Senin, 01 Juli 2013

Mempertanyakan Bibit Unggul Cerpenis-cerpenis Daerah

Restoe Prawironegoro Ibrahim *
Riau Pos, 19 Mei 2013

MENURUT pengamatan saya selama ini, cerita pendek yang dimuat di beberapa media massa cetak seperti di majalah, tabloid, dan media koran; yang selalu hadir di setiap hari Minggu-nya, selama periodesasi tahun 2000 sampai dengan 2013 sekarang ini, kebanyakan karya-karya penulis seorang sastrawan pemula, tentu saja bobot dan isinya standar untuk konsumsi suatu karya sastra di media, majalah atau tabloid. Akan tetapi patut kita hargai kehadirannya, karena cerita pendek yang masuk ke meja redaksi adalah cerita pendek-cerita pendek dengan penulis-penulis pemula yang apabila mendapat bimbingan, Insyaallah akan menjadi penulis yang andal dan berpotensial.

Rupanya pihak dewan redaksi sendiri dengan menurunkan cerita pendek-cerita pendek tersebut juga bermaksud untuk mencari bibit-bibit unggul cerpenis yang potensial, yang mana bibit-bibit tersebut kebanyakan berasal dari beberapa daerah, karena sebagian besar cerita pendeknya yang dimuat adalah karya penulis daerah.

Akan tetapi tidak semuanya cerita pendek-cerita pendek tersebut karya penulis pemula, ada juga cerita pendek karya cerpenis yang sudah punya nama seperti Beny Arnas, Adi Zamzam, Arman Az, Wina Bojonegoro, Sungging Raga, Mashdar Zainal, dan banyak lagi yang tak perlu saya tuliskan di sini satu -persatu. Dan mengenai cerita pendek ini perlu sekali pengembangan yang lebih dalam agar lebih berbobot dan profesional.

Kalau kita simak secara global, cerita pendek yang hadir di beberapa media elektronik/massa, kebanyakan penulis mengangkat dan mengupas tentang aspek-aspek sosial dan segala permasalahan yang ada dalam obyek kehidupan masyarakat sehari-hari.

Dari hasil pengamatan saya selama ini, seluruh cerita pendek yang dimuat tersebut sebagaian besar menggambarkan aspek-aspek sosial misalnya, aspek ekonomi, cinta, pelacuran, religius, budaya serta cerita pendek hasil saduran dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Akan tetapi yang saya sayangkan, pengupasan tentang aspek-aspek tersebut kurang begitu mendalam, selain itu alur ceritanya monoton, hingga bagi pembacanya yang teliti sewaktu menikmatinya maka akan menemukan bagian-bagian yang kurang pas. Kenapa begitu?

Empat Kendala Cerpenis Pemula
Ada beberapa kendala bagi penulis pemula dalam menuliskan cerita pendek, yaitu; Pertama, sebagian besar penulis cerita pendek adalah penulis pemula, jadi wajar apabila masih ada kesimpangsiuran dalam menyusun masalah secara rinci tentang isi cerita. Kedua, selain itu dalam menceritakan misalnya tentang bagaimana susahnya menjadi orang yang tak punya, menjadi gelandangan, mereka tidak atau belum pernah merasakan sendiri betapa susahnya. Dan mereka bukan dari lingkungan seperti apa yang diceritakan , sehingga penjiwaan imajinasinya minim sekali. Ketiga, kebanyakan penulis sendiri bukan berasal dari golongan seperti apa yang diceritakan, misalnya menceritakan keluarga miskin. Mereka hanya menuangkan begitu saja apa yang ada di benaknya tanpa memperhatikan permasalahan secara mendetail yang sebenarnya, sehingga pendalaman alur ceritanya agak kaku. Dan yang terakhir, keempat, rasa cepat puas. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa cerita pendek yang dikirim seorang penulis, kemudian dimuat. Selain itu, si penulis cerita pendek tersebut mengirimkan cerita pendek lagi ke dewan redaksi dan diturunkan lagi. Kebetulan, dari cerita pertama yang dimuat selang beberapa minggu kemudian cerita pendek kedua dimuat.

Setelah penulis membaca secara gamblang atau seksama dan teliti kedua cerita pendek dari hasil penulis yang sama ternyata alur cerita tak jauh berbeda. Hanya itu itu saja tanpa adanya suatu peningkatan mutu obyek penceritaan cerita sedikit pun.

Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya. Karya sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Kehidupan mencakup antara manusia dan antar peristiwa yang terjadi dalam bathin seseorang, begitu yang dikatakan oleh penyair Sapardi Djoko Damono.

Sastrawan Daerah (Baru)
Bertitik tolak dari gambaran tersebut kita dapat melihat sampai sekarang seberapa jauh perkembangan dunia sastra dewasa ini, khususnya di daerah-daerah. Kalau kita lihat, dewasa ini banyak sekali muncul sastrawan-sastrawan baru yang cukup potensial. Dan begitu aktif dan kreatif sehingga mampu mensejajarkan namanya dengan sastrawan yang sudah punya nama nasional. Walaupun karya yang dihasilkannya belum bisa dikatakan memenuhi standar apabila dibandingkan dengan karya sastra milik sastrawan gaek, seperti Pramodya Ananta Toer misalnya. Tetapi kita harus bersyukur, karena dengan kemunculan sastrawan-sastrawan baru maka perkembangan dunia sastra tidak pasif.

Terlepas dari masalah tersebut kita harus tahu bagaimana sebuah karya sastra itu bisa menarik perhatian masyarakat pembacanya agar tertarik dan mengaguminya? Untuk menjawab masalah tersebut penulis mengambil contoh dan membatasi khusus cerita pendek cerita pendek yang dimuat di beberapa media massa.

Bahwasanya cerita pendek merupakan ungkapan jiwa dari seorang pengarang yang menuangkan ide-idenya dalam tulisan. Selain itu, masyarakat pembaca yang awam menilai bahwa cerita pendek itu bacaan ringan untuk mengisi waktu senggang, menghilangkan kejenuhan sebelum bekerja.

Tetapi perlu diingat bahwa cerita pendek sedikit banyak mempunyai misi tersendiri dalam permasalahan sosial. Kenapa begitu? Karena di dalam cerita pendek yang ditulis oleh pengarangnya tersebut, sebagian besar mengupas tentang permasalahan-permasalahan sosial, yang mungkin pernah dialami oleh seorang dalam kehidupan masyarakat. Hanya saja penuangan dan ulasan kalimatnya berbeda. Di sinilah letak keunggulan cerita pendek itu.

Dan tepat sekali kalau cerita pendek itu disajikan, karena waktu yang tersedia masyarakat untuk membacanya panjang sekali, bacaan ringan untuk keluarga. Di samping itu kita dapat memantau sampai berapa jauh kemampuan penulis dalam membuat cerita pendek, serta pengupasan permasalahan-permasalahannya.

Inilah di antaranya yang menjadi kendala bagi seorang penulis pemula, sehingga apabila bagi seorang penulis pemula, khususnya cerita pendek, perlu sekali memperhatikan alur cerita. Sedikit, padat dan berisi, itulah pegangan utama.

Memang tidak harus dalam penulisan suatu cerita pendek kita terjun secara langsung, akan tetapi alangkah baiknya kalau penulis tersebut melakukan penelitian dan terjun secara langsung pada obyek yang akan dijadikan bahan untuk memperkuat tulisan, sehingga hasilnya nanti bisa mengena dan pas dengan apa yang akan diceritakan. Akan tetapi yang penting adalah hasil karya itu adalah hasil murni penuangan dari ide-ide pribadi.

Adapun kriteria menurut pengalaman cerita pendek yang dimuat yaitu bahasanya komunikatif —— tidak berbelit-belit, makna cerita sudah ditangkap, padat, sederhana, alur ceritanya kronologis.

Bagi penulis pemula, melihat cerita pendeknya dimuat maka ada kebanggaan tersendiri dalam hati, itu tidak munafik karena penulis sendiri pernah mengalaminya. Selain itu dengan dimuatnya cerita pendek seorang penulis maka dewan redaksi juga berharap akan munculnya kader-kader cerpenis yang handal, yang lahir dari daerah dan sekitarnya.

Dan berbahagialah bila ada di antara penulis cerita pendek yang cerita pendeknya pernah dikritik oleh pembacanya, hal ini menandakan bahwa cerita pendek tersebut mendapat tempat dan terbaca di hati masyarakat pembacanya. Dan dengan kritikan itu, yang ditujukan pada penulis cerita pendek, paling tidak dengan adanya kritik itu dapat mengoreksi karyanya secara dalam, dan dapat mengetahui di mana letak kelemahan dalam karya-karyanya, sehingga dapat dijadikan patokan untuk membuat karya yang akan datang. Sesuatu pekerjaan apapun apabila dilakukan dengan tekun, semangat dan sepenuh hati maka hasilnya juga baik.

*) Restoe Prawironegoro Ibrahim, Cerpenis dan penyair yang tinggal di Jakarta.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/05/mempertanyakan-bibit-unggul-cerpenis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez