Minggu, 14 April 2013

Dilema Islam Politik

Islam Politik Sebuah Analisis Marxis
Deepa Kumar
Penerjemah: Fitri Mohan
Resist Book, 2012
xx + 74 hlm
Peresensi: Nur Wahid
Lampung Post, 24 Feb 2013

MATERIALISME historis sebagai salah satu pintu masuk melihat perkembangan sejarah masyarakat, tanpa terkecuali pada Islam, menarik untuk dicermati. Berpijak pada kondisi-kondisi material, analisis terhadap perkembangan sejarah masyarakat Islam memunculkan keterpisahan pelbagai peran. Peran yang dulu diampu oleh Muhammad, dalam perjalanannya menurut kenyataan (secara de facto) mulai terpisah.

Sewaktu masih hidup, semua peran utuh berada pada diri Muhammad, baik urusan agama, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Pasca-Nabi wafat, muncul beragam konflik. Secara singkat, mulai dari siapa menjadi pengganti beliau, peristiwa tahkim pada perang Siffin, luas wilayah kekuasaan Islam, sampai pada masa kemunduran peradaban Islam di Eropa. Dari pascawafat Nabi itulah peran mulai terpisah, terbagi.

Kemunduran peradaban Islam, pada pihak lain, Barat (Kristen) mencapai puncak, setelah keluar dari Abad Pertengahan. Kegemilangan peradaban Islam dahulu, kini pada masa modern, mulai bergolak. Islam muncul sebagai kekuatan politik atau disebut sebagai Islam politik. Islam politik ditengarai sebagai bentuk perlawanan dan penolakan Islam terhadap peradaban Barat yang sekuler.

Orientalis menyebut bahwa Islam politik merupakan bentuk keterpisahan yang alamiah, disebabkan oleh kondisi material yang menyelimuti perkembangan sejarah masyarakat Islam. Preseden paling menonjol adalah tragedi 11 September 2001 dan tesis Samuel Huntington. Menambah deretan bagi Islam untuk bergerak melawan. Lantas, bagaimana melihat perkembangan Islam berangkat dari kondisi-kondisi material yang melatarbelakangi perkembangan sejarah masyarakat Islam?

Islam Politik Sebuah Analisis Marxis, (judul asli, Political Islam: A Marxist Analysis) karya Deepa Kumar, secara padat menjelaskan kondisi demikian di atas. Bahwa, perkembangan peradaban Islam tidak melulu berlandaskan pada nilai ajaran, tetapi pula oleh kondisi material yang mengiringi sekaligus juga menuntut untuk menjaganya.

Coen Husain Pontoh dalam kata pengantar buku, memberi andil jalan masuk paparan secara singkat materialisme historis, metode Marx. Masih dari kata pengantar, diketahui pula perhatian buku Kumar ini ada tiga poin. Pertama, tesis tentang menyatunya agama dan politik dalam Islam sebagai sesuatu yang alamiah tidaklah benar. Kedua, konsekuensi dari tesis itu, Islam politik merupakan akibat dari situasi politik kontemporer. Ketiga, kelas menengah sebagai basis utama dari kalangan Islam politik, (hlm. xiii).

Ketiga poin itu, beranjak pada materialisme historis bahwa sejarah terjadi bukan dari dalam (gagasan) manusia itu sendiri, tetapi dari kondisi luaran (kondisi-kondisi material) membentuk manusia yang menyejarah.

Keterpisahan antara agama dan politik, sekaligus juga munculnya keterpisahan pelbagai peran dalam Islam, disebabkan oleh makin luasnya wilayah penguasaan Islam. Akibat dari itu dan beragamnya adat kebiasaan masyarakat serta untuk disatukan ke dalam satu kesatuan Islam. Dari sini dikembangkan serangkaian aturan hukum untuk diterapkan kepada seluruh umat Islam secara seragam. Ulama kemudian ditugaskan untuk memformulasikan hukum baku, syariat, (hlm. 8).

Peran ulama, meskipun di bawah kekuasaan pemimpin, khalifah atau sultan, tetapi keberadaanya berdiri pada posisi yang berbeda. demikian pula dengan mereka yang menulis dan mereka yang menghunus pedang (hlm. 10).

Demikian juga dengan tugas-tugas panglima perang, para bala tentara, juru administrasi, dan keuangan, masing-masing diampu oleh orang yang berbeda. Hal ini yang kemudian menjadikan peran itu terpisah, terbagi kebutuhan. Namun, keterpisahan yang dimaksud bukan berarti secara tegas, secara de facto dalam bahasa Kumar. Berbeda halnya dengan sekulerisme Barat, pemisahan antara domain agama dan peran negara.

Pascaperistiwa 9/11, akibat lanjut adalah stigma negatif terhadap Islam. Islam dicap sebagai agama teror. Barat, terutama Amerika Serikat, lantas menyuarakan perang terhadap terorisme. Perang dilakukan tidak hanya memburu pelaku teror, Al Qaeda, tetapi juga invasi militer (awalnya) terhadap Irak, dengan dalih (mencari) senjata pemusnah massal.

Islam lantas menjadi ?musuh utama? dari segala unsur kedigdayaan Amerika. Berlangsung sampai musim semi Arab sekarang ini. Balasan dari gerakan Islam disebutnya teror, pelaku teror adalah kelompok fundamentalis.

Kelompok ini berusaha mengembalikan peradaban Islam, memakai Islam sebagai basis politik perlawanan. Masyarakat Islam kian kepalang akibat perkembangan kapitalisme lanjut.

Pada posisi demikian, Islam politik seperti dua sisi mata uang. Amerika memanfaatkan posisi Islam dan Islam politik, guna membendung kekuatan blok timur, kelompok kiri, yang berseberangan dengan demokrasi, liberalisme Amerika. Sekaligus juga sebagai palang pintu pascakekosongan ideologi, era perang dingin.

Pada sisi lain, Amerika sendiri terus melancarkan perluasan wilayah dan dominasi penjajahan. Intervensi dan dominasi imperialis berhasil membentuk kekuatan ekonomi neoliberal.

Apresiasi lebih buku Kumar, padat berisi, mengejutkan, memberi terang bagaimana operasi kondisi material pada Islam politik. Namun, di luar konteks buku, dilema lain sebenarnya juga muncul. Terkait dengan term para orientalis, Barat dalam mengkategorikan gerakan yang bernapas Islam.

Bagaimana term itu bisa tersemat pada gerakan Islam untuk keluar dari hegemoni Barat. Perlu juga dilihat kategori-ketegori apa yang menjadikan gerakan Islam disebut sebagai gerakan revivales, fundamentalis, dan radikalis. Sedangkan penamaan itu muncul dari luar. Dari dalam gerakan sendiri, perjuangan yang dilakukan semata adalah untuk keluar dari jerembab intervensi dan imperalisme Amerika dan sekutu. Meskipun Islam itu sendiri, seperti menjadi dasar gerak, diformulasi mendulang massa, spirit perlawanan, dan keberpihakan atas kondisi yang ada.

*) Nur Wahid, Alumnus UIN Sunan Kalijaga, asal Pujodadi, Pardasuka, Pringsewu. Pegiat di Marakom Institute Yogyakarta.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/02/buku-dilema-islam-politik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez