Sabtu, 09 April 2011

Sketsa Dialog Astral *

Draft Pembicaraan Atas Kumpulan Cerpen Syekh Bejirum dan Rajah Anjing Fahrudin Nasrulloh
M.S. Nugroho**
http://sastra-indonesia.com/

Membaca cerpen-cerpen Fahrudin Nasrulloh dalam Syekh Bejirum dan Rajah Anjing seperti mengikuti tradisi mawaca langsung dari kitab lama tanpa lagu. Artinya: tegang, sukar, ruwet, berbuih-buih, nglangit, nglangut, sekaligus penting, menantang, dan mengasyikkan.

Mawaca yang pernah saya saksikan dulu (sekitar tahun 1987) justru tanpa membaca kitab. Pembawa mawaca menyadari kalau bahasa yang dipakai sudah melewati masa yang berbeda, budaya yang berbeda, sehingga perlu strategi berbeda untuk menyampaikannya. Kitab itu memang di hadapannya tetapi langsung diterjemahkan dalam ragam lisan yang aktual. Dengan demikian bisa lebih komunikatif. Karena bersastra itu juga berkomunikasi, berkomunikasi yang estetis.
Pemilihan kata, pemilihan tema, dan keseluruhan struktur sastra itu untuk komunikasi tersebut. Komunikasi itu bias gayeng jika komunikan dan komunikator menyepakati simbol-simbol kebahasaan yang sama, atau yang diproyeksikan bersama.

Jika tidak, simbol-simbol kebahasaan itu– dalam kasus cerpen Fahrudin adalah diksi, akan tampak sebagai arkais, anakronis, atau secara umum dalam hal ini tampak sebagai eksotis. Namun ini membuat ruang pandang bahasa cerpen Fahrudin jadi lebih terbatas. Orang yang tidak menguasai istilah bahasa Jawa (misalnya getih, pejuh, cangkem, jedul, ujug-ujug, mungsret, jugrug, dan londo) dan beberapa istilah Arab (maqam, tarkhim) akan asing, atau menurut Umar Kayam kurang comfortable.

Demikian juga dengan tema-tema yang diusung akan berpengaruh pada kenyamanan komunikasi. Pada sisi lain, penggunaan diksi dan morfologis tertentu yang genit ini, (misalnya berkejora, debuan bergeliutan, mengecritkan, ternyana, pletikan, menyauk, dikesiur, diblejeti, sesengkringan, dumadakan, ecek-ecek, dan calang mata) tentu akan menyumbang khasanah bahasa Indonesia. Baik akhirnya berterima maupun tidak.

Kegenitan ini berlebih ketika menggunakan imagery. Contoh pada kutipan berikut.

Saat debur pikiran tersesat ke jurang mimpi yang tak mengenal gelap dan terang, dan ingatan meracau sendiri lewat sunyi lautan kubur api. (Syekh Bejirum dan Rajah Anjing)

Seolah lebih nyinyir dari kematian yang memburu memekik membacok dengkulnya. Menggempur kelopak mripatnya. (Abu Zardak)

Imaji yang ramai justru akan mengaburkan imaji itu sendiri. Bukankah tugas pengarang untuk mencarikan kata yang paling bisa mewakili kenyataan yang digambarkan?

Namun kegenitan itu tidak menampakkan diri ketika dia menggarap tokoh-tokoh lama, baik itu tokoh sejarah ataupun mitos. Biasanya penghadiran tokoh-tokoh seperti itu menimbulkan kegenitan tertentu atau keakraban yang mesra. Di dalam cerpen Fahrudin justru menjadi alienasi dan eksotis karena mungkin penyampaiannya yang melangit atau begitu jarangnya dikatakan atau bahkan dikenalkan. Atau bisa jadi karena tokoh-tokoh dititipi beban mistis dari awal hingga akhir.

Review 11 Cerpen

Cerpen pertama adalah Surabawuk Megatruh. Dikisahkan perdebatan Surabawuk, si pemuda 14 tahun yang luar biasa, dengan Kiai Hasan Besari tentang Tuhan. Pengakhiran yang tiba-tiba. Berhias mantra dan puisi, dialog panjang-panjang, — dan perasaan saya ini mulai pamit dari rumah cerpen.

Abu Zardak mengisahkan akhir misteri Abu Zardak di Dusun Tis di pegunungan wilayah Qulaiwah. Subjudul dalam selubung Bebayang Maya, Riwayat Kaum Pelukis Buta, dan Hikayat Kitab dan Waktu yang Berlorong. Andai setiap subjudul ditampilkan dengan aksi konkret dan bahasan yang dalam, ini tentu bisa menjadi prosa yang sangat menarik.

Arung Beliung bercerita tentang Aku yang mendapatkan rajah rahasia dari mimpinya. Sudut penceritaan berubah-ubah. Akuan, diaan, akuan, diaan. Dialog yang terpengaruh ragam tulis, misalnya … setelah saya telisik-teliti, disari-petilkan dari beberapa kitab: Risâlatu Manâthiqi al-Jin wa al-Junûn fi Allah karya Abi Jihaduddin Al-Kubra (953 M); Burhan al-‘Ilmi fi ‘Akhiri al-Zaman anggitan Ibnu Haramain al-Tubbaniy (1732 M); ‘Isyaratu al-Nujum wa al-Hilal fi Jaufi Manami al-Iblis karangan Ibnu Husain Iskandar al-Malaky (1678 M); Risâlatu al-Sihri wa Dhalâlatuhu karya Umar Huzail al-Madury (1689 M); Asrâr al- Manâm al-Ilâhiyyah inda Sâiri al-Sâlikîn buah tangan Azizuddin bin Azzam al-Qasyri (911 M). Hanya dari keajaiban Allah-lah kebenaran 30 kitab yang diceritakan Kiai Bahlawi tersebut dapat dipertemukan dan dipelajari secermat mungkin.”

Demikian papar Syekh Tumasik Khan Al-Hindy. Prahara Giri Kedaton bercerita tentang penangkapan Sunan Giri Prapen oleh Pangeran Pekik dan Mataram.

(Benarkah sewaktu hidup sudah disebut Sunan?) Penutup yang sangat lembut dengan sub judul Sehabis Empat Puluh Malam dalam Cahaya Ranjang. Kematian Sunan Giri Prapen (dan penyerahan Amongraga dan Tambangraras) disejajarkan dengan 40 hari kisah ranjang dalam Centini. Puisi yang luar biasa.

Sayangnya kurang proporsional karena panjangnya itu. Dari sekitar 1.928 kata, 757 kata (40%) adalah adegan penutup itu. Puputan Walanda Tack berisi adegan perang tanding Kapten Tack dan Surapati. Aksi teateral yang menarik dengan sedikit misteri meskipun di catatan kaki dijabarkan saling silang acuannya.

Memburu Maria Van Paousten. Kisah Bryan Marsden mencari ibu leluhurnya. Semacam cerita detektif yang dibumbui mistik. Penutupnya wajar dan menarik.

Duel Dua Bajingan. Duel Padas Getas dan Sawung Pati. Seperti adegan tempur di ludruk. Dialog berteriak dan kalimat panjang. Mantra-mantra diucapkan dengan jelas. Andai kalimat-kalimat analisis diganti dengan deskripsi yang lebih sederhana, saya kira akan lebih memikat.

Nubuat dari Sabrang. Teka-teki tentang keaslian sebuah tulisan Snouck Hurgronje. Sederhana namun manis. Ungkapan-ungkapan

lama dan umum bak disambar petir, mungkin perlu dipertimbangkan penempatannya.

Huru-Hara Babarong. Kisah serdadu Belanda yang diserang berandal di tempat pelacuran Babarong. Bahasa dibumbui kata sekitar sahwat kelamin. Menarik namun motivasi belum banyak diungkap.

Syekh Bejirum dan Rajah Anjing. Misteri Syekh Bejirum dan kitab lima belas jilid. Pengaluran yang agak “memaksa”. Satu misal saya kutipkan ini.

Inilah catatan berharga (dengan aksen tutur yang khas) yang tersisa darinya sebelum kapal yang mereka tumpangi lebur disapu badai hantu ombak laut: Kurang lebih dua minggu sebelum kapal yang kami tumpangi tinggal keeping-remah dan nyaris tak bersisa di antai utara Pulau Jawa. Gemuruh ombak bergulungan membadai dari segenap penjuru. Saat itu, langit menghitam dihempaskan taufan Jaljalut bersepuh arwah pahit hujan yang pernah dikisahkan para malaikat yang dibantai keturunan Iblis Jasim, dari sinilah asal-usul teka-teki mata tersihir kata, menggerakkan Syekh Bejirum untuk menerjemahkan dan mensyarah kitab entah itu. Bagaimana mungkin Wuragil menuliskan peristiwa yang belum terjadi? Catatan yang diberi keterangan dengan aksen tutur yang khas, tetapi tidak jauh berbeda dengan gaya pencerita.

Montel. Kisah pengalaman mistis Montel, salah satu murid Sunan Giri Prapen. Cerita yang menurut saya paling liris dan menemukan bentuknya yang tepat. Alur yang maju, episodik, hampir statik, dan sirkuler menambah kekuatan puisinya. Sayang pergeseran sudut penceritaan yang tanpa permisi dan tanda baca agak mengganggu kenikmatan resepsi. Karakter Montel juga samar dan datar.

Proyeksi

Saya mengagumi cerita-cerita Fahrudin dalam kumpulan ini. Saya berharap akan menemukan cerita-cerita yang lebih memikat dalam karya berikutnya. Bahasanya yang berhias puisi mungkin karena keinginan bawah sadar untuk menulis puisi? Mengapa tidak menulis prosa lirik saja? Atau puisi naratif dengan tipografi yang total? (Danarto dalam kumpulan cerpen Godlob, yang saya kira masih proporsional saja, menyadari bahwa itu tidak selayaknya. Maka lahirlah kumpulan cerpen Berhala dan Gergasi, yang menurutnya, dan temannya dari Bandung, itulah yang disebut cerpen. Meskipun saya sendiri agak kehilangan greget daya ekspresinya.)

Jika saja karakter cerita-cerita Fahrudin lebih berdarah daging, tidak banyak dititipi misi-misi pengarang, unik yang terbahas, dan penuh drama; bahasa yang komunikatif; dan apalagi ditambah teknik yang kreatif saya yakin akan menemukan Jorge Luis Borges yang baru. (Ha ha ha. Maaf..Maaf).

Alternatif lain. Apresiasi kitab-kitab lama dengan penuh cinta dan keikhlasan. Seperti halnya Annemerie Schimmel dalam Dan Muhammad Utusan Allah yang ketika membacanya saya selalu berderai air mata—bahkan ada teman yang ketika hendak membacanya selalu berwudhu dulu. Padahal isinya berupa apresiasi berbagai penyair tentang Muhammad dan ini bukan cerpen! Ha ha ha. Ini hanya keinginan penggemar. “Tentu saja terserah kaulah.”

* Disampaikan dalam GELADAK SASTRA # 15; BEDAH BUKU “SYKEH BEJIRUM dan RAJAH ANJING”, tanggal 3 April 2011, pukul 09.00 Wib, di Pendopo Al-Muhammady, Ds. Menturo-Kec. Sumobito-Kab, Jombang.

**) M.S. Nugroho, pelukis, tinggal di Jalan A.Yani 110 Mojoagung, Jombang. Epos: msnugroho572@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez