Jumat, 08 Juli 2011

LIMA ROMADHON DARMINTO

Muhammad Zuriat Fadil
http://sastra-indonesia.com/

Darminto seorang preman kampung kami, tak usah macam-macam menyebutnya, tak usah mempercantik kata, begitu saja karena memang tidak puitis. Sehari-harinya ya mabok, judi, berkelahi, main pelacur, dan lain sebagainya yang mengukuhkan posisinya sebagai preman nomer satu di kampung kami.

::ROMADHON PERTAMA::

Suatu kali, entah kenapa dia tiba-tiba bilang padaku ingin belajar sholat. Aku ingat itu menjelang bulan Ramadhon lima tahun lalu. Aku ajarkan gerakan dan bacaan-bacaan sholat yang aku tahu. Setelahnya dia hanya bilang, “Terima kasih, nanti saya coba hapalin semuanya. Soalnya saya mau ikut ngerasain sholat Idul Fitri”. Menyadari itu, aku ajari sekalian tata cara sholat Ied yang kumengerti.

Rupanya Darminto ndak ikut sholat Ied, ternyata dia terlambat bangun karena malamnya maen gaple sambil minum-minum di pos ronda. Saat dia bangun, sholat sudah selesai. Aku lihat dia berdiri di pinggir jalan sedang memperhatikan jama’ah sholat Ied yang pulang dari masjid dengan mata yang masih memerah. Kecewakah dia?

::ROMADHON KEDUA::

Kudengar dari obrolan warga kampung Darminto mulai sering sholat, walaupun masih bolong-bolong. Puasa dia sudah mulai tapi lebih sering batal. Pada waktu sholat Ied aku kembali tidak melihat dia. Rupanya kudengar kabar, Darminto masuk rumah sakit. Semalam dia berkelahi dengan preman desa sebelah di sebuah tempat pelacuran. Darminto kena bacok dan sempat kritis.

::ROMADHON KETIGA::

Darminto menghentikan kebiasaannya main judi kartu, gaple, mabok, dan ke tempat pelacuran. Sempat aku bertemu dengannya dipasar, dia bilang, “Aku masih pengen banget sholat Ied Jo, tapi belom kesampean. Mugo-mugo aja kalo ndak sering keluyuran malem aku bisa bangun pagi hoahahahahaaaa…” Tawanya yang menggelegar khas. Semua orang dipasar sudah maklum dengan suaranya yang menggelegar.

Pada waktu sholat Ied, aku mencari-cari Darminto. Tapi sampai selesai sholat aku tidak melihatnya. Kembali aku dengar dari warga kampung, ternyata saat dalam perjalanan menuju mesjid waktu mau sholat Ied, Darminto melihat sekelompok orang menyusup kerumah Pak Haji Kasmin. Padahal saati itu Pak Haji Kasmin sedang jadi imam sholat. Darminto memutar motor RX Kingnya dan mengejar mereka. Darminto berhasil membekuk mereka sendiri, dengan bertarung tangan kosong melawan lima orang pencuri tersebut yang rupanya bukan warga desa kami. Sayangnya, Darminto belum berkesempatan untuk sholat Idul Fitri.

::ROMADHON KEEMPAT::

Luar biasa perubahan pada diri Darminto. Sholat lima kali sehari tak pernah lewat, puasanyapun tak bolong. Suatu kali dia bilang “Ben iso lancar sholat Ied ku nanti Jo haa… ” dia sudah hampir tertawa keras lagi tapi kuperingatkan kalo di Masjid ndak boleh bersuara keras, apalagi saat itu khutbah taraweh sedang berlangsung.

Saat sholat Ied, aku baru saja sampai di Masjid ketika suara motor RX King tuanya Darminto memekakkan telingaku. Aku lihat dia datang ke Masjid, sumringah, semua orang disapanya, senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Namun begitu sampai di gerbang, dua orang mantan anak buahnya mencegatnya. Mereka ngomong serius sekali. Raut wajah Darminto berubah, tapi akhirnya dia memacu RX Kingnya, ngebut pergi. Darminto sekali lagi tak jadi sholat Ied.

Aku baru tau beberapa hari kemudian, kalo ternyata waktu itu ada mantan anak buah Darminto yang sedang bermasalah dikantor polisi. Darminto ndak bisa membiarkan anak buahnya begitu saja, darah preman bukan darah politikus yang bisa tidak perduli pada sesamanya. Darah preman adalah darah persaudaraan. Darminto mengusahakan segala cara agar anaknya buahnya bisa lepas, memang berhasil lepas pada akhirnya. Tapi kami sempat menonton anakbuahnya yang masih muda itu dihajar habis-habisan oleh Darminto sambil ngomong “Gara-gara kowe!!! Aku ra sido sholat Ied lagi, cuk!”

::ROMADHON KELIMA::

Kampung kami kedatangan serombongan orang yang memilih tinggal di Masjid. Awalnya kami merasa aneh dengan mereka, sebab dandanannya aneh. Berjubah putih-putih dan berjenggot panjang. Mereka ada sekitar tujuh orang. Tapi mereka rupanya orang baik, mereka meminta izin baik-baik pada Pak Dukuh, cara mereka bergaul dengan kami pun sangat ramah, lagipula mereka tidak berkeberatan untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan desa. Mereka sering mengajari kami cara berdzikir dan sholawat juga guna dan manfaatnya. Mereka juga mengajari kami agar setiap selesai sholat ada baiknya kita bersalam-salaman sambil bersholawat “Agar hubungan kita sebagai sesama manusia tetap terjalin dengan baik,” kata seorang yang paling dituakan diantara mereka itu. Jubah, surban, dan jenggotnya sama putihnya.

Darminto sendri sudah berubah jauh. Waktunya lebih sering di masjid, dan sesekali ‘mengajak’ para anak buahnya ikut sholat di Masjid. Kadang Darminto menjadi tontonan lucu buat orang kampung bila sedang menyeret-nyeret anak buahnya ke mesjid. Adalah sang tetua rombongan berjubah itu yang menasihati Darminto agar jangan terlalu keras bersikap pada anak-anak buahnya. Darminto sendiri hanya cengar-cengir.

Suatu hari, sepulang dari taraweh Darminto bercerita padaku, “Pokoknya sholat Ied kali ini gak boleh gagal aku Jo, anak buah ku dah tak jak ke Masjid kuabeh ben gak ada yang ngerepotin lagi hoahahahahahaaaa….,” suaranya masih memekakkan telinga.

Pada hari Idul Fitri, saat aku datang ke masjid, Darminto sudah berada di tengah-tengah jama’ah. Raut wajahnya khusyu’. Sambil menanti waktu sholat dia ikut bertakbir.

“Allaahu akbar… Allahu akbar Allahu akbar…. Laa ilaa ha illallahuallahu akbar… Allahu akbar walilla hil hamd….”

Sambil bertakbir tak henti-henti air mata bercucuran membasahi wajahnya yang sangar itu.

Saat selesai sholat Ied, bapak rombongan berjubah itu mengarahkan agar kami bersalaman satu sama lain sambil bersholawat pada Kanjeng Nabi. Berurutan membentuk baris, dari shaf paling belakang menuju depan. Kami semua pun bersalaman, Darminto semangat sekali. Setiap orang dijabatnya dengan erat, sambil bibirnya terus bersholawat

“Shollallahu alaa Muhammad… Shollallahu alaihi wasallim…”

Begitu sampai pada gilirannya menjabat tanganku, dipeluknya erat tubuhku, air matanya masih bercucuran, “Akhirnya aku sholat Ied juga Jo… alhamdulillah….”

Setelah semua selesai, Darminto masih saja menampakkan wajah sumringah. Begitu RX Kingnya selesai distarter dia langsung tancap gas sambil tertawa-tawa sendiri “hoahahahahahahaaaaaa……” Aku geleng-geleng kepala melihatnya.

Namun…

Begitu sampai di pertigaan, Darminto tidak melihat sebuah bus melaju kencang. Dia lupa kalau itu jalur antar provinsi, dia lupa (mungkin saking senangnya) untuk berhenti sejenak melihat kanan-kiri. Bus menghantam RX King itu dengan hebat! Brraakkk…!!!! Tubuh Darminto terpelanting beberapa meter, darah mengucur, bercipratan kemana-mana. Semua orang menjerit, bus sudah kabur. Aku buru-buru menghampiri tubuh Darminto. Namun saat aku sampai, Darminto sudah tak bernafas. Darminto tewas seketika, darah membasahi skujur tubuh dan wajahnya namun senyum masih menghiasi bibirnya.

_______________
Darminto, seorang preman kampung kami. Namun dia dipanggil kehadirat-Nya tepat ketika dia sudah menjabat tangan kami semua, setelah dia meminta maaf atas segala kesalahannya pada kami. Yang membuat kami heran adalah rombongan orang berjubah itu. Setelah selesai mengurusi proses pemakaman Darminto, bahkan saat sholat jenazah, pak tua pimpinan rombongan itu sendiri yang menjadi imamnya. Namun setelah semua itu selesai, mereka langsung pamit. Seolah mereka datang memang untuk menghantar almarhum Darminto.

Sampai sekarang kami masih tidak tahu, siapa mereka itu. Yang pasti kenangan tentang Darminto akan selalu hidup dihati kami. Apalagi setiap Idul Fitri.

Selamat jalan Darminto, semoga disana kau bebas tertawa sepuasmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez