarekat sufi, dan tata cara bertarekat dalam bab kedua. Kemudian menjelaskan pada bab ketiga tentang berbagai aliran tarekat yang dua puluh dua.

Ke depan rasanya kita harus menunggu karya kiai ahli dokumentasi ini untuk melengkapi ke 44 tareat secara keseluruhan bahkan juga tarekat atau yang khas Indonesia, misalnya Shalawat Wahidiyyah yang berpusat di Kediri dan Ngoro Jombang dan Shiddiqiyyah yang berpusat di Ploso Jombang yang pula diikuti sebagian nahdliyyin.

Buku ini menjadi lebih berbobot di samping isinya yang padat dengan jumlah halaman 323, juga karena diberi pengantar oleh tiga orang otoritatif, yaitu Ra’is Am Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah, Habib Muhammad Luthfie bin Ali bin Yahya, Ketua Umum PBNU, Dr. KH. Said Aqiel Siradj, M.A., dan Guru Besar Studi Perbandingan Masyarakat Muslim Kontemporer, Universitas Utrecht Belanda, Martin Van Bruinessen. (dimuat di www.nu.or.id dan majalah AULA edisi September 2011).

*) Penulis adalah Sekretaris Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Jombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez