Ahmad Zaini *
http://oase.kompas.com/
“Lagi-lagi Mbah Sumo bersikap seperti anak kecil. Ia selalu memperhatikan apa isi bungkusan yang menumpuk di sekitar para lelaki.”
Serambi masjid sore itu ramai oleh para jamaah yang mengikuti pengajian. Mereka duduk membentuk lingkaran dari satu titik hingga titik berikutnya. Mereka antusias mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh ustadz babakan masalah agama khususnya tentang puasa Ramadhan. Kebetulan saat itu sudah memasuki hari kelima belas puasa bulan Ramadhan.
Seperti biasanya usai melaksanakan shalat ashar para jamaah yang ingin memperbanyak amal ibadah dan mencari keridhaan Allah selalu datang dalam pengajian itu. Tak terkecuali Mbah Sumo yang setiap hari rutin duduk di sebelah kiri serambi masjid. Ia khusuk mendengarkan ceramah yang disampaikan ustadz.
“Ibadah puasa tidak hanya menahan makan dan minum saja, tetapi juga menahan amarah dan hawa nafsu. Barang siapa yang mampu melekasanakn ibadah puasa dengan sempurna maka Allah akan memberi pahala kepada kita dengan berlipat ganda. Dalam sebuah hadits dijelaskan pula, barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mencari keridhaan Allah, maka segala dosa yang telah dilakukan diampuni oleh Allah,” kata ustadz dalam pengajian sore itu.
Mbah Sumo memanggut-manggutkan kepalanya mendengar uraian ustadz. Ia merasa bahwa puasanya hingga hari kelima belas merasa belum sempurna. Dalam hatinya berkecamuk karena merasa puasanya selama ini dianggap sia-sia karena sering marah-marah dan menuruti hawa nafsu. Ia juga merasa iri jika ia melihat ada orang lain yang mendapatkan rizqi.
Mbah Sumo mendesah sambil menyandarkan kepala ke dinding serambi masjid. Ia menyesal karena sewaktu berpuasa ia tidak mampu menghindari hal-hal tercela seperti itu. “Mbah, kenapa?” tanya salah satu jamaah di samping kanannya. “Eh, tidak apa-apa,” jawabnya terkejut.
Suasana pun kembali mencair. Mbah Sumo memperhatikan lagi isi ceramah yang disampaikan ustadz. Kali ini dia tidak bisa mengarahkan konsentrasinya kepada materi yang disampaikan ustadz dalam pengajian. Pikiran Mbah Sumo mulai terbagi pada makanan ta’jil yang dibawa oleh para warga ke masjid. Setiap ada orang yang datang dengan membawa bingkisan, Pikiran Mbah Sumo selalu sibuk menebak isi bungkusan itu.
“Wah, paling-paling gedhang!” kata Mbah Sumo dalam hati. Saat panitia membuka isi bungkusan, mata Mbah Sumo menatap tajam ke tempat dikumpulkannya makanan ta’jil. “Lha, bener tho? Pisang!!” “Hussss…!” tegur tetangga duduknya.
Bungkusan berikutnya dibuka oleh panitia. Lagi-lagi Mbah Sumo bersikap seperti anak kecil. Ia selalu memperhatikan apa isi bungkusan yang menumpuk di sekitar para lelaki yang dengan sukarela membantu membagikan makanan ta’jil kepada para jamaah. “Lha, bothe!” ucap Mbah Sumo yang kali ini terdengar di separo serambi masjid. Ucapan Mbah Sumo sontak membuat para jamaah tertawa terpingkal-pingkal. Mereka geli melihat tingkah Mbah Sumo. “Ono opo tho?” tanya Mbah Sumo sambil memandang orang-orang di sekelilingnya yang memandang ke arahnya. “Sampeyan itu bagaimana tho? Mereka itu melihatmu yang berulah seperti anak kecil,” terang jamaah lain.
Mendengar jawaban itu Mbah Sumo tetap bergeming. Ia tak merasa terusik oleh perhatian para jamaah yang mengikuti pengajian. Tatapan penasaran Mbah Sumo pada jajan yang akan dibagikan kepada jamaah sebagai menu berbuka puasa tak surut. Ia tak ingin melepaskan begitu saja isi bungkusan tas kresek yang dibuka oleh para relawan ta’jil.
Gema suara ustadz yang sedang membalah kitab Sullamuttaufiq merembet di setiap pilar penyangga masjid yang megah. Satu persatu fasal dia utarakan kepada para jamaah yang sebagian besar adalah para manula dan anak-anak. Sedangkan para remaja yang semestinya menjadi penggerak kegiatan di masjid tak kelihatan sama sekali. Mereka, para remaja, lebih suka menghabiskan waktu sore hingga menjelang berbuka di tempat-tempat keramaian. Mereka bergerombol di pinggir-pinggir jalan sambil menggosip ke sana kemari. Saat matahari hampir tenggelam mereka baru membubarkan diri sembari menggeber motor yang mereka kendarai. Mereka saling mengadu kecepatan motor. *** Waktu berbuka tinggal lima belas menit lagi. Para lelaki yang menjadi sukarelawan pembagi makanan ta’jil mulai membagikannya kepada para jamaah. Satu persatu jamaah yang duduk sambil mendengarkan ceramah dari ustad mendapat bagian ta’jil. Demikian pula Mbah Sumo. Ia melongo memperhatikan makanan ta’jil yang sudah diterima oleh jamaah lainnya. “Sebungkus nasi. Ya, sebungkus nasi,” katanya girang. “Sabar, Mbah Sumo. Nanti pean juga kebagian. Bersabarlah menunggu giliran!” tegur jamaah di sampingnya.
Mbah Sumo resah saat bungkusan nasi yang dibagikan kepada jamaah tinggal beberapa bungkus sedangkan tempat dia duduk masih jauh dari lelaki yang membagikan bungkusan tersebut. Ternyata kekhawatiran Mbah Sumo menjadi kenyataan. Sebelum sampai kepada dia, nasi yang dibagikan para lelaki itu telah habis. “Lha…, tidak kebagian!” ungkapnya kecewa. “Jangan kuatir, Mbah Mo. Itu di sana masih menumpuk.”
Seorang lelaki datang mendekati tempat duduk Mbah Sumo dengan membawa tas kresek yang berisi makanan. Ia segera meraih makanan yang masih tersembunyi di dalam tas kresek. Perlahan ia mengangkat makanan ta’jil itu lalu menaruhnya di depan Mbah Sumo. “Waduh, kebagian mbothe Jo!” katanya kaget kepada Wak Kirjo.
Mbah Sumo menggerutu dalam hati karena makanan ta’jil pembagian lelaki sukarelawan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ia merasa kesal kepada lelaki yang baru saja meletakkan mbothe tepat di depan tempat duduknya. Hatinya semakin berkecamuk lantaran makanan ta’jil yang masih menumpuk di sudut serambi belum juga dibagikan lagi. Ia sangat penasaran makanan ta’jil apa yang akan diterimanya lagi. Dengan hati berdebar-debar ia menatap lelaki yang membagikan bungkusan kepada para jamaah. Mbah Sumo berharap mendapatkan bagian makanan yang sesuai dengan selera. “Ini dia, nasi uduk, kesukaanku!” gumamnya dalam hati. Lagi-lagi Mbah Sumo sedang bernasib sial. Ketika giliran dia mendapatkan pembagian makanan ta’jil yang sesuai dengan seleranya, ia selalu tidak kebagian. “Apes…apes!” umpatnya. “Kenapa, Mo?” “Saya tidak kebagian lagi.” “Sabar to Mo! Itu diambilkan lagi. Masih banyak makanan ta’jilnya.”
Sepotong roti sisir diberikan lelaki berkopiah haji kepada Mbah Sumo. Ia spontan menolak pembagian itu. Mbah Sumo berdiri lalu mengumpat lelaki itu sambil melemparkan makanan ta’jil yang diterimanya kepada lelaki tadi. Ia merasa disepelekan karena hanya menerima ta’jil mbothe dan sepotong roti sisir. Sementara jamaah yang lain menerima sebungkus nasi dan makanan yang disukainya. “Ini tidak adil!” katanya sambil berteriak.
Para jamaah yang tadinya khusuk mendengarkan ceramah dari ustadz mendadak riuh mendengarkan ucapan Mbah Sumo. Mereka heran kenapa Mbah Sumo bersikap demikian itu. Padahal, makanan ta’jil yang diterimanya itu hanyalah makanan yang digunakan untuk menyegerakan berbuka puasa agar mendapatkan kesunatan dalam berpuasa. Pak Ustadz tersenyum simpul menyaksikan kejadian itu. Ia pun berdiri lalu mendekati Mbah Sumo agar dia sabar dan menerima ta’jil yang dibagian lelaki sukarelawan tadi. “Sabar nggeh Mbah! Panjenengan remen ta’jil nopo?” tanya ustadz kepada Mbah Sumo. “Kulo kepengen nasi bungkusan,” jawabnya mrengut. “Baiklah, kalau begitu!” Pak ustadz segera mengambilkan sebungkus nasi ta’jil jatahnya kemudian memberikannya kepada Mbah Sumo. “Niki kangge panjenengan,” kata pak ustad sambil menyodorkan sebungkus nasi kepada Mbah Sumo. “Matur Suwun, matur suwun…!” ucap Mbah Sumo dengan wajah yang ceria. Tak lama kemudian para jamaah kembali duduk dengan tenang melanjutkan kegiatan yang sempat terganggu ulah Mbah Sumo. “Asyhaduallailahaillallah, Astaghfirullah, nas aluka ridhaka waljannah wanaudzubika min sakhotika wannar!” Pak Ustadz memimpin para jamaah melantunkan dzikir pada Allah hingga waktu berbuka puasa tiba.
Kini detik-detik berbuka puasa telah tiba. Mbah Sumo dan para jamaah lainnya telah bersiap-siap berbuka puasa. Sesaat kemudian beduk yang menggantung di serambi masjid dipukul bertalu-talu dan para jamaah pun melaksanakan berbuka puasa. “Allahumma laka shumtu, wabika amantu, wa’ala rizqika afthortu birahmatika ya arhamarrahimin!” Mbah Sumo berdoa kemudian melaksanakan berbuka puasa dengan menikmati makanan ta’jil yang diberi oleh pak ustadz. (*)
Lamongan, Agustus 2011
______________________________
Ahmad Zaini, beberapa puisi dan cerpennya pernah dimuat di Radar Bojonegoro, Majalah MPA (Depag Jatim), Antologi Puisi Bersama seperti Bulan Merayap (Dewan Kesenian Lamongan,2004), Lanskap Telunjuk (DKL, 2004), Khianat Waktu, Antologi Penyair Jawa Timur (DKL, 2006), Absurditas Rindu (Sastra Nesia Lamongan, 2006), Kidung Rumeksa Praja (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2010).
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Kamis, 19 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar