M.Harir Muzakki *
http://sastra-indonesia.com
Ibn ‘Arabi (1165-1240), tanpa diragukan, merupakan seorang pemikir yang sangat penting dan berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam pada masa berikutnya. Filsafat mistiknya, yang kemudian disebut wahdat al-wujud, mendominasi seluruh wilayah budaya dunia Muslim masa selanjutnya. Pengaruhnya sangat luas hingga tidak mungkin memahami sejarah pemikiran Islam setelah abad 13 tanpa memahamai pemikiran Ibn ‘Arabi secara baik. Khususnya di dunia Sunni, dimana teologi rasional (kalam) menyatu sedikit demi sedikit dan akhirnya filsafat “Hellenisme” (falsafa) sirna.
Hal ini tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa pemikiran Ibn ‘Arabi menjadi satu-satunya teologi dan filsafat. Begitu juga Syi’ah di Iran, dimana filsafat dan teologi terus dikembangkan, pengaruh Ibn ‘Arabi sangat mencolok. Pemikirannya sungguh menyatu dengan teologi Syi’ah sejak Haydar Amuli dan Ibn Abi Jumhur dan salah satu sumber utama tradisi filsafat Syi’ah, sebagaimana diwakili oleh Mulla Syadra. Bahkan dalam bidang puisi, secara tradisional bentuk ungkapan yang paling digemari, tidak luput dari pengaruh Ibn ‘Arabi secara menyeluruh, tidak hanya beberapa sufi menyadur puisi-puisi filosofisnya, tetapi juga puisi-puisi tokoh sufi yang sangat terkenal, seperti Ibn Faridh dan Jalal al-Din Rumi, dijelaskan oleh para komentar sesuai dengan filsafat Ibn ‘Arabi.
Selain menjadi seorang pemikir penting dan berpengaruh, Ibn ‘Arabi dipandang sebagai pemikir Islam yang sangat pelik, namun produktif. Pemikirannya masih tetap sulit difahami, meskipun sejumlah kajian yang dihasilkan oleh beberapa generasi Muslim berikutnya dan juga para sarjana Barat berusaha menjelaskan pemikirannya. Usaha-usaha untuk menemukan sebuah sistem yang koheren dalam sejumlah karyanya telah dimulai oleh Sadr al-Din al-Qunawi, murid Ibn ‘Arabi yang paling masyhur. Di sini, kami akan menengok kembali karya-karya penting tentang Ibn ‘Arabi dalam bahasa Barat. Dua karya yang pertama ditulis oleh sarjana terkenal, H.S. Nyberg dan M. Asin Palacios. Nyberg mengedit tiga tulisan pendek dan beberapa karya penting Ibn ‘Arabi yang dimuat dalam bukunya yang berjudul Kleicere Schriften des Ibn ‘Arabi dan dia memberikan pendahuluan yang bernilai dan uraian jelas. M. Asin Palacios dalam buku Islam Cristianizado menulis riwayat hidup Ibn ‘Arabi secara lengkap dan terinci dan ringkasan pemikiran mistik-etik Ibn ‘Arabi. Kedua sarjana di atas, dengan kajiannya yang mendalam, berusaha melacak orisinilitas pemikiran Ibn ‘Arabi dari perbagai macam tradisi pemikiran Islam dan sebelum Islam. Karya Nyberg masih tetap menjadi studi perbandingan yang terbaik tentang filsafat Ibn ‘Arabi. Akan tetapi cukup aneh, tak satupun sarjana memberikan perhatian atas karya Ibn ‘Arabi yang paling matang, Fusus al-Hikam. Lebih-lebih, Nyberg ketika membatasi cakupannya untuk menjelaskan tiga risalah yang dia edit, mengambil sedikit al-Futuhat al-Makkiya. Di satu sisi dalam bukunya, Asin Palacious menghindari sejumlah analisis metafisika Ibn ‘Arabi.
R.A. Nicholson, seorang sarjana yang mendalam dalam bidang mistisme Islam, meringkas dengan baik sistem metafisika wahdatul wujud dalam bukunya Studies in Islamic Mysticism, meskipun demikian dia hanya melakukan kajian ringkas dan bersifat dasar atas karya Fusus al-Hikam Ibn ‘Arabi. Muridnya, A.E. Affifi, yang mengedit dan memberikan komentar Fusus al-Hikam, menyajikan uraian yang sistematis dan jelas dari seluruh pemikiran Ibn ‘Arabi dalam buku The Mystical Philosophy of Muhyid Din Ibnl ‘Arabi, sebuah karya yang sebagian besar didasarkan kitab Fusus al-Hikam dan al-Futuhat al-Makkiya. Meskipun demikian, karyanya masih merupakan penghantar terbaik yang bersifat umum atas pemikiran Ibn ‘Arabi, buku ini lebih sistematis, juga studi perbandingan antara Ibn ‘Arabi dengan para pemikir awal sebelum Islam dan pemikir Islam. Dia termasuk di antara sarjana yang berusaha menemukan sumber-sumber pemikiran Ibn ‘Arabi, namun masih bersifat sangat sederhana dan dangkal.
Terlebih akhir-akhir ini, buku H. Corbin L’imagination Creatice dans le Soufisme d’Ibn ‘Arabi dan buku T. Izutsu yang berjudul Sufism and Taoisme memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pemikiran Ibn ‘Arabi.
Corbin, secara khusus tertarik tradisi metafisika Iran (khususnya karya-karya Surahwadi), menemukan hazanah Ibn ‘Arabi yang terasimilasi dalam tradisi metafisika Iran. Meskipun Ibn ‘Arabi sendiri tidak memiki tradisi Iran, kesamaannya dengan tradisi metafisika Iran mengejutkan Corbin, dan mendorongnya untuk mengkaji Shekh al-Akbar. Buku Corbin memiliki pandangan yang sangat mendalam dan menarik, serta merangsang untuk melakukan kajian selanjutnya. Namun, dengan pendekatan fenomenologi dan psikologi secara mendasar bersifat ahistoris. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa pertimbangan latar belakang sejarah pemikiran Ibn ‘Arabi secara keseluruhan terlupakan dalam buku Corbin. Akan tetapi buku T. Izutsu, yang hampir sama dengan metodologi dan perhatian Corbin, membatasi kajiannya dengan menganalisis Fusus al-Hikam. Kedalaman penafsiran teknya, buku T. Izutsu melebihi semua karya sebelumnya, tetapi dia tidak menggunakan karya-karya lain Ibn ‘Arabi, dan dia (dalam kajiannya) tidak menempatkan Ibn ‘Arabi dalam sejarah pemikiran Islam.
Semua karya di atas dapatlah dikatakan bahwa hanya sedikit kajian yang dilakukan hingga saat ini untuk menilai pemikiran Ibn ‘Arabi berkaitan dengan tradisi awal intelektual Islam. Oleh karena itu, kami akan membatasi diri pada salah satu teori Ibn ‘Arabi yang paling terkenal, yaitu teori Manusia Sempurna, kami berusaha mengkaji pemikiran Ibn ‘Arabi dalam perspektif sejarah. Meskipun dia, dalam beberapa hal, merupakan seorang tokoh orisinal dalam sejarah pemikiran Islam, namun sebagian dari pemikirannya berasal dari tradisi-tradisi Islam sebelumnya. Selain itu, dia sulit bisa diterima oleh para sufi pada masa berikutnya. Lebih jauh keasliannya dapat diapresiasi secara tepat hanya dengan membandingkan lewat khazanah yang secara bebas dia gunakan, khususnya peninggalan awal ajaran sufi.
Salah satu alasan kesulitan bagi murid-murid Ibn ‘Arabi (untuk memahami) pemikirannya) adalah bentuk pemikirannya yang sukar difahami. Dia bukanlah seorang penulis yang sistematis seperti al-Ghazali yang mengajukan argumen-argumennya tersusun demgan baik, juga tidak penulis buku seperti Qusyairi dan Kalabadhi. Layaknya seorang sufi sungguhan, dia menulis atas inspirasi (ilham) dan beberapa ide karena ide-ide tersebut memancar dari penanya, bagaikan air (keluar) dari sumbernya. Sistemalisasi yang sederhana dari suatu karya tidak sepenuhnya tepat menurutnya. Ketika karya disistematiskan, maka akan kehilangan sifatnya yang dinamis dan menjadi suatu mistisme scholastis yang statis. Di satu sisi, kesulitan yang dia alami secara esensial berbeda dari sufi awal seperti al-Hallaj. Dalam karya al-Hallaj, setiap halaman dan kalimat membingungkan. Dalam kenyataannya kata-katanya adalah ungkapan ketika mabuk (syatahat) yang hanya bisa difahami dengan pengalaman, sementara dalam karya Ibn ‘Arabi masing-masing halaman, hampir dalam semua hal, cukup jelas, suatu ketika pembaca akan terbiasa dengan istilah-istilah teknis yang ia gunakan. Pembaca dapat menemukan dalam setiap halaman ide asli dan menarik atau suatu penafsiran al-Qur’an, hadis, doktrin-doktrin teologi yang mengagumkan, atau kata-kata para tokoh sufi pada masa awal. Meskipun demikian, secara keseluruhan, dia menyusun (idenya) pun masih tetap sulit dimengerti. Hal ini karena argumen-argumennya sebagian besar berjalan melalui penggabungan, tidak melalui susunan logika. Dalam pengertian seperti ini, sejumlah tulisannya dapat disamakan dengan tulisan Ghazal Persia, yang syairnya adalah bagaikan mutiara yang indah. Namun, setiap bagian secara umum dipandang sebagai rangkaian yang kurang terkait dalam satu kesatuan. Contohnya, dalam Fusus al-Hikam, Ibn ‘Arabi berpendapat bahwa setiap wali mendapat pengetahuan batin dari penutup para wali. Dengan demikian, para rasul dan para wali mendapatkannya dari penutup para wali. Akan tetapi, para wali harus mengikuti hukum yang dibawa oleh para rasul. Jadi, dalam satu aspek, wali adalah lebih rendah dari para rasul dan di sisi lain lebih tinggi. Argumennya adalah sangat jelas. Dia berusaha menjelaskan pernyataan tersebut dengan cara sebagai berikut:
Apa yang kita pertahankan di sini didukung oleh apa yang tampak dalam syari’ah kita, yaitu superioritas pendapat Umar (atas Nabi dan Abu Bakar) berkaitan dengan para tawanan ketika terjadi perang Badar, dan masalah penyerbukan buah kurma. Tidaklah penting bagi seorang yang sempurna untuk menjadi superior dalam segala hal dan pada semua tingkatan. Manusia (yaitu, sufi) dipandang hanya memiliki superioritas dalam berbagai tingkatan tentang pengetahuan Tuhan. Ini adalah (semata-mata) maksud keinginan mereka. Fikiran mereka tidaklah berkaitan dengan masalah-masalah yang bersifat fenomenal.
Pernyataan di atas, jika dipandang terpisah dari konteks adalah jelas, akan tetapi bagaimanakah pernyataan tersebut menjelaskan bagian sebelumnya? Untuk menjelaskan pernyataan yang menantang prima facie bahwa wali adalah lebih tinggi dari para rasul dalam satu aspek, Ibn ‘Arabi memberikan dua contoh dimana nabi membuat keputusan yang lebih rendah, jika dibandingkan mereka yang bukan nabi. Dalam contoh berikutnya tentang penyerbukan buah kurma, nabi mengatakan kepada para petani kurma bahwa mereka lebih mengetahui urusan-urusan duniawi (dari pada nabi). Perkataan nabi ini mendorong Ibn ‘Arabi untuk merumuskan pernyataan yang menarik tentang arti kesempurnaan pengetahuan. Pernyataan itu berkaitan dengan sebuah penafsiran hadis, akan tetapi tidak berkaitan dengan seluruh konteks, karena pengetahuan batin yang diterima para rasul dari penutup wali tentu berhubungan dengan Tuhan, bukan masalah-masalah yang bersifat fenomenal.
Terlihat ciri khas pemikiran Ibn ‘Arabi, suatu analisis beberapa tema yang diulang-ulang dalam sebagian besar tulisannya, menjadi sangat bermanfaat. Dalam sejarah filsafat abad pertengahan, metode analisa tema semacam ini diterapkan oleh Alexander Altmann sebagai langkah utama dalam bukunya “The Delphic Maxim in Medieval Irian and Judaism,” meskipun dia sangat tertarik filsafat Yahudi. Dalam kajian ini, kami memilih tiga tema utama yang digunakan oleh Ibn ‘Arabi dalam membahas Manusia Sempurna; Adam diciptakan sesuai dengan citra Tuhan; hubumgan faham mikrokosmos dan makrokosmos; wali-wali sufi sebagai contoh utama Manusia Sempurna, berbeda dengan Manusia Binatang. Masing-masing tema memiliki sejarah panjang dalam pemikiran sebelum Islam dan pemikiran Islam. Namun, dalam kajian ini, kami akan membatasi pada pendapat-pendapat yang paling bisa mewakili tema-tema ini dalam pemikiran Islam, kecuali tema pertama tentang penciptaan Adam sesuai dengan citra Tuhan, dimana latar belakang Yahudi dan Kristen adalah jelas dan tak bisa diabaikan.
Catatan:
1. H.S. Nyberg, Kleicere Schriften des Ibn ‘Arabi (Leiden, 1919). Buku ini terdiri Insha’ al dawai’ir, ‘Uqlat al-Mustawfiz, dan al-Tadbirat al-Ilahiya fi Islah al-Mamlaka al-Insaniya.
2. Miguel Asin Palacios, El Islam Cristianizado: estudio del “sufisme” a traves las obras de Abbenarabi de Murcia (Madrid, 1931).
3. R.A. Nicholson, Studies in Islamic Mysticism (Cambridge, 1921).
4. Idem, “beberapa catatan Fusus al-Hikam,” dalam penelitiannya, 149-161.
5. A.E. Affifi, The Mystical Philosophy of Muhyid Din Ibnl ‘Arabi (Cambridge, 1919)
6. H. Corbin, L’imagination Creatice dans le Soufisme d’Ibn ‘Arabi, Cet. II (Paris, 1976). Pertama buku ini diterbitkan pada tahun 1958.
7. Thosihiko Izutsu, Sufism and Tooism: A Comparative Study of Key Philosophical Concepts (Tokyo, 1983). Buku ini merupakan edisi yang telah direvisi dari karyanya A Comparative Study of the Key Philosophical Concepts in Sufisme and Tooism, 2 Jilid (Tokyo, 1966-67).
8. Ibn ‘Arabi, Fusus al-Hikam, ed. Abu al-‘Ala Affifi (Cairo, 1946), 62-63.
9. Alexander Altman, The Delphic Maxim in Medieval Irian and Judaism, dalam tulisan Altman, Studies in Religious Philophy and Mysticism (Planview, N.Y. 1969, 1-40).
*) M.Harir Muzakki, Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Ponorogo
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/05/ibn-arabi-1165-1240/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar