Judul : Gandrung Cinta
Penulis : Abdul Wachid BS
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2008
Tebal : xvii + 261
Peresensi: Arif Hidayat
http://www.kr.co.id/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Senin, 27 Februari 2012
Lembaga Gus Dur
A. Mustofa Bisri *
http://majalah.tempointeraktif.com/
Tidak seperti umumnya organisasi lain, Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) boleh dikatakan lahir hanyalah mewadahi yang sudah ada. Sebelum jam’iyah NU lahir pada 1926, sudah ada komunitas atau jama’ah yang terdiri atas ulama dan para pengikut mereka. Itulah masyarakat pesantren. Struktur organisasi NU pun-berbeda dengan struktur umumnya organisasi-lebih mirip dengan pesantren. Sementara di pesantren ada kiai sebagai pemimpin, pengendali, pengarah, dan seterusnya, di NU ada Syuriah.
http://majalah.tempointeraktif.com/
Tidak seperti umumnya organisasi lain, Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) boleh dikatakan lahir hanyalah mewadahi yang sudah ada. Sebelum jam’iyah NU lahir pada 1926, sudah ada komunitas atau jama’ah yang terdiri atas ulama dan para pengikut mereka. Itulah masyarakat pesantren. Struktur organisasi NU pun-berbeda dengan struktur umumnya organisasi-lebih mirip dengan pesantren. Sementara di pesantren ada kiai sebagai pemimpin, pengendali, pengarah, dan seterusnya, di NU ada Syuriah.
TRAGEDI RAJA RAMSES II
Haris del Hakim
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Raja Ramses II adalah salah satu penguasa Mesir paling populer pada tahun 3000 SM. Karakternya diabadikan dalam teks kitab suci agama Islam dengan menggunakan gelar Fir’aun.
Ramses digambarkan sebagai penguasa yang tiran dan despotik. Pada masa kekuasaannya terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Ramses sama sekali tidak menghiraukan isak tangis orang tua mereka. Semua itu berdasarkan ramalan para dukun istana bahwa salah satu dari bayi itu bakal menjadi musuh yang menyebabkan kematiannya.
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Raja Ramses II adalah salah satu penguasa Mesir paling populer pada tahun 3000 SM. Karakternya diabadikan dalam teks kitab suci agama Islam dengan menggunakan gelar Fir’aun.
Ramses digambarkan sebagai penguasa yang tiran dan despotik. Pada masa kekuasaannya terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Ramses sama sekali tidak menghiraukan isak tangis orang tua mereka. Semua itu berdasarkan ramalan para dukun istana bahwa salah satu dari bayi itu bakal menjadi musuh yang menyebabkan kematiannya.
ISLAM IN NETHERLAND: Prospect and Challenge
A. Syauqi Sumbawi
http://sastra-indonesia.com/
Sketsa Historis
Kontras dengan apa yang banyak dipikirkan masyarakat Barat, terdapat sejarah panjang tentang interaksi antara masyarakat Belanda dan Islam —yang merupakan bagian dari masyarakat kolonial di Hindia Belanda dan wilayah Karibia. Akan tetapi, hanya sebagian kecil dari komunitas Muslim di Belanda saat ini yang berasal dari migrasi post-kolonial. Sebagian besar Muslim di Belanda adalah tenaga kerja imigran dari Maroko dan Turki.
http://sastra-indonesia.com/
Sketsa Historis
Kontras dengan apa yang banyak dipikirkan masyarakat Barat, terdapat sejarah panjang tentang interaksi antara masyarakat Belanda dan Islam —yang merupakan bagian dari masyarakat kolonial di Hindia Belanda dan wilayah Karibia. Akan tetapi, hanya sebagian kecil dari komunitas Muslim di Belanda saat ini yang berasal dari migrasi post-kolonial. Sebagian besar Muslim di Belanda adalah tenaga kerja imigran dari Maroko dan Turki.
KIDUNG IMANENSI RUMI DI BALIK JUBAH MUSA
Imamuddin SA *
http://sastra-indonesia.com/
Untuk tiap-tiap umat itu ada rasulnya (QS. Yunus, ayat 47). Berdasarkan ayat tersebut, dalam tiap umat manusia pasti memiliki seorang rasul di setiap zamanya. Rasul tersebut diutus tuhan hanya untuk menyampaikan ajaran kebenaran tentang esensi Tuhan yang telah diselewengkan dan bahkan diingkari oleh suatu umat. Ia mengajak sekaligus mengarahkan mereka yang berada dalam kesesatan agar kembali pada jalan yang benar serta memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Hal tersebut ia lakukan dengan meneladankan sifat dan sikap yang terpancar melalui perkataan maupun perbuatan.
http://sastra-indonesia.com/
Untuk tiap-tiap umat itu ada rasulnya (QS. Yunus, ayat 47). Berdasarkan ayat tersebut, dalam tiap umat manusia pasti memiliki seorang rasul di setiap zamanya. Rasul tersebut diutus tuhan hanya untuk menyampaikan ajaran kebenaran tentang esensi Tuhan yang telah diselewengkan dan bahkan diingkari oleh suatu umat. Ia mengajak sekaligus mengarahkan mereka yang berada dalam kesesatan agar kembali pada jalan yang benar serta memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Hal tersebut ia lakukan dengan meneladankan sifat dan sikap yang terpancar melalui perkataan maupun perbuatan.
Kitab Al-Fath Ar-Rabbani, Petuah Tasawuf Berbasis Tauhid (1-3 Habis)
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah
http://www.republika.co.id/
(1)
Dalam dunia tasawuf, olah spiritual riyadhah memiliki dimensi yang sangat luas. Apalagi olah spiritual itu menyangkut dimensi yang tak tersentuh oleh indera. Jiwa, hati, dan nafsu adalah merupakan satu dari rahasia Allah yang terus coba digali oleh para pencari kebenaran.
Reporter: Nashih Nashrullah
http://www.republika.co.id/
(1)
Dalam dunia tasawuf, olah spiritual riyadhah memiliki dimensi yang sangat luas. Apalagi olah spiritual itu menyangkut dimensi yang tak tersentuh oleh indera. Jiwa, hati, dan nafsu adalah merupakan satu dari rahasia Allah yang terus coba digali oleh para pencari kebenaran.
Karakteristik Filsafat Islam
Mujtahid
http://www.uin-malang.ac.id/
TAMPILNYA filsafat Islam di arena pemikiran merupakan hasil interaksi agama Islam dengan faktor ekstern. Faktor ekstern yang dimaksud adalah budaya dan tradisi non Islam yang sepanjang sejarah diwakili oleh Eropa dibelahan Barat, serta India, Iran, dan Cina di belahan Timur.
http://www.uin-malang.ac.id/
TAMPILNYA filsafat Islam di arena pemikiran merupakan hasil interaksi agama Islam dengan faktor ekstern. Faktor ekstern yang dimaksud adalah budaya dan tradisi non Islam yang sepanjang sejarah diwakili oleh Eropa dibelahan Barat, serta India, Iran, dan Cina di belahan Timur.
Puisi sepanjang jalan suci [SULUK PESISIRAN]
SULUK PESISIRAN
Penerjemah: Dr. Simuh, Drs. H.M. Wasyim Bilal, Drs. Mundzirin Yusuf, dan Drs. Mohammad Damami
Puitisasi: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Mizan, Bandung, 1989, 98 halaman
Peresensi : Sugiarta Sriwibawa
http://majalah.tempointeraktif.com/
Penerjemah: Dr. Simuh, Drs. H.M. Wasyim Bilal, Drs. Mundzirin Yusuf, dan Drs. Mohammad Damami
Puitisasi: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Mizan, Bandung, 1989, 98 halaman
Peresensi : Sugiarta Sriwibawa
http://majalah.tempointeraktif.com/
Minggu, 26 Februari 2012
Cara Sastra(wan) Empati terhadap Bencana
Jusuf AN*)
http://sastra-indonesia.com/
Serasa masih belum kering air mata negeri ini atas tregedi tsunami yang terjadi Atceh (2004), gempa bumi di Pangandaran (2005), Yogyakarta (2006), Padang (2009). Masih belum tuntas duka warga Sidoarjo dari lumpur Lapindo (sejak 2006) yang menelan rumah dan harta benda mereka. Belum sembuh benar luka-luka negeri ini akibat bencana-bencana yang meluluh lantakkan bumi, menelan harta benda dan menghilangnan ribuan nyawa; dan kini serentetan bencana kembali terjadi secara beriringan; banjir bandang di Wasior (4/10), tsunami di Mentawai (26/10), dan letusan gunung Merapi Yogyakarta yang hingga sekarang masih mendebarkan.
http://sastra-indonesia.com/
Serasa masih belum kering air mata negeri ini atas tregedi tsunami yang terjadi Atceh (2004), gempa bumi di Pangandaran (2005), Yogyakarta (2006), Padang (2009). Masih belum tuntas duka warga Sidoarjo dari lumpur Lapindo (sejak 2006) yang menelan rumah dan harta benda mereka. Belum sembuh benar luka-luka negeri ini akibat bencana-bencana yang meluluh lantakkan bumi, menelan harta benda dan menghilangnan ribuan nyawa; dan kini serentetan bencana kembali terjadi secara beriringan; banjir bandang di Wasior (4/10), tsunami di Mentawai (26/10), dan letusan gunung Merapi Yogyakarta yang hingga sekarang masih mendebarkan.
Jumat, 17 Februari 2012
“Ekstrem Tengah” itu Bernama LESBUMI
Akhiriyati Sundari
Majalah BASIS, Nomor 09-10, Tahun ke-59, 2010
Perbincangan tentang Nahdhatul Ulama (NU) dalam banyak literatur yang beredar sejauh ini masih didominasi oleh pergulatannya dalam lingkup politik dan sosial-keagamaan. Ranah kebudayaan, dalam hal ini wacana budaya, justru sedikit sekali tampak dalam tulisan-tulisan para peneliti.
Majalah BASIS, Nomor 09-10, Tahun ke-59, 2010
Perbincangan tentang Nahdhatul Ulama (NU) dalam banyak literatur yang beredar sejauh ini masih didominasi oleh pergulatannya dalam lingkup politik dan sosial-keagamaan. Ranah kebudayaan, dalam hal ini wacana budaya, justru sedikit sekali tampak dalam tulisan-tulisan para peneliti.
SYEIKH NAWAWI AL BANTANI
Syaifullah Amin
http://www.nu.or.id/
Para Ulama Makkah pun Berguru kepadanya Kemasyhuran dan nama besar Syeikh Nawawi al-Bantani kiranya sudah tidak perlu diragukan lagi. Melalui karya-karyanya, kira-kira mencapai 200-an kitab, ulama kelahiran Kampung Tanara, Serang, Banten, 1815 M ini telah membuktikan kepada dunia Islam akan ketangguhan ilmu ulama-ulama Indonesia.
http://www.nu.or.id/
Para Ulama Makkah pun Berguru kepadanya Kemasyhuran dan nama besar Syeikh Nawawi al-Bantani kiranya sudah tidak perlu diragukan lagi. Melalui karya-karyanya, kira-kira mencapai 200-an kitab, ulama kelahiran Kampung Tanara, Serang, Banten, 1815 M ini telah membuktikan kepada dunia Islam akan ketangguhan ilmu ulama-ulama Indonesia.
Fansuri, Ulama Sastrawan
Marzuzak SY
http://www.serambinews.com/
Tanah Aceh ini, sejak lampau merupakan lahan subur lahirnya para ulama yang juga pujangga (sastrawan). Sekarang sangat sedikit pengetahuan generasi karena minimnya membaca sejarah dan mengapresiasi karya sastrawan. Apalagi pendekatan dan materi pembelajaran bahasa dan satra di sekolah-sekolah, khususnya sastra daerah (Aceh) hampir tak menyentu aspek apresiasi, guru mati kreatifitas dan kaku sehingga tak menumbuhkan motivasi peserta didik untuk mengenal ranah kesusastraan daerah lebih dalam.
http://www.serambinews.com/
Tanah Aceh ini, sejak lampau merupakan lahan subur lahirnya para ulama yang juga pujangga (sastrawan). Sekarang sangat sedikit pengetahuan generasi karena minimnya membaca sejarah dan mengapresiasi karya sastrawan. Apalagi pendekatan dan materi pembelajaran bahasa dan satra di sekolah-sekolah, khususnya sastra daerah (Aceh) hampir tak menyentu aspek apresiasi, guru mati kreatifitas dan kaku sehingga tak menumbuhkan motivasi peserta didik untuk mengenal ranah kesusastraan daerah lebih dalam.
RUBAYAT
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitil Ka’bah
Dari Barus ke Kudus terlalu payah
Akhirnya dijumpa di dalam rumah
Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitil Ka’bah
Dari Barus ke Kudus terlalu payah
Akhirnya dijumpa di dalam rumah
Tasawuf Dapat Meningkatkan Akhlak Mulia
Marsudi Fitro Wibowo*
http://www.republika.co.id/
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisaa’: 69)
http://www.republika.co.id/
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisaa’: 69)
Sasterawan Sufi Agung Syeikh Hamzah al-Fansuri
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
http://ulama.blogspot.com/
SYEIKH Hamzah al-Fansuri telah banyak dibicarakan orang, namun tidak dapat dinafikan perkara-perkara baru sentiasa ditemui oleh para peneliti. Pada mukadimah ini saya nyatakan bahawa tanpa diketahui siapakah yang pertama mengkhayal rupa tokoh agung sufi Nusantara itu, sehingga ditemui gambar imaginasi beliau.
http://ulama.blogspot.com/
SYEIKH Hamzah al-Fansuri telah banyak dibicarakan orang, namun tidak dapat dinafikan perkara-perkara baru sentiasa ditemui oleh para peneliti. Pada mukadimah ini saya nyatakan bahawa tanpa diketahui siapakah yang pertama mengkhayal rupa tokoh agung sufi Nusantara itu, sehingga ditemui gambar imaginasi beliau.
Tasawuf Indonesia, Dulu dan Sekarang
Abdul Hadi WM*
http://www.republika.co.id/
Hamzah Fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitil Ka’bah
Di Barus ke Quds terlalu payah
Akhirnya jumpa di dalam rumah
Sufinya bukannya kain
Fi’l-Makkah daim bermain
http://www.republika.co.id/
Hamzah Fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitil Ka’bah
Di Barus ke Quds terlalu payah
Akhirnya jumpa di dalam rumah
Sufinya bukannya kain
Fi’l-Makkah daim bermain
Hamzah Fanzuri – Sang Sufi Sastrawan
Risa Umami
http://pesantrenbudaya.com/?id=247
RIWAYAT HIDUP HAMZAH FANSURI
Syeikh Hamzah Fansuri adalah seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka yang diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Nama gelar atau takhallus yang tercantum di belakang nama kecilnya memperlihatkan bahwa pendekar puisi dan ilmu suluk ini berasal dari Fansur, sebutan orang-orang Arab terhadap Barus, sekarang sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra yang terletak antara kota Sibolga dan Singkel sampai abad ke-16 kota ini merupakan pelabuhan dagang penting yang dikunjungi para saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh.
http://pesantrenbudaya.com/?id=247
RIWAYAT HIDUP HAMZAH FANSURI
Syeikh Hamzah Fansuri adalah seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka yang diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Nama gelar atau takhallus yang tercantum di belakang nama kecilnya memperlihatkan bahwa pendekar puisi dan ilmu suluk ini berasal dari Fansur, sebutan orang-orang Arab terhadap Barus, sekarang sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra yang terletak antara kota Sibolga dan Singkel sampai abad ke-16 kota ini merupakan pelabuhan dagang penting yang dikunjungi para saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh.
Pemikiran Dan Syair-Syairnya Hamzah Fansuri
Written by Siswoyo
http://waspadamedan.com/
Hamzah Fansuri adalah seorang ulama suluk, pujangga yang menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui syair-syairnya yang sangat terkenal di abad ke 16. Seorang pengelana negeri-negeri Arab dan Parsi dalam rangka menimba ilmu, juga dijelajahinya Pahang dan Kudus.
http://waspadamedan.com/
Hamzah Fansuri adalah seorang ulama suluk, pujangga yang menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui syair-syairnya yang sangat terkenal di abad ke 16. Seorang pengelana negeri-negeri Arab dan Parsi dalam rangka menimba ilmu, juga dijelajahinya Pahang dan Kudus.
Sastra Sufi dalam Syair Perahu
Mahdi Idris *
http://blog.harian-aceh.com/
SASTRA menurut Luxemburg didefinisikan sebagai ciptaan atau kreasi yang merupakan luapan emosi dan bersifat otonom. Dalam bahasa Arab, sastra disebut Al-Adab, yang berarti perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa.
http://blog.harian-aceh.com/
SASTRA menurut Luxemburg didefinisikan sebagai ciptaan atau kreasi yang merupakan luapan emosi dan bersifat otonom. Dalam bahasa Arab, sastra disebut Al-Adab, yang berarti perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa.
Setelah Empat Tahun Cak Nur Wafat
Gugun El-Guyanie
http://www.suaramerdeka.com/
”Tuhan akan mengutus seorang pembaharu pada pembukaan abad” (Al-Hadist)
Dari hadist di atas bisa ditangkap secara epistemologis, kelahiran seorang pembaharu sosial, mengikuti siklus seratus tahunan. Dalam konteks ini Nurcholis Madjid, yang tepat 29 Agustus diperingati haul ke-4, adalah seorang pembaharu yang diutus Tuhan dalam siklus seratus tahunan.
http://www.suaramerdeka.com/
”Tuhan akan mengutus seorang pembaharu pada pembukaan abad” (Al-Hadist)
Dari hadist di atas bisa ditangkap secara epistemologis, kelahiran seorang pembaharu sosial, mengikuti siklus seratus tahunan. Dalam konteks ini Nurcholis Madjid, yang tepat 29 Agustus diperingati haul ke-4, adalah seorang pembaharu yang diutus Tuhan dalam siklus seratus tahunan.
Menapaki Jejak Gus Dur
Puji Hartanto
http://www.jawapos.com/
BUKU berjudul Jagadnya Gus Dur; Demokrasi, Pluralisme, dan Pribumisasi Islam yang ditulis KH Zainal Arifin Thoha ini adalah buku yang mengulas jejak langkah, pemikiran-pemikiran dan gerakan Gus Dur. Mulai gerakan kultural (sebagai ketua umum PB NU) sampai pada struktural (menjadi presiden keempat RI).
http://www.jawapos.com/
BUKU berjudul Jagadnya Gus Dur; Demokrasi, Pluralisme, dan Pribumisasi Islam yang ditulis KH Zainal Arifin Thoha ini adalah buku yang mengulas jejak langkah, pemikiran-pemikiran dan gerakan Gus Dur. Mulai gerakan kultural (sebagai ketua umum PB NU) sampai pada struktural (menjadi presiden keempat RI).
Sastra dan Spiritualitas (1)
Yudi Latif
http://www.kompas.com/
Heaven and earth will pass away, but my words will never pass away (Mark 13: 31)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam (Al-Qur’an 96: 3-4)
http://www.kompas.com/
Heaven and earth will pass away, but my words will never pass away (Mark 13: 31)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam (Al-Qur’an 96: 3-4)
Sastra dan Spiritualitas (2)
Yudi Latif
http://www.kompas.com/
Sastra-Tulis dan Spiritualitas
Ketika tradisi lisan beralih ke tradisi tulisan, para mistikus dan penulis kreatif terus berusaha mempertautkan bahasa jiwa sebagai vibrasi dari semesta ini. Mereka mencoba menangkapnya dengan menerjemahkan dari bidang pengalaman dan ujaran ke bahasa tulis. Sejak itu, para pencari dan penganut keyakinan berusaha menulis dan mencari literatur spiritualitas untuk menemukan makna dan wawasan (insight). Penulisan kreatif dan literatur berperan penting dalam semua tradisi agama sebagai ekspresi dari ketuhanan.
http://www.kompas.com/
Sastra-Tulis dan Spiritualitas
Ketika tradisi lisan beralih ke tradisi tulisan, para mistikus dan penulis kreatif terus berusaha mempertautkan bahasa jiwa sebagai vibrasi dari semesta ini. Mereka mencoba menangkapnya dengan menerjemahkan dari bidang pengalaman dan ujaran ke bahasa tulis. Sejak itu, para pencari dan penganut keyakinan berusaha menulis dan mencari literatur spiritualitas untuk menemukan makna dan wawasan (insight). Penulisan kreatif dan literatur berperan penting dalam semua tradisi agama sebagai ekspresi dari ketuhanan.
Sastra dan Spiritualitas (3)
Yudi Latif
http://www.kompas.com/r
Sastra-Spiritualitas Nusantara
Tradisi sastra-spiritualitas juga memantul di kepulauan Nusantara, antara lain dengan menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah mengalami banyak perkembangan sebelum ia digunakan sebagai alat bagi sastra metafisika dan filosofis Islam. Kedatangan para pelayar Arab dan kaum misionaris, terutama sejak penyebaran Islam di Nusantara, mulai mengenalkan huruf-huruf abjad Arab sebagai simbol-simbol tertulis bahasa Melayu (Al-Atas, 1969).
http://www.kompas.com/r
Sastra-Spiritualitas Nusantara
Tradisi sastra-spiritualitas juga memantul di kepulauan Nusantara, antara lain dengan menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah mengalami banyak perkembangan sebelum ia digunakan sebagai alat bagi sastra metafisika dan filosofis Islam. Kedatangan para pelayar Arab dan kaum misionaris, terutama sejak penyebaran Islam di Nusantara, mulai mengenalkan huruf-huruf abjad Arab sebagai simbol-simbol tertulis bahasa Melayu (Al-Atas, 1969).
Sastra dan Spiritualitas (4)
Yudi Latif*
http://www.kompas.com/
Ancaman Fanatisisme
Modus keagamaan yang menekankan dimensi spiritualitas-puitik, yang memberi tempat bagi pengucapan unconscious mind, sungguh selaras dengan pandangan dunia klasik alam nusantara. Dalam Islam Observed (1968), Clofford Geertz melukiskan gaya klasik Islam Indonesia sebagai iluminasionisme, dengan pandangan dunianya yang bersifat sinkretik, selaras dengan ethosnya yang bersifat adaptif, gradualistik, estetik dan toleran. Gaya seperti ini menurutnya bertahan setidaknya hingga awal abad 19.
http://www.kompas.com/
Ancaman Fanatisisme
Modus keagamaan yang menekankan dimensi spiritualitas-puitik, yang memberi tempat bagi pengucapan unconscious mind, sungguh selaras dengan pandangan dunia klasik alam nusantara. Dalam Islam Observed (1968), Clofford Geertz melukiskan gaya klasik Islam Indonesia sebagai iluminasionisme, dengan pandangan dunianya yang bersifat sinkretik, selaras dengan ethosnya yang bersifat adaptif, gradualistik, estetik dan toleran. Gaya seperti ini menurutnya bertahan setidaknya hingga awal abad 19.
Selasa, 14 Februari 2012
Cukuplah Hanya Musailamah yang Permalukan Diri Sendiri
Jalaluddin
http://www.republika.co.id/
Musailamah termasuk salah seorang yang mendakwakan dirinya ‘nabi’, setelah wafatnya Rasululah SAW. Berbagai upaya ia lakukan guna menarik perhatian dalam menggalang dukungan dari masyarakat. Laki- laki yang ‘kebelinger’ ini tampaknya memang telah mempersiapkan diri secara matang. Karya sastra yang disusun Musailamah diketengahkannya sebagai tandingan ayat-ayat Alquran. Maksudnya, agar orang percaya, kalau dia pun mendapat wahyu, sebagaimana halnya Rasulullah SAW.
http://www.republika.co.id/
Musailamah termasuk salah seorang yang mendakwakan dirinya ‘nabi’, setelah wafatnya Rasululah SAW. Berbagai upaya ia lakukan guna menarik perhatian dalam menggalang dukungan dari masyarakat. Laki- laki yang ‘kebelinger’ ini tampaknya memang telah mempersiapkan diri secara matang. Karya sastra yang disusun Musailamah diketengahkannya sebagai tandingan ayat-ayat Alquran. Maksudnya, agar orang percaya, kalau dia pun mendapat wahyu, sebagaimana halnya Rasulullah SAW.
Balaghah, Keindahan Bahasa Arab (1-3)
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Dyah Ratna Meta Novia
http://www.republika.co.id/
(1)
Balaghah dan bayan dalam bahasa Arab memiliki makna yang merujuk pada retorika atau kejelasan dan keindahan bahasa. Namun, jika kedua istilah tersebut ditambahi awalan ilm atau ilmu maka keduanya berarti retorika, yakni ilmu tata cara berbicara yang bagus.
Reporter: Dyah Ratna Meta Novia
http://www.republika.co.id/
(1)
Balaghah dan bayan dalam bahasa Arab memiliki makna yang merujuk pada retorika atau kejelasan dan keindahan bahasa. Namun, jika kedua istilah tersebut ditambahi awalan ilm atau ilmu maka keduanya berarti retorika, yakni ilmu tata cara berbicara yang bagus.
Kamis, 09 Februari 2012
LATAR BELAKANG AL-KINDI
Posted by Miftahul Ulum
http://paulsangpujangga.blogspot.com/
A. Biografi Al-Kindi
Al-Kindi, nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’cup Ibnu Ishaq Ibnu Al-Shabbah Ibnu Imron Ibnu Muhammad Ibnu Asy’as Ibnu Qais Al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H (801 M) dari keluarga kaya dan terhormat. Sedikit sekali informasi yang kita peroleh tentang pendidikannya. Ia pindah dari Kufah ke Basrah, sebuah pusat studi bahasa dan teologi Islam. Kemudian selagi masih muda, ia menetap di Baghdad, ibu kota kerajaan Bani Abbas, yang juga sebagai jantung kehidupan intelektual pada masa itu.
http://paulsangpujangga.blogspot.com/
A. Biografi Al-Kindi
Al-Kindi, nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’cup Ibnu Ishaq Ibnu Al-Shabbah Ibnu Imron Ibnu Muhammad Ibnu Asy’as Ibnu Qais Al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H (801 M) dari keluarga kaya dan terhormat. Sedikit sekali informasi yang kita peroleh tentang pendidikannya. Ia pindah dari Kufah ke Basrah, sebuah pusat studi bahasa dan teologi Islam. Kemudian selagi masih muda, ia menetap di Baghdad, ibu kota kerajaan Bani Abbas, yang juga sebagai jantung kehidupan intelektual pada masa itu.
Terpikat Rumi 8 Abad…
Binhad Nurrohmat
http://www.korantempo.com/
Dan bila Dia menutup semua jalan dan celah di hadapanmu – Dia akan menunjuk satu setapak rahasia yang tak seorang pun tahu! (Jalaluddin Rumi, Diwan-Syamsi-Tabriz, 765)
Juru bicara terpenting dan tersohor dari Barat mengenai mistikus-penyair Jalaluddin Rumi, Annemarie Schimmel, pernah menulis: “Tidakkah aneh, mistikus abad ke-13 dari Balkh, yang bekerja di Anatolia dan terpukau kekuatan cinta mistis yang nyaris tak mungkin dibayangkan, bisa relevan dengan manusia modern abad ke-20?” Bagi Schimmel, Rumi telah mencurahkan banyak petunjuk untuk kehidupan kita melalui pancaran filosofis puisinya.
http://www.korantempo.com/
Dan bila Dia menutup semua jalan dan celah di hadapanmu – Dia akan menunjuk satu setapak rahasia yang tak seorang pun tahu! (Jalaluddin Rumi, Diwan-Syamsi-Tabriz, 765)
Juru bicara terpenting dan tersohor dari Barat mengenai mistikus-penyair Jalaluddin Rumi, Annemarie Schimmel, pernah menulis: “Tidakkah aneh, mistikus abad ke-13 dari Balkh, yang bekerja di Anatolia dan terpukau kekuatan cinta mistis yang nyaris tak mungkin dibayangkan, bisa relevan dengan manusia modern abad ke-20?” Bagi Schimmel, Rumi telah mencurahkan banyak petunjuk untuk kehidupan kita melalui pancaran filosofis puisinya.
Rabu, 08 Februari 2012
Lan Laku Kala Mangsane
Akhiriyati Sundari
http://sastra-indonesia.com/
Setiap pertemuan selalu menyematkan risalah sebagai salah satu rahasia penting dalam hidup. Nyaris selalu. Kadang ia begitu menggelisahkan. Kadang ia menjadi begitu sukar dirumuskan. Namun tak jarang justru ia menjadi hal remeh-temeh yang luput dari pandangan sekaligus membisik lirih; “abaikan!”. Setiap pertemuan lantas berubah ujud menjadi sebuah koleksi peristiwa yang layak disematkan sebagai “berharga”. Untuk sedikit saja menyebutnya, misal lipatan nuansa yang terbangun pada saat pertemuan terhadap sesuatu yang “baru” dalam hidup; pengetahuan. Mungkin seperti Nabi Adam yang bertemu dengan bergugus-gugus nama. Lalu hadir sesuatu yang dirasa sebagai ‘berbeda’.
http://sastra-indonesia.com/
Setiap pertemuan selalu menyematkan risalah sebagai salah satu rahasia penting dalam hidup. Nyaris selalu. Kadang ia begitu menggelisahkan. Kadang ia menjadi begitu sukar dirumuskan. Namun tak jarang justru ia menjadi hal remeh-temeh yang luput dari pandangan sekaligus membisik lirih; “abaikan!”. Setiap pertemuan lantas berubah ujud menjadi sebuah koleksi peristiwa yang layak disematkan sebagai “berharga”. Untuk sedikit saja menyebutnya, misal lipatan nuansa yang terbangun pada saat pertemuan terhadap sesuatu yang “baru” dalam hidup; pengetahuan. Mungkin seperti Nabi Adam yang bertemu dengan bergugus-gugus nama. Lalu hadir sesuatu yang dirasa sebagai ‘berbeda’.
Minggu, 05 Februari 2012
LIGA MUSLIM SEDUNIA: Tantangan Terberat Dunia Islam adalah Campur Tangan Asing
http://saripedia.wordpress.com/
Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Sedunia adalah organisasi Islam Internasional Terbesar yang berdiri di Makkah Al-Mukarommah pada 14 Zulhijjah 1381 H/Mei 1962 M oleh 22 Negara Islam. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengelompokkanya sebagai organisasi non pemerintah dan termasuk anggota UNESCO serta anggota pengamat OKI (Organisasi Konperensi Islam).
Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Sedunia adalah organisasi Islam Internasional Terbesar yang berdiri di Makkah Al-Mukarommah pada 14 Zulhijjah 1381 H/Mei 1962 M oleh 22 Negara Islam. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengelompokkanya sebagai organisasi non pemerintah dan termasuk anggota UNESCO serta anggota pengamat OKI (Organisasi Konperensi Islam).
Peta Baru Dunia Islam, Siapa Untung?
Herry Nurdi *
http://majalah.hidayatullah.com/
Dalam jurnal Armed Force Journal, Juni 2006, seorang Perwira Intelijen Amerika Serikat (AS) menuliskan sebuah laporan menarik. Dalam tulisannya, Ralp Peters, nama perwira itu, membeberkan peta baru untuk Timur Tengah dan Asia Selatan. Menurut sang perwira, peta ini memang tidak mencerminkan doktrin resmi Departemen Pertahanan AS, Pentagon. Namun peta ini dijadikan bahan ajar dalam training-training perwira yang bertugas di NATO dan juga dijadikan materi pelatihan perencanaan militer dalam National War Academy.
http://majalah.hidayatullah.com/
Dalam jurnal Armed Force Journal, Juni 2006, seorang Perwira Intelijen Amerika Serikat (AS) menuliskan sebuah laporan menarik. Dalam tulisannya, Ralp Peters, nama perwira itu, membeberkan peta baru untuk Timur Tengah dan Asia Selatan. Menurut sang perwira, peta ini memang tidak mencerminkan doktrin resmi Departemen Pertahanan AS, Pentagon. Namun peta ini dijadikan bahan ajar dalam training-training perwira yang bertugas di NATO dan juga dijadikan materi pelatihan perencanaan militer dalam National War Academy.
Sabtu, 04 Februari 2012
Maulid Nabi dan Pencerahan
Aguk Irawan MN
Republika, 16 Mei 2004
Dalam literatur sejarah Arab ada satu zaman yang paling busuk. Saat itu hukum rimba telah menjadi merk kehidupan masyarakat. Orang kaya menindas orang miskin; penguasa bertindak semena-mena; yang kuat mempermainkan yang lemah; dan kaum wanita diperlakukan hanya sebagai pemuas hawa nafsu seksual kaum laki-laki belaka. Bahkan pemberian Tuhan akal yang paling berharga, hampir tak diberi hak untuk berpikir. Jazirah Arab pada saat itu memang dalam puncak kegelapan dan kerendahan moral.
Republika, 16 Mei 2004
Dalam literatur sejarah Arab ada satu zaman yang paling busuk. Saat itu hukum rimba telah menjadi merk kehidupan masyarakat. Orang kaya menindas orang miskin; penguasa bertindak semena-mena; yang kuat mempermainkan yang lemah; dan kaum wanita diperlakukan hanya sebagai pemuas hawa nafsu seksual kaum laki-laki belaka. Bahkan pemberian Tuhan akal yang paling berharga, hampir tak diberi hak untuk berpikir. Jazirah Arab pada saat itu memang dalam puncak kegelapan dan kerendahan moral.
Jumat, 03 Februari 2012
Masjid Kordoba
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kordoba
Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid. Pada masa kekuasaan Islam di Spanyol Córdoba adalah ibukota Spanyol di bawah pemerintahan dinasti Umayyah. Setelah Reconquista atau Penaklukkan Kembali Spanyol oleh kaum Kristen, gedung ini diubah fungsi menjadi sebuah gereja dengan katedral gotik yang dimasukkan ke tengah gedung berarsitektur Moor ini. Sekarang keseluruhan gedung dipakai sebagai gedung katedral diosese Córdoba di Spanyol.
Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid. Pada masa kekuasaan Islam di Spanyol Córdoba adalah ibukota Spanyol di bawah pemerintahan dinasti Umayyah. Setelah Reconquista atau Penaklukkan Kembali Spanyol oleh kaum Kristen, gedung ini diubah fungsi menjadi sebuah gereja dengan katedral gotik yang dimasukkan ke tengah gedung berarsitektur Moor ini. Sekarang keseluruhan gedung dipakai sebagai gedung katedral diosese Córdoba di Spanyol.
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez