Rabu, 18 November 2020

Sastra dan Dakwah Islam di Aceh

Munawar A. Djalil *
aceh.tribunnews.com, 30 Nov 2019
 
Meskipun kata sastra belum dapat didefinisikan secara khusus, namun secara umum sastra merupakan sebuah karya baik berupa tulisan/cetakan maupun hasil kreativitas emosional spontan para sastrawan. Dalam literatur sejarah sastra Aceh terdapat beberapa sebutan yang sering kita dengar seperti haba jamuen, tambeh dan ada juga yang disebut hikayat. Khusus hikayat biasanya para penyair  membacanya dengan irama lagu.
 
Menariknya kandungan hikayat Aceh biasanya meliputi beragam tema, baik permasalahan yang timbul antara manusia dengan Allah Swt, antara manusia dengan lingkungannya maupun antara manusia dengan alam semesta. Tema-tema tersebut menjadi ciri khas hikayat Aceh dimana nilai-nilai Islam sangat dominan melekat dalam setiap bait syair hikayat.
 
Sejarah awal ketika agama Islam dibawa masuk ke Aceh melalui Persi dan Gujarat, yang penyebarannya mengandung unsur-unsur mistik yaitu suatu unsur yang cukup menyatu dalam tradisi Hindu. Kuatnya unsur itu praktis sangat menghambat perkembangan dakwah Islam, sehingga proses pemahaman sastra dengan memasukan nilai Islam menjadi sesuatu yang tidak mudah. Hal ini disebabkan pengaruh Hindu yang masih hidup dan kuat yang mewarnai kehidupan masyarakat Aceh.
 
Ada satu hikayat yang terkenal yaitu hikayat 'Malem Diwa' (tidak diketahui pengarangnya/anonim). Hikayat ini kental dengan unsur hinduisme, akibatnya nilai dakwah Islam yang dimasukan ke dalam hikayat Malem Diwa tidak begitu kokoh, karena di samping Malem Diwa masih merupakan tokoh hinduisme, juga karena pengaruhnya yang besar sehingga orang Aceh sempat "mengkeramatkannya", maka tokoh ini tidak dapat diabaikan walau keberadaannya tidak begitu jelas dalam masyarakat.
 
Meski demikian, lambat laun penyisipan materi dakwah Islam  telah berhasil memunculkan keraguan akan ajaran dan budaya hinduisme. Ketika unsur-unsur Islam dalam sastra tampak dominan dan kuat barulah kemudian konsep dasar agama Islam disampaikan melalui dakwah terbuka. Melalui dakwah terbuka pengaruh Hindu dalam masyarakat praktis bisa dihilangkan, maka pada perkembangan selanjutnya jalinan antara karya sastra dalam penyebaran Islam di Aceh semakin kuat, saling berhubungan satu sama lain.
 
Perlu diketahui bahwa jika kita mendalami benar sebuah karya sastra, akan ditemui sesuatu yang terkadang melampaui batas-batas tertentu. Ada yang kongkrit, tampak dilihat dan terkadang pula dia begitu dalam, sunyi, absurd dalam potensi manusia. Hal yang sama juga kita dapati ketika meresapi dan menghayati ajaran agama Islam. Begitulah sebenarnya setelah Islam benar-benar kuat menghujam dalam hati masyarakat dan secara kultural telah mampu melakukan perubahan, maka nilai-nilai yang dipakai sebagai ukuran dalam kehidupan sosial dan budaya adalah nilai-nilai agama Islam. Karya sastra yang muncul kemudian pun sarat dengan nilai-nilai Islam, misalnya hikayat 'Nun Farisi' (tidak diketahui nama pengarang/anonim).
 
Hikayat ini sangat kental dengan nilai-nilai Islam, karena menggambarkan tentang orang saleh yang taat kepada Allah swt dan berakhlakul karimah. Sehingga dengan demikian dapat dipastikan proses "islamisasi" pada dekade abad 16 Masehi telah berhasil menanamkan nilai-nilai agama Islam sehingga kuat dan dominan terpatri dalam jiwa masyarakat Aceh.
 
Dalam sejarah juga ditemukan bahwa pemanfaatan sastra ternyata tidak hanya digunakan untuk mengislamisasikan masyarakat Aceh semata, melainkan juga digunakan oleh para ulama untuk model pengajaran. Di dayah/pesantren para ulama juga menciptakan model pengajaran dalam bentuk puisi, seperti pengajaran nahwu sharaf dan hikayat tajwid sampai kepada aturan-aturan hukum membaca Alquran.
 
Penggunaan karya sastra untuk pengajaran agama ini tentu sangat bermanfaat untuk menimbulkan minat baca dan memudahkan penghafalan bagi murid-murid di dayah/pesantren yang belajar kitab Jawi dan bahasa Arab. Melihat literatur tersebut nampak jelas bahwa orang Aceh tempo dulu menjadikan tradisi sastra untuk kepentingan dakwah Islam.
***
 
Berdasarkan fakta sejarah berkenaan, maka tidak berlebihan kalau penulis katakan Aceh kaya dengan karya sastra dan Aceh pula telah melahirkan banyak sastrawan baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal (anonim). Buktinya pada fase sejarah Aceh berikutnya, terutama di abad 18 muncul 'Hikayat Prang Sabi', karangan monumental Teungku Syik Pante Kulu dan karya sastra ini sangat populer di Aceh.
 
Pada zaman penjajahan Belanda hikayat ini memegang peranan penting dalam membangkitkan semangat perlawanan rakyat Aceh menentang Belanda sekaligus memberi bukti kokoh, betapa antara karya sastra tersebut dengan Islam terdapat satu jalinan yang erat, sehingga nilai-nilai yang termaktub di dalamnya mampu menjiwai perang sabil dalam waktu yang cukup panjang hampir seratus tahun.
 
Setelah dua abad berlalu yaitu pada abad 20, muncul pula sastrawan Prof. Ali Hasymi. Beliau sejak dekade tahun 30-an hingga 80-an telah menerbitkan 18 karya sastra dan puluhan karya tulis lain, termasuk sajak, roman, novel, dan menariknya sampai kini karya-karya beliau sangat digemari oleh mahasiswa atau pegiat sastra di tanah air.
 
Pada dekade tahun 70-an pula, seorang penghikayat populer dengan lebel "seniman tutur" muncul di Aceh yaitu Teungku Adnan Pmtoh. Beliau adalah sosok penghikayat yang sangat disenangi masyarakat Aceh. Dalam hikayatnya beliau mengangkat berbagai tema syair baik menyangkut perjuangan, kepahlawanan Islam juga yang berhubungan dengan pendidikan yang terkadang tema-tema itu muncul sebagai reaksi dari emosionalnya secara spontan.
 
Uniknya, beliau merupakan penghikayat yang sangat kreatif, buktinya tatkala menuturkan hikayat kerap membarenginya dengan sentuhan alat musik yang sangat tradisional, seperti kayu, kaleng, bantal, dan lain-lain. Maka tidak heran dimana saja pertunjukan Adnan Pmtoh digelar dipastikan akan banyak masyarakat yang menyaksikan.
 
Nah, pada dataran ini di samping sastra mampu memberikan hiburan ia juga telah menjadi semacam sumber nilai bagi kehidupan religius masyarakat Aceh. Sehingga wajar kalau antropolog Belanda Snouck Hurgronje beberapa abad lalu mengatakan: "Orang-orang di Aceh baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan semuanya tergila-gila kepada hikayat".
 
The last but not least, karya sastra dengan beragam bentuk dan seninya telah mampu memberi pengaruh signifikan dalam proses dakwah di Aceh. Kini karya sastra di Aceh nampaknya telah berkembang ke arah yang lebih modern, yaitu dengan munculnya album vcd dan dvd. Namun yang sangat penting agar misi dakwah dapat berjalan, maka konten (kandungan) syair dan lirik lagu mesti bernuansa islami di samping penyair dan penyanyi Aceh harus tetap menjaga aurat dan sebagainya.
 
Oleh karena yang demikian dalam rangka memperkuat pelaksanaan Syariat Islam, maka proses dakwah Islam di Aceh lewat karya sastra tidak boleh diabaikan. Allahu `Alam Bisshawab.
***

*) DR. Munawar A. Djalil, MA, PNS Pemerintah Aceh dan Peminat Sastra, tinggal di Cot Masjid, Banda Aceh. http://sastra-indonesia.com/2020/11/sastra-dan-dakwah-islam-di-aceh/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez