Judul buku : Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf
Penulis : K.H. A. Aziz Masyhuri
Cet. I : Juli 2011
Tebal : xx+ 338 halaman (termasuk daftar pustaka)
Penerbit : IMTIYAZ Surabaya
Peresensi : Yusuf Suharto
http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/
Buku berjudul Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf ini adalah salah satu karya penting Kiai Abdul Aziz Masyhuri dalam kajian tentang tarekat setelah bukunya Permasalahan Thariqah Hasil Kesepakatan Muktamar dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama 1957-2005 diterbitkan pada 2006 lalu.
Kiai Aziz terhitung sebagai kiai pesantren yang sangat produktif. Dalam buku berbahasa Indonesia yang ditulisnya terhitung ada 95 judul dari berbagai bidang ilmu. Dalam bahasa Arab, ikhtisarnya terhitung ada 21 judul, buku yang diedit dan disuntingnya ada 15 judul, sedangkan buku terjemahannya terhitung ada 7 judul.
Mengawali buku tentang aliran-aliran tarekat ini dinyatakan oleh Kiai Aziz bahwa Tarekat secara etimologis bermakna antara lain jalan, cara, metode, haluan, tiang teduhan. Sedangkan menurut istilah tasawuf berarti perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan. Dalam kitab Jami’ al-Ushul fi al-Awliya’ tarekat bermakna laku tertentu bagi orang-orang yang menempuh jalan kepada Allah, berupa memutus atau meninggalkan tempat-tempat hunian dan naik ke maqom atau tempat-tempat mulia. Menurut al-Jurjany dalam al-Ta’rifat tarekat adalah metode khusus yang dipakai oleh salik menuju Allah melalui tahapan-tahapan atau maqamat. (hal. 1-2).
Istilah tarekat terkadang kemudian digunakan untuk menyebut suatu pembimbingan pribadi dan perilaku yang dilakukan oleh seorang mursyid kepada muridnya. Pengertian terakhir inilah yang lebih banyak banyak difahami oleh banyak kalangan ketika mendengar kata tarekat (hal. 2).
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian. Pertama, ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi yang ditandai dengan adanya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah (hal. 2).
Mengutip kitab Maraqi al-‘Ubudiyah dikatakan bahwa tarekat bermakna melaksanakan kewajiban dan kesunnahan, meninggalkan larangan, menghindari perbuatan mubah yang tidak bermanfaat, sangat berhati-hati dalam menjaga diri dari syubhat, apalagi dari keharaman, sebagaimana orang yang wara’I, dan menjalani riyadlah, misalnya beribadah sunat pada malam hari, berpuasa sunat, dan tidak mengucapkan kata-kata yang tanpa guna. (dalam buku, Permasalahan Thariqah Hasil Kesepakatan Muktamar dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama 1957-2005, suntingan KH. A. Aziz Masyhuri)
Buku yang ditulis K.H. Abdul Aziz Masyhuri, seorang ulama pesantren yang mantan Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ini menggunakan pendekatan wacana atas sejarah dan pengalaman bertarekat dari 22 tarekat dunia yang sebagian berkembang di Indonesia.
Sebagai kiai pesantren dan orang yang banyak terlibat dalam kegiatan bahtsul masail Nahdlatul Ulama, tentu saja menjadi dapat dimaklum, bahwa tarekat yang dituliskannya ini hanya mengambarkan tarekat yang diakui kemuktabarannya oleh Nahdlatul Ulama. Kiai yang dijuluki Martin van Brunessen seorang ahli Belanda pengamat NU dan Tarekat, sebagai Kiai Ahli Dokumentasi ini menyebut ada 43 atau 44 tarekat yang diakui Nahdlatul Ulama sebagai tarekat yang muktabar.
Sayang sekali, Kiai Aziz tidak memberikan alasan kenapa memilih 22 aliran tarekat, yang kenyataannya tidak semua dari 22 itu berkembang luas di Indonesia. Ke 22 tarekat yang ditulis dalam bukunya tersebut yaitu Tarekat Alawiyah, Aidrusiyah, Badawiyah, Chistiyah, Dasuqiyah, Ghazaliyah, Haddadiyah, Idrisiyah, Khalwatiyah, Malamathiyah, Maulawiyah, Naqsyabandiyah, Naqsabandiyah Haqqaniyah, Qadiriyah, Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Rifa’iyah, Samaniyah, Sanusiyah, Suhrawardiyah, Syadziliyah, Syathariyah, Dan Tijaniyah. Namun barangkali alasan yang mungkin melandasi penulisan 22 tarekat itu adalah karena kepopulerannya atau telah tersebar luas di dunia Islam. Atau juga mungkin, Kiai Aziz masih berkehendak menuliskan jilid satunya, sembari menyiapakan jilid atau edisi lanjutan.
Namun, jika merujuk pada kemuktabaran tarekat sebagaimana ditetapkan dalam Nahdlatul Ulama, semestinya dilihat dari daftar ke 22 tarekat tersebut, jumlah yang pas adalah 21, bukan 22 tarekat. Karena Naqsabandiyah Haqqaniyah termasuk dalam aliran tarekat Naqsabandiyah. Pelabelan Haqqaniyah dalam daftar tarekat muktabar tidak dihitung. Namun maksud dicantumkannya Haqqaniyah dapat kita ketahui setelah Kiai Aziz membahas aliran tarekat ini.
Sebagai orang luar yang sekedar mengamati penulis agak kaget, karena ternyata tarekat Naqsabandiyah Haqqaniyah yang dihitung tersendiri oleh pengasuh al-aziziyah Denanyar ini ternyata dalam buku ini setelah dipuji tentang sejarah hidup pendirinya, yaitu Syaikh Nadhim Haqqani dan muridnya, Syaikh Hisyam Qabbani, kemudian dikritik dengan mengutip pandangan mufti Lebanon sebagai tarekat yang terputus sanadnya dan dinyatakan sesat. Dikatakan oleh Kiai Aziz dalam fasal bukunya di bawah judul Catatan Penting tentang Syaikh Nadzim Haqqani dan Syaikh Hisyam Qabbani “Syaikh Nadzim, yang menyebut dirinya dengan “al-Haqqani”, seorang berkebangsaan Cyprus yang pernah dideportasi dari Lebanon atas perintah Mufti Lebanon pada waktu itu, Syaikh Hasan Khalid, dan dikecam karena kesesatannya oleh mufti Tripoli Lebanon; Thaha ash-Shabunji sebagaimana dikutip oleh majalah al-Afkar, Beirut, edisi 898, November 1999……..mata rantai tarekat yang dibawa keduanya berasal dari seseorang yang bernama Abdullah Faiz Ad-Daghistani yang tinggal di Damaskus, padahal mufti Negara Daghisthan Sayyid Ahmad ibn Sulayman Darwisy Hajiyu mengatakan dalam surat yang diterbitkan oleh al-Idarah Ad-Diniyah Li Muslimi Daghisthan, bahwa mata rantai tarekat yang dibawa oleh Abdullah Ad-daghisthani tidaklah bersambung alias maqthu’ dan tarekat yang ia bawa adalah sesat (172-173).
Dicontohkan oleh Kiai Aziz kesesatan-kesesatan yang dilakukan oleh guru Syaikh Nadzim Haqqani, yaitu Syaikh Abdullah Ad-Daghistani dalam Washiyyah Mursyid az-zaman wa Ghauts al-Anam pada halaman 12, “Seandainya seorang kafir membaca surah al-Fatihah walaupun sekali seumur hidup, maka dia tidak akan keluar dari dunia ini kecuali memperoleh sebagian dari ‘inayah’ (pertolongan) tersebut, karena Allah tidak membedakan orang kafir, fasiq, mu’min, ataupun muslim, semuanya sama.”
Di samping memaparkan sejarah lengkap, kontroversi-kontroversi beberapa tarekat dalam pandangan Nahdlatul Ulama, buku ini secara memadai juga memaparkan pendefinisian tarekat, kemunculan golongan zuhud, sejarah perkembangan tarekat, ajaran khusus dan umum tarekat, dan berbagai ajaran-ajaran dalam tarekat yang diletakkan dalam bab pertama. Kemudian memaparkan karakteristik tarekat sufi, komposisi tarekat sufi, dan tata cara bertarekat dalam bab kedua. Kemudian menjelaskan pada bab ketiga tentang berbagai aliran tarekat yang dua puluh dua.
Ke depan rasanya kita harus menunggu karya kiai ahli dokumentasi ini untuk melengkapi ke 44 tareat secara keseluruhan bahkan juga tarekat atau yang khas Indonesia, misalnya Shalawat Wahidiyyah yang berpusat di Kediri dan Ngoro Jombang dan Shiddiqiyyah yang berpusat di Ploso Jombang yang pula diikuti sebagian nahdliyyin.
Buku ini menjadi lebih berbobot di samping isinya yang padat dengan jumlah halaman 323, juga karena diberi pengantar oleh tiga orang otoritatif, yaitu Ra’is Am Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah, Habib Muhammad Luthfie bin Ali bin Yahya, Ketua Umum PBNU, Dr. KH. Said Aqiel Siradj, M.A., dan Guru Besar Studi Perbandingan Masyarakat Muslim Kontemporer, Universitas Utrecht Belanda, Martin Van Bruinessen. (dimuat di www.nu.or.id dan majalah AULA edisi September 2011).
*) Penulis adalah Sekretaris Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Jombang.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar