Jumat, 26 Agustus 2011

Pesantren “Gudang Sastra” dan Kiai “Makelar Budaya”

Fathurrahman Karyadi *
http://www.radarmojokerto.co.id/

Kamis malam Jumat (9/6/11), penulis menghadiri undangan sebagai pemateri sastra di FKJS (Forum Kajian Sastra) di Pesantren Langitan Tuban. Meski jumlah peserta hanya 40-an santri dari 1500-an santri, namun mereka sangat antusias sekali. Bayangkan saja, acara dimulai ba’da isya hingga pukul 23.00 WIB. Bagi mereka sastra bukanlah hal yang serius dan sulit, namun sebuah kebiasaan/budaya sehari-hari yang mengasyikkan.

Sebenarnya, di forum tersebut penulis tidak semata-mata mengajarkan apa itu “sastra” kepada mereka. Bagaimana mungkin, lha wong mereka lebih “berjenggot” daripada penulis. Bisa dibilang sebatas saling tukar wacana dan pengalaman tentang dunia yang tidak asing lagi bagi pesantren. Jika diibaratkan, sastra ialah hasil atau produk (isim maf’ûl) sedangkan santri sebagai obyek atau pelaku (isim fâ’il) dan pesantren tak lain adalah tempat santri menghasilkan sastra (isim makân). Memang ada definisi yang mengatakan dari bahasa Sansekerta seperti yang diliris oleh situs wikipedia, tetapi penulis lebih condong ke statement imajinatif penulis sendiri.

Di Pesantren tua yang didirikan pada 1852 M itu, kini memiliki banyak media sebagai wadah kreasi santri. Selain ada majalah Kakilangit yang disebarkan ke masyarakat umum dan alumni, juga ada majalah santri tersendiri Harakah, belum lagi mading-mading di setiap kompleknya. Uniknya, semua media itu dikelola oleh santri yang masih menempuh pendidikan wajib di pesantren. Sungguh menakjubkan. Di sela-sela kesibukan mereka belajar masih sempat meluangkan waktu untuk berkarya. Lantas bagaimana dengan Jombang dan Mojokerto yang memiliki julukan sebagai kota santri? Sudah selayaknya untuk bisa seperti demikian.

Syair di Pesantren

Adalah KH. MA Sahal Mahfudz yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, beliau memiliki banyak karangan kitab nadzam. Salah satunya al-Tsamarât al-Hâjiniyyah berisi 166 bait yang menerangkan istilah-istilah dalam ilmu fikih. Kitab yang diberi ta’lîq (semacam komentar panjang) oleh Kiai Sahal sendiri itu mendapat perhatian khusus dari banyak kiai. Maka tak heran jika Kiai Muhammadun Kajen dan Kiai Zubair Dahlan, ayahanda Kiai Maimun Zubair Sarang Rembang, memberi kata pengantar di awal halaman.

Tidak hanya sang anak, ternyata ayah Kiai Sahal juga mengarang kitab nadzam bertajuk Farâid al-I’râb. Kini kitab tersebut sedang dalam proses publikasi. Pengasuh ponpes Mathali’ul Falah Kajen ini juga memberi kata pengantar berupa syair sebanyak 9 bait pada kitab nazham Sullam al-Tawfîq karya Kiai Hamid Pasuruan yang kemudian disusul pula syair gubahan KH. Aqib bin Yasin pada cover belakang kitab yang merupakan biografi singkat si pengarang.

Tradisi saling memberi komentar berupa syair sebenarnya sudah terjalin sejak lama di kalangan kiai. Ketika Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari mengarang kitab al-Nûr al-Mubîn, Kiai Ma’shum Aly—santri yang juga menantunya—tak lupa melampirkan syair indah menyongsong terbitnya kitab tersebut. Tak kalah uniknya pula, KH. Abdul Hadi Zahid Langitan menerjemahkan kitab Qashîdah al-Munfarijah dengan model kitab makna gandul. Beliau meriwayatkan sanad kitab karya Imam al-Subki itu dari Kiai Bisri Mustofa, Rembang.

Tradisi sastra yang berkembang di kalangan ulama nusantara lainnya adalah menggubah Asmâ’ al-Husnâ (nama-nama indah Tuhan) dalam bentuk syairan. Almarhum Kiai Dimyathi, Tremas mengarang syair Asmâ’ al-Husnâ begitu indah. Bahkan di Pondok Krapyak Yogyakarta—juga di banyak pesantren lainnya—menjadikan nadzham ini sebagai wirid setiap hari menjelang matahari terbit.

Senada dengan Kiai Dimyathi, seorang ulama asal Banjarmasin bernama Ahmad Jamhuri juga menyairkan Asmâ’ al-Husnâ. Kitab yang diberi judul Kanz al-Asnâ itu hampir menyamai Qashîdah al-Burdah karya Imam Bushiri, keduanya sama-sama menggunakan bahar kamil dan diakhiri huruf mim berharakat kasrah (mî).

Begitu pula dengan Kiai Hamid Pasuruan, selain mengarang nadzam Sullam al-Tawfîq, beliau punya syairan Asmâ’ al-Husnâ namun sayang belum terpublikasikan. Di Cirebon, Kiai Nur Khalish Hannan dari Ponpes Al-Hikmah menggarang nadzam 99 nama indah itu bersama dengan Kiai Mahmud Mukhtar yang menyairkan asmâ’ Rasulullah SAW sebanyak 45 bait. Karya keduanya itu diterbitkan oleh Menara Kudus dalam satu buku saku kecil.

Kalau karya-karya di atas berbahasa Arab, berbeda halnya dengan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Kiai yang merupakan teman akrab Gus Dur ini mengarang kitab Asmâ’ al-Husnâ dalam syair bahasa Jawa. Kitab ini memakai lagu shalawat Al-Badriyyah atau seperti lirik lagu Baju Baru Alhamdulillah yang dinyanyikan oleh artis Dea Ananda. Berikut salah satu potongan syairnya;

Ya rahmanu dzat kang welas
Rahimu dzat asih melas
Rahmat tuan sampun jelas
Agung luas mboten melas

Gus Ishom juga pernah menyunting kitab nadzham Asmâ’ al-Husnâ berjudul al- Durr al-Sanâ karya Syekh Ahmad Ibn Muhammad al-Dardiri. Akhirnya kitab mandzumah yang berjumlah 81 bait itu diterbitkan di Tebuireng bersamaan dengan Hizb al-Andzarûn di akhir halaman. Jauh sebelum itu semua, Kiai Ali Manshur Tuban telah mensyairkan asma husna dalam bahasa Arab. Karyanya itu dilampirkan bersamaan shalawt badar yang dikarangnya pada tahun 1898 M, 113 tahun silam.

Sastra dan Pesantren Kini

Bila ditanya, bagaimana kabar (perkembangan) sastra di dunia pesantren dewasa kini? Tampaknya sulit untuk dijawab. Ranah sastra yang sebetulnya “ada” di komunitas pesantren mulai luntur. Karya-karya sastra Arab para ulama pendahulu hanya dihafal para santri karena alasan kewajiban atau sebagai syarat kenaikan kelas. Akibatnya, mereka tidak memiliki malakah dan ikhtira’ yang diharapkan. Padahal, tujuan mereka sering menggeluti karya sastra agar bisa ber-dzauq sastrawi.

Di sisi lain, para kiai pengasuh pesantren tidak lagi produktif menelurkan karya-karya sastra. Menulis makalah untuk seminar atau kolom opini di media masa lebih diminati daripada menadzamkan hal-hal yang baru. Dalam ajang musabaqah Akhirussanah atau Rojabiyyah yang setiap tahunnya diselenggarakan pesantren juga tidak mencantumkan agenda ”perlombaan membuat syair”.

Jika hal itu terus berlanjut, maka dikhawatirkan pesantran akan kering dari sentuhan sastra. Para santri tidak mampu menghasilkan karya. Sehingga, karya-karya novel atau tenleet remaja gaul akan lebih digemari daripada menikmati bacaan sastra pesantren yang sebenarnya mereka sendiri memiliki potensi besar untuk berkarya. Wallahu A’lam
_______________
*) Penulis adalah mahasiswa Ma’had Aly Tebuireng, bergiat di Pustaka Tebuireng sebagai ketua pelaksana. Email: atunk.oman@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez