Kamis, 07 Juli 2011

Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (V)

Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

V
Ada beberapa mantra Jawa mengadopsi nilai ajaran Islam, salah satunya lewar, malah mengotori ruhaniah kedalamannya, semisal ajian kulhu sungsang, diambil dari surat Al-Ikhlas, tapi diputarbalikkan hingga jempalitan tak tentu arah.

Mantra-mantra berdaya ruhani rendah yang paras auranya merah, mudah dipelajari karena menghamba jin atau manunggaling kawulo jin; bentuk-bentuk penyimpangan dari ajaran murni yang sengaja dirombak demi pamor berbalik. Biasanya dipakai para dukun yang tidak bertanggung jawab.
Apa jadinya jika Sutardji dalam mantra-mantranya memutar-balik bahasa sekenanya hingga makna jungkir-balik tidak punya kandungan isi, kecuali hembusan mendat-mentul tak berdaya filosofinya. Terlena gagasan keblinger membebaskan kata yang berniat awalnya mengeramatkan bahasa Indonesia lewat mantra malah meracuni jika dibaca anak didik belum faham udelnya pun sudah. Semisal sajaknya Shang Hai.

SHANG___________________________HAI


ping diatas pong
pong diatas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
kutakpunya ping
kutakpunya pong
pinggir ping kumau pong
tak tak bilang ping
pinggir pong kumau ping
tak tak bilang pong
sembilu jarakMu merancap nyaring

(1973/Sutardji Calzoum Bahri, dari buku O Amuk Kapak, tiga kumpulan sajak).

Jika tak hendak keramatkan bahasa, lantas apa yang digagas sekadar membebaskan kata-kata sebebas-bebasnya dan orang baru menulis huruf, dapatlah membuat puisi segayanya. Apakah kredonya tak menjerumuskan umat ke jurang jahiliah, kreativitas pembodohan?
***

Secara umum, ilmu kebatinan (Prof. Dr. Koentjaraningra, memasukkan ini di bab Sistem Religi dan Ilmu Gaib), pada pengetahuanku, terkelompok menjelma tiga gunung keyakinan, tiga belahan benang atau tiga pilar; putih, merah, dan hitam.

Pertama; Para nabi, rasul, wali, dan orang-orang diberkati. Dalam kitab A’maar Al Anbiyaa’, dituliskan Jihad Muhammad Hujjaj, penerbit Maktabah Al Imam Al Manshurah-Kairo, diterjemahkan Team Azzam, Cendekia Sentra Muslim 2004, tertulis: “Para nabi berjumlah 124 ribu sedangkan rasul 313, seperti tertera pada hadist yang diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari, dalam Kitab Al Bidayah wa An-Nihayah, hal 535”.

Jumlah tersebut termasuk para nabi, para rasul yang terketahui, dan mungkin saja di antaranya Siddhartha, Tao Te Ching, serta kaum pengikut ikhlas menjalani ajaran-ajarannya. Tuhan menganugerahi keutamaan perbuatannya sejenis mukjizat, ilmu pengetahuan berlimpah tetap melingkupi hukum kausalitas pun keajaiban yang muncul ternalar, juga tak menjerumus pada sikap angkuh pula tamak. Mereka dinaungi hawa sesejuk salju tidak sembarangan, tidak sembrono tapi penuh perhitungan. Teguran-Nya cepat menyadarkan balik ke jalan keselamatan, di samping banyak yang gagal mencapai derajat itu, dan angka-angka di atas wallahualam bissawab.

Kedua; Syaman atau shaman (syamanisme semisal upacara sanghiyang dedari di Pulau Bali), praktek perdukunan, jinjangraja, pedande, pendeta, orang-orang alim (berilmu kanuragan, sikep, pelet atau mahabbah). Kehendak mereka merapalkan mantra untuk memohon Yang Kuasa, tapi lantaran disusupi niatan kurang baik sewujud keduniawian, biasanya dirasuki kekuatan kurang terpuji, semisal jin. Tidakkah kita ketahui, sebaik-baiknya bangsa jin ialah seburuk-buruknya manusia.

Mereka berangkat dari tirakat tapabrata-berpuasa yang abaikan ritus-ritus syariat serta menampakkan wujud kelebihan atau ditonjolkan hingga membuat kagum orang, karena hasil terperoleh seolah-olah dari perhitungan alamiah. Biasanya tidak merugikan orang lain, sekadar mempermudah kelancaran hasrat, tapi ujung-ujungnya kurang baik, kalau tak dilambari watak kasih sayang tulus.

Ketiga; Ilmu hitam seperti mantra mengundang roh gentayangan, arwah nenek moyang berwatak buruk, begejil, wewegombel, kuntilanak/matianak dan sebangsanya. Mereka diundang lewat pembakaran dupa-kemenyan disertai komat-kamitnya mulut bermantra. Yang awal rapalannya berasal bisikan jin (setan) ke telinga-telinga para dukun tak pernah menyucikan jiwanya bersifat wes asih lemah lembut, tapi berangasan terhanyut nafsu belaka.

Tanda orang memperdalam keilmuan ini, matanya merah seperti dalam keadaan mabuk, pundaknya memberat, telinganya panas, mudah marah, dan serampangan. Jika berwatak cerdik, akan menutupi dengan kepura-puraan merendahkan diri, padahal di hatinya angkuh luar biasa, pun kata-katanya ganjil sulit ditangkap, seolah ngelindur tiada pijakan. Kalau ditanyakan ulang, ia segera beralih perhatian.
***

Ibarat gelombang, tiga sinyal tersebut dirasai semua insan, khususnya kaum pemikir juga yang dikaruniahi indra tajam, dengan naik-turun derajat sesuai amal perbuatan serta pantulan sekeliling. Pun gelombang mantra saling bertaut nan berbenturan (pengertian mantra di sini membiak, bisa sebenarnya, krentekan hati, berpikir keras, dan keserupaan lain bersimpan aura pancaran keyakinan), di samping roh pepohon, gunung-gemunung keseluruhan alam bertautan silang-saling mencahayai-menggelapkan.

Para penyair seperti kaum pemikir lain, sejarahwan, filsuf, para hamba menyetiai lakunya ditujukan demi beribadah, ditinggi-rendahkan derajatnya di dunia pun alam lebih. Percepatan naik-turunnya gelombang itu sebolak-baliknya hati dibenturkan goda, diringkus bujuk rayu, ditaburi serpihan cahaya kesadaran malaikat Ruhaniyyuun.

Begitulah manusia dalam kehidupan serbaterbatas tempat-waktu, senantiasa berkeadaan rapuh, goyah, waswas laksana sandiwara; lakon pewayangan telah ditentukan alur ceritanya. Hanya yang ingat waspada dalam keikhlasan juga corak dipertajam kesungguhan tirakat, ikhtiarnya memperjelas wajah ombak berkecenderungan ke mana terdekat, sedari ketiga benang tersebut.

Ketiga pegunungan besar itu sejatinya berasal dua cabang, Ibnu Arabi menyebutkan dari satu “pohon kejadian” dalam kitab Syajaratul-Kaun. Serupa kitab Daqooiqul Akhbar, karya Al Imam Abdur Rohim bin Ahmad Al Qodhi yang permulaannya berawal cahaya satu benih kun: “Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, ‘Kun (wujudlah), maka ia pun jadi (wujud).” [Q.S. an-Nahl: 40].

Al Qodhi dengan bahasa klasik, penjelmaan perihal di atas menyerupakan seekor burung, seperti peradaban primitif yang baru mengenal kesadaran jiwa dan tetap bertengger pada dahannya yang bergetar meneteskan keringat. Sedangkan Ibnu Arabi lebih maju, akar pohon itulah kehendak, cabangnya kuasa, satunya menuju kesempurnaan, kedua menemui kekufuran.

Aku sendiri lebih condong mengenai “pohon kejadian” ialah “sejarah penciptaan” bersumber dari kehendak-kehendak membangun kekuasaan mulia di sebelahnya penghancuran, kemakmuran di sisinya keserakahan. Sementara munculnya ketiga cabang besar, tidak lebih pantulan keduanya; keraguan manusia, sifat waswas, khilaf, ruang-waktu remang yang dekat pemaafan juga terperosok dalam.

Pada Thasin IV, Kitab Tentang Lingkaran, bagian I, di buku Ana al-Haqq, menyingkap teosofi al-Hallaj dalam kitab thawasin/oleh Gilani Kamran, diterjemahkan Wahyudi, S. Ag., diterbitkan Risalah Gusti, Cetakan Kedua, April 2001, menyebutkan:

Lingkaran pertama di dunia penampakan
adalah dunia yang menuju ke arah dia,
Lingkaran kedua adalah yang mencapai dia
dan terputus; dan lingkaran ketiga adalah
Yang memasuki Realitas dan
kehilangan arah dalam hutan belantara.
Dan melalui lingkaran pertama ada
kemungkinan untuk mencapai dia;
tetapi melalui lingkaran kedua semua
kehilangan arah; dan dalam lingkaran
ketiga hanya terdapat pepohonan,
padang-padang pasir dan hutan belantara yang luas.


http://sastra-indonesia.com/2011/06/menggugat-tanggung-jawab-kepenyairan-sutardji-calzoum-bachri-v/
http://pustakapujangga.com/2011/09/sue-responsibility-of-authorship-of-sutardji-calzoum-bachri-v/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez