Minggu, 22 Agustus 2010

Filmisasi Karya Sastra

Raudal Tanjung Banua*
http://www.lampungpost.com/

Diangkatnya novel laris ke layar lebar bukan fenomena baru. Dua dasawarsa lalu, novel-novel klasik sastra diangkat ke layar kaca:Siti Nurbaya (Marah Rusli) dan Sengsara Membawa Nikmat (Dt. Majoindo?). –lit

Pengangkatan karya sastra sedikit-banyak masih memperlihatkan hubungan “alamiah” film-sastra, setidaknya dari pilihan karya yang diangkat. Memang, aroma industri mulai tercium sejak dini. Hubungan pertama yang sangat alamiah dan tak terelakkan dalam proses filmisasi karya sastra tentu dalam hal skenario.

Orang sastra tampaknya kurang banyak berkiprah di bidang penulisan skenario, apakah karena skenario rata-rata sudah ditangani langsung orang film, kurang kerja sama antarbidang, atau hal-hal lain. Boen Sri Oemarjati (1971) pernah menyatakan di Indonesia banyak penyair, novelis, dan cerpenis, tapi sangat sedikit penulis naskah drama–sesungguhnya hal itu juga berlaku bagi penulis skenario!

Hubungan sastra-film bukan ahistoris. Ia seiring sejalan sejak dulu dengan para kreatornya yang kadang berperan ganda atau menjadi pelintas-batas antardispilin seni seperti M. Yusach Biran, Asrul Sani, Putu Wijaya, dan Arifin C. Noer. Mereka menulis skenario dan menyutradarai filmnya; nama mereka juga berkibar sebagai sastrawan.

Jauh sebelumnya, Usmar Ismail, bapak film Indonesia, dikenal lebih dulu sebagai sastrawan dan aktor kawakan. Teguh Karya, Eros Djarot atau Slamet Rahadjo memang bukan sastrawan, namun mereka berhubungan dekat dengan sastra sebagaimana kedekatannya dengan bidang kesenian lain seperti teater dan musik.

Bentuk hubungan sastra-film, sebenarnya juga terjadi antara sastra-teater, atau teater-film, tapi kemudian memunculkan analog yang cukup paradoks; tidak berlanjutnya kerja sama kolaboratif itu, makin sedikit kreator lintas-batas, dan akhirnya makin pudarnya tegur-sapa kreatif. Orientasinya bergeser pada hubungan industri.

Bandingan dan Upaya Alternatif
Fenomena sastra yang difilmkan seperti sekarang bukan dalam konteks hubungan “alamiah” sebagaimana dinarasikan di atas; tapi hubungan untung-rugi. Difilmkannya novel laris Ayat-ayat Cinta dan Laskar Pelangi tidak terlepas dari momentum meraup untung.

Yang difilmkan memang bukan buku (karya) yang nilai sastranya lebih dapat dipertanggungjawabkan seperti karya Pramoedya, Ahmad Tohari atau Navis; tapi buku yang laku keras di pasaran. Artinya apa? Ini merupakan pilihan sadar orang film, produser atau sutradara meraih limpahan publik dari buku best seller. Namun berbeda dengan proses manca yang tetap memperhitungkan kekuatan sastrawi film yang berangkat dari sebuah buku, di Tanah Air hal itu nyaris tak berlaku.

Film legendaris The Godfather yang disutradarai Francis Ford Coppola; bukunya yang ditulis Mario Puzo lebih dulu meledak di pasaran. Yang menarik, film itu menghasilkan skenario yang baik dan terbit sendiri sebagai buku sastra yang mandiri (sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Penerbit Akubaca, 2003). Proses kerja samanya pun unik:Penulis dan sutradara berduet (jika bukan berjibaku) mengerjakan sebuah skenario yang diganjar Oscar (1972).

Film Rashomon karya Akira Kurasawa mengangkat “hanya” sebuah cerpen Ryunosuke Akutagawa, namun hasilnya dikenang sepanjang masa. Seri Harry Potter pastilah dipilih karena publiknya yang luar biasa, sebagaimana Da Vinci Code.

Ada pula film Il Pastino yang diangkat dari novel Antonio Sekarmeta. Filmisasi novel yang bercerita tentang kehidupan penyair Pablo Neruda di Chili itu digerakkan nilai sastranya yang tinggi. Bahkan novelet satire George Orwell, Animal Farm, yang sangat “berat” berani ditransformasikan ke sebuah film yang aktor-aktornya tak lain buah animasi, jelmaan tokoh kuda, sapi, domba, sampai babi!

Namun, di Tanah Air, karya sastra serius justru dicoba cairkan demi pasar, misalnya Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Tohari yang sajian layar lebarnya sangat mengecewakan, sampai pada hal teknis, bagaimana Pengakuan Pariyem Linus Suryadi hendak diganti judul menjadi Pangkuan Pariyem.

Di tengah situasi ini, film-film yang berangkat bukan dari novel (genre sastra yang paling dominan dalam hubungannya dengan film) cukup menarik diperhatikan dan mungkin bisa jadi alternatif mencerahkan. Film Garin Nugroho, Bulan Tertusuk Ilalang, berangkat dari “sebuah” puisi D. Zawawi Imron berjudul Bulan Tertusuk Ilalang; di sini interpretasi dan simbol jadi pertaruhan. Film Doa yang Mengancam Jujur Prananto berangkat dari cerpennya sendiri; ada spirit mengembalikan hubungan wajar sastra-film, sama halnya dengan cerpen Triyanto Triwikromo, Anak-anak Mengasah Pisau yang ditransformasikan jadi film televisi oleh Dedi Setiadi.

Begitu pula film Mereka Bilang Saya Monyet Djenar Maesa Ayu dari cerpennya sendiri; bagaimanapun unsur-unsur seksualitas dan metropolitan–yang laku dijual–mewarnai film ini, tapi sedikit banyak kita melihat bahwa ia tidak tergantung besar-kecilnya gagasan, tapi pada perwujudan gagasan. Jauh sebelumnya, novel Cau Bau Kan Remy Sylado dilayarlebarkan oleh Nia Dinata dengan judul sama; cukup dipujikan dari sisi kolosal dan rancang artistik kostum, meski banyak yang berkata bahwa buku dan filmnya seperti jalan sendiri–itu tentu hal lain.

‘Perempuan Berkalung Sorban’
Hari-hari belakangan, kita disuguhkan film baru dengan cita rasa islami ala Hanung Bramantyo, Perempuan Berkalung Sorban (PBS), diangkat dari novel karya Abidah El-Khaliqy berjudul sama. Mengapa baru sekarang novel itu difilmkan sedang ia sudah terbit beberapa tahun lalu, bahkan jauh sebelum fenomena Ayat-ayat Cinta? Alasannya jelas, publik kita masih dalam eforia Ayat-ayat Cinta, bicara persoalan syariat dan Islam.

Apa yang diangkat memang masih dalam lingkup kisah-kisah islami, namun kadar sastrawinya ditingkatkan sedikit; dari karya yang cenderung pop/konvensional yang ditulis santri yang tiba-tiba dikenal sebagai penulis, kini beralih ke karya seseorang yang notabene sudah cukup dikenal sebagai sastrawan, terlebih dengan wacana-wacana besar yang menyertainya seperti feminisme, persoalan patriarkis, dan kehidupan pesantren. Ini, selayaknya orang kampanye, bakal jadi amunisi untuk membikin janji baru: Film ini berbeda dengan garapan Hanung terdahulu, padahal, tetaplah dalam spirit penciptaan yang sama: pasar!

Seiring dengan itu, muncul sikap latah, bukan saja Presiden/Wapres serta pejabat negeri ini nonton bareng film fenomenal; juga dari kalangan akademik. Belum lama ini, novel PBS-Abidah diganjar “Adab Award” oleh Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.

Seandainya novel itu tidak difilmkan, apakah penghargaan akan diberikan? Bukankah dengan demikian, sastra dianggap tidak independen sebagai bidang yang layak diberi penghargaan?

Hal yang tampak sepele ini sebenarnya menyiratkan dunia akademik pun tidak steril dari pengaruh industri, melanggengkannya, bukan mengkritisi.

Sastra yang dianggap sunyi, dengan infrastruktur dan massa-publik yang nyaris sepi, justru masih bisa menyumbang kepada film; sementara apa yang disumbangkan film kepada sastra, selain uang dan selebriti bagi pengarang? Adakah sumbangan yang bersifat dialektik, esetetik, dan gagasan sebagai tawaran alternatif? Ada misalnya, fenomena penulisan sebuah film bahkan sinetron dalam buku, sebagaimana banyak dilakukan Penerbit Gagasmedia, namun tanpa momentum apa pun, jika tidak malah mencairkan sastra dan “mempromosikan” film/sinetron itu sendiri?

Inikah yang diharapkan sastra? Pertanyaan paling penting juga menyangkut publik: Apakah pembaca dan penonton diuntungkan secara estetik dan wawasan dalam proses kerja sama filmisasi karya sastra?

*) Koordinator Komunitas Rumahlebah Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez