Sabtu, 27 Agustus 2011

Hasyim Asy’ari dan Historisitas Moderasi Islam

Johan Wahyudi
Kompas, 28 Maret 2010

PEMIKIRAN Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari atau lebih akrab dipanggil Kiai Hasyim merupakan representasi dari kondisi dialogis agama dengan tradisi dan budaya. Islam bukan hanya berkutat pada kesalehan ritualistik semata, tetapi lebih jauh sebagai sarana pemecah jalan buntu berbagai anomi sosial.

Sosok kiai asal Jombang dan peletak dasar Nahdlatul Ulama ini merupakan ulama yang mempunyai diskursus perjuangan yang interdisipliner. Baginya, ulama bukan hanya menjadi ”penjaga malam” umat lewat ajaran yang berkutat pada halal-haram, seperti kebanyakan ulama zaman sekarang. Menurut dia, ulama adalah mereka yang mampu menyintesiskan perjuangannya pada konteks sosial. Ulama bukan hanya memimpin umat, tetapi juga memberdayakan dan memberikan pencerahan kepada umat.

Buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan tidak hanya mengetengahkan sejarah hidup Kiai Hasyim, tetapi juga pemikiran dan kisah-kisah menarik yang menjadi oral history dari masa ke masa. Melihat kondisi dewasa ini, rasanya sulit mencari pengganti Kiai Hasyim. Baginya, tarekat untuk dekat dengan Tuhan tidak melulu menggunakan ibadah mahdh. Tarekat sebenarnya adalah menciptakan masyarakat yang damai, sejahtera, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Perjuangan dan moderasi

Yang menjadi pokok pemikiran Kiai Hasyim adalah bulir-bulir moderasi Islam yang dibingkai dengan kearifan lokal. Said Aqil Siradj (2009) memandang, ada sesuatu yang menarik dalam kubah pemikiran Kiai Hasyim. Pengetahuan agama yang didapat di Mekkah tidak serta-merta menjadikan Kiai Hasyim mengusung paham Wahabi yang cenderung puritan dalam beragama dan menolak berbagai tradisi lokal.

Salah satu tindakan moderatif Kiai Hasyim ditunjukkan ketika menerima kemajemukan sebagai realitas sosial-budaya dan sosial-politik bangsa ini. Sejatinya, dengan menerima kemajemukan, berarti mengakui bahwa negeri ini terdiri dari entitas-entitas agama, kesukuan, dan tradisi yang diferensiatif. Islam merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin, tidak hanya memberikan pencerahan bagi umatnya, lebih luas, juga menumbuhkan zeitgeist (semangat zaman) bagi segenap masyarakat Nusantara.

Kiai Hasyim menitikberatkan perhatiannya pada dunia pendidikan. Perjuangannya makin menguat setelah mendirikan Pesantren Tebuireng. Tak bisa dimungkiri, pesantren ini merupakan salah satu mahakarya Kiai Hasyim. Di lembaga pendidikan ini, Kiai Hasyim mencetak santri-santri yang siap berjuang dan berkarya di tengah masyarakat. Dalam mengajar, komitmen akan pentingnya kemandirian dan kepemimpinan sangat besar. Hal ini dibuktikan Kiai Hasyim dengan terlibat secara aktif dalam kegiatan koperasi, sebagai sarana perangsang ekonomi kerakyatan.

Kiai Hasyim bukanlah ahli agama yang hanya menyandarkan segala gerakan dan pemikirannya harus sesuai dengan dalil keagamaan. Dia juga menerima segala unsur baru di luar bingkai hukum agama yang positif, yang semakin memperkaya pilihan-pilihan akan instrumen perjuangan, baik itu yang sifatnya perjuangan fisik maupun perjuangan atas kebodohan.

Hal ini tecermin ketika menerima pengajaran bahasa Inggris dan bahasa Belanda yang merupakan inisiatif dari putranya, KH Abdul Wahid, yang merupakan ayah dari mendiang Gus Dur. Tindakan ini sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi: al-muhafazah ‘ala qadimi ash-shalih, wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah.

Kiai Hasyim juga mampu memecah stigmatisasi hitam yang mengatakan, ulama pesantren adalah mayoritas diam (silent majority). Baginya, ideologi Islam harus mampu ikut serta dalam membangun kehidupan bernegara. Golongan pesantren, walaupun berjuang dalam ranah kultural dan terkesan berada dalam kabut, tetaplah merupakan kekuatan masyarakat. Perjuangan bukan hanya mengangkat senjata, tetapi juga mampu menciptakan, meminjam istilah Habermas, budaya komunikatif.

Budaya komunikatif mensyaratkan adanya dialog khusus antara penguasa dan rakyatnya. Dalam konteks perjuangan Indonesia pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan, budaya komunikatif menjadi ajang elaborasi para kiai dengan para elite nasionalis yang banyak bernegosiasi dengan pihak penjajah.

Dalam menciptakan budaya komunikasi yang baik, tentu disyaratkan penguasaan ilmu dan kepribadian yang dewasa. Nah, NU yang berposisi sebagai corong masyarakat akar rumput mempunyai kelebihan dalam hal ini. Prinsip moderasi yang dianut NU mampu menembus batas setiap perbedaan kesukuan. Terbukti, gerakan NU mampu melebarkan sayapnya ke seantero Nusantara dan menjadikan organisasi ini sebagai organisasi Islam terbesar di dunia saat ini.

Secara umum, NU mempunyai sebuah paradigma pemikiran yang dirumuskan dalam lima hal. Pertama, pola pikir moderat, artinya NU senantiasa bersikap seimbang dan moderat dalam menyikapi berbagai persoalan. NU tidak ekstrem kanan dan tidak pula ekstrem kiri. Kedua, pola pikir toleran, artinya NU dapat hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain meskipun akidah, cara pikir, dan budayanya berbeda.

Ketiga, pola pikir reformatif, artinya NU senantiasa mengupayakan perbaikan menuju arah yang lebih baik. Keempat, pola pikir dinamis, artinya NU senantiasa melakukan kontekstualisasi dalam merespons berbagai persoalan. Kelima, pola pikir metodologis, artinya NU senantiasa menggunakan kerangka berpikir yang mengacu pada manhaj yang telah ditetapkan oleh NU.

Komprehensif

Penyajian buku ini sangat komprehensif karena tidak hanya mengedepankan historisitas Kiai Hasyim, tetapi juga ajaran Islam moderatnya. Penulis menambahkan berbagai muatan yang memperkaya pemahaman keagamaan lewat mutiara-mutiara yang diperas langsung dari kitab karangan Kiai Hasyim, seperti ajaran tentang pentingnya menjaga tali persaudaraan yang disarikan dari kitab at-Tibyan: fin Nahyi ‘an Muqhata’atil Arham wal Aqarib wal Ikhwan (hal 238).

Menurut Kiai Hasyim, bahwa seorang Muslim sejatinya harus membangun persaudaraan yang tulus. Jika ada hal-hal yang dapat menghambat persaudaraan, sejatinya bisa dihindari dengan cara membangun komunikasi persahabatan.

Begitu pula muatan reflektif-edukatif sangat menonjol dalam karya ini. Para pembaca tidak hanya diajak bernostalgia dalam alur tutur perjuangan Kiai Hasyim. Tetapi, kekuatan dari buku ini adalah refleksi keagamaan yang diembuskan lewat kaidah-kaidah fiqih yang menghiasi hampir setiap halaman.

Kelemahan buku ini terletak pada pembahasan tentang pemikiran Hadratussyaikh yang terlampau singkat. Misalnya, pembahasan paradigma Ahlussunnah wal Jamaah yang semestinya dapat dibedah secara lebih detail, terutama apa yang membedakan antara NU dan kelompok-kelompok Muslim lain. Apalagi di tengah pasar pemikiran yang menyajikan paham Ahlussunnah wal Jamaah pula sehingga terasa sulit untuk membedakan antara versi NU dan non-NU.

* Johan Wahyudi, Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2010/03/buku-hasyim-asyari-dan-historisitas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez