Selasa, 14 Februari 2012

Balaghah, Keindahan Bahasa Arab (1-3)

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Dyah Ratna Meta Novia
http://www.republika.co.id/

(1)
Balaghah dan bayan dalam bahasa Arab memiliki makna yang merujuk pada retorika atau kejelasan dan keindahan bahasa. Namun, jika kedua istilah tersebut ditambahi awalan ilm atau ilmu maka keduanya berarti retorika, yakni ilmu tata cara berbicara yang bagus.

Balaghah sendiri merupakan inti dan puncak dalam kajian sastra dan menjadi ciri khas yang membedakan sastra dari disiplin ilmu yang lain, tidak ada adab (sastra) tanpa balaghah. Terdapat banyak ungkapan maupun aforime dalam berbagai perpustakaan adab yang menyebutkan definisi balaghah.

Hubungan balaghah dengan Alquran sendiri sangatlah erat. Dalam tradisi Islam, Alquran merupakan salah satu sumber dari keindahan atau ke-balaghah-an bagi para penyair maupun para penulis prosa. Orang-orang Arab mengakui Alquran sebagai puncak balaghah dan menjadi model, rujukan utama bagi penciptaan syair, pidato, dan seni membuat surat atau leksikografi.

Alquran juga sebagai buku maupun pedoman utama bagai anak-anak sekolah yang hendak belajar tata bahasa Arab. Anak-anak tersebut menghapalkan Alquran sejak usia dini, kemudian mereka melanjutkan dengan menghapalkan buku-buku yang membahas ritual dalam Islam ketika mereka menginjak usia remaja. Alquran merupakan teks klasik yang mereka hapal dan mereka baca setiap hari. Sehingga bagi para siswa membaca Alquran merupakan rutinitas harian.

Kedudukan Alquran begitu penting dan berpengaruh besar terhadap pola hidup, pola pikir, dan pola tutur umat Islam. Seluruh umat Islam merasa bahwa Alquran merupakan sebuah kitab suci yang keindahan bahasanya tak tertandingi oleh penyair manapun. Sebab, Alquran berisi bahasa Allah yang keindahan dan kepuitisannya tidak bisa ditiru oleh penyair yang paling hebat seperti Kahlil Gibran sekalipun.

Meskipun Alquran tidak bisa disamai keindahan bahasanya, hal itu tidak menghalangi penyair-penyair Muslim untuk berusaha menyamainya seperti yang dilakukan oleh seorang penyair bernama Al-Mutanabbi maupun Al-Ma’arri. Mereka tidak hanya berusaha menirunya, tetapi juga menggunakan Alquran sebagai model utama dalam penciptaan karya-karya mereka.

Kata-kata dan berbagai gagasan dalam Alquran sudah mendarah daging dalam jiwa mereka. Sehingga dalam berbagai bentuk ungkapan lisan maupun tulisan, dalam khutbah, percakapan, dan tradisi surat-menyurat, atau dalam karya-karya prosa maupun puisi, Alquran digunakan sebagai contoh dan model utama yang mewarnai ekspresi pemikiran dan perasaan mereka.

Keindahan dan keagungan bahasa Alquran yang efisien sangat dihargai oleh umat Islam. Sehingga ketika mereka hendak mengungkapkan ekspresi dalam bentuk apa pun mereka selalu melihat dan memadukannya dengan bahasa Alquran. Karena itulah keindahan dan kefasihan berbahasa selalu dikaitkan dengan keagungan dan keutamaan Alquran.
***

(2)
Sebuah sumber sejarah mengungkapkan bahwa umat Islam dan bangsa Arab sangat mencintai keindahan dan kefasihan bahasa. Sehingga diceritakan, ketika terjadi banjir pada 823 Masehi yang memporak-porandakan kota Makkah, Khalifah mengirimkan bantuan untuk meringankan beban penduduk Makkah yang disertai dengan surat ucapan bela sungkawa.

Ketika penduduk Makkah mendengar keindahan bahasa dari surat bela sungkawa dari Khalifah tersebut, mereka begitu terkesima. Bahkan mereka lebih memerhatikan isi surat bela sungkawa yang penuh dengan kata-kata indah tersebut dari pada bantuan material dari Khalifah.

Aspek balaghah yang disukai oleh umat Islam tidak hanya balaghah dalam bentuk tampilan luar seperti susunan kalimat formal, tetapi juga isinya. Seorang penyair yang bernama Al-Asma’i memiliki ketinggian balaghah, tetapi syair-syairnya tidak berisi.

Sedangkan penyair Abu Ubaydah memiliki syair-syairnya yang padat berisi, namun kurang memiliki balaghah. Hal itu juga terlihat pada Tsalab yang memiliki ilmu tinggi, namun ternyata dia tidak bisa menulis dengan balaghah yang tinggi. Bahkan surat-surat yang dia tulis tidak jauh berbeda dengan surat-surat yang ditulis oleh orang awam.

Seorang sastrawan harus memiliki kelancaran dan keindahan dalam berbahasa. Tanpa adanya kecakapan tersebut, maka seseorang tidak mungkin bisa menjadi sastrawan. Keindahan dan kelembutan berbahasa merupakan pokok kajian yang tak ada habis-habisnya, yang telah melahirkan banyak ungkapan yang indah dan bermakna dalam kepustakaan sastra yang telah muncul sejak periode awal Islam.

Seorang sastrawan yang bernama Ja’far Ibnu Yahya Ibnu Khalid Al-Barmaki mengungkapkan, balaghah adalah sebuah upaya untuk menyampaikan pemikiran yang baik dan mengatakan banyak hal dengan sedikit kata-kata.

Sementara itu, Sekretaris Khalifah Dinasti Umayyah yang terakhir yang termasyhur, Abdul Hamid berujar, “Orang yang tidak memiliki kemampuan balaghah tidak memiliki kebesaran, meskipun kedudukannya setinggi langit.”

Khalifah Al-Ma’mun juga dikisahkan pernah membuat definisi balaghah sambil mengutip ungkapan ayahnya, Khalifah Harun Al-Rasyid. “Balaghah adalah mengatur kalimat sehingga tidak kehabisan nafas, berusaha mencapai tujuan yang diinginkan, menyampaikan banyak makna dengan sedikit kata-kata,” kata Al-Ma’mun.

Sementara itu, seorang cendekiawan, Ibnu Al-Mu’tazz, menjelaskan balaghah adalah pengujaran kata-kata yang segera mencapai sasaran sebelum pembicaran terlalu panjang. Seorang penyair juga berkata, “Tak ada sesuatu pun yang bisa mengantarkan seseorang pada sumber kehidupan yang seefektif balaghah.” Bahkan sebuah hadis menyatakan, kata-kata yang baligh (ringkas dan bermakna) adalah bahasa murni yang mempesona.
***

(3)
Keindahan dan kehalusan bahasa semata tidak cukup menjadikan seseorang sebagai pakar sastra Arab. Seorang pakar sastra juga harus memahami tata bahasa dengan baik. Tidak mungkin terdapat pembicaraan yang baligh tanpa disertai dengan sintaksis atau struktur kalimat yang benar.

Dalam kajian balaghah juga terdapat daftar orang-orang yang mahir dalam berbahasa (baligh). Daftar tersebut terdapat dalam sebuah bab yang berjudul Daftar Nama Para Ahli Balaghah yang terdapat dalam Kitab Fihrist (Katalog) karya seorang ilmuwan dan ahli geografi hebat, Yaqut Al-Hamawi.

Dalam daftar para ahli balaghah tersebut yang berjumlah 43 orang, Yaqut juga menyusun daftar lain yang berisi 10 tokoh utama dalam seni balaghah. Julukan bagi orang-orang yang menduduki tokoh utama dalam seni balaghah adalah bulagha. Salah satu bulagha tersebut adalah Qabisah Ibnu Jabir Al-Asadi.

Seorang sastrawan yang ahli balaghah, akan sangat dihargai dan dihormati jika dia mampu menciptakan karya-karya secara spontan tanpa persiapan baik berupa puisi maupun prosa. Seorang Khalifah Dinasti Fatimiyah, Al-Manshur Abu Thahir Isma’il, yang berkuasa antara 945 hingga 952 Masehi disebut sebagai ahli pidato dengan tingkat kebalaghahan yang tinggi.

Dia juga mampu menyusun kata-kata yang indah dan penuh makna secara spontan. Ismail Ibnu Ali juga dijuluki sebagai Al-Khuthabi (Ahli pidato) karena dia sangat pandai dalam menyampaikan pidato-pidatonya secara spontan. Dalam bidang tersebut, dia tak menemukan pesaing.

Perdana Menteri Ibnu Hubayah pernah diberi hadiah berupa bak tinta yang terbuat dari kristal bertahtakan permata. Dia merasa sangat terkesima dengan hadian tersebut hingga dia mengundang sejumlah penyair untuk menggubah beberapa bait syair mengenai keindahan bak tinta tersebut. Lalu datanglah seorang penyair yang lantas membacakan dua bait syair yang berisi pujian terhadap pengrajin yang membuat bak tinta tersebut.

Setelah itu datanglah pula seorang penyair yang terkenal bernama Hays Bays yang menyatakan syair yang dibuat oleh penyair sebelumnya tak berbicara sedikit pun mengenai bak tinta tersebut. Maka perdana menteri menantangnya untuk membuat syair yang lebih baik. Lalu Hays Bays menciptakan dua bait syair yang membandingkan jernihnya kristal dan merahnya batu permata dari bak tinta tersebut dengan hari-hari perang dan damai yang dialami sang perdana menteri.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez