Minggu, 22 Agustus 2010

Satu Gus Mus Seribu Gelar

Judul: Gus Mus, Satu Rumah Seribu Pintu
Penulis: Taufiq Ismail, dkk
Penerbit: LkiS dan Fak Adab UIN Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Mei 2009
Tebal: xxiv+290 halaman
Peresensi: Ahmad Maltup SA
http://suaramerdeka.com/

BEGITU sulit menilai Gus Mus —panggilan akrab KHA Mustofa Bisri— dengan beribu gelar yang dia sandang. Jadi tidak berlebihan, Hamdy Salad dalam esainya menilai Gus Mus sebagai ”satu rumah seribu pintu”.

Gus Mus adalah seorang kiai, pengasuh pondok pesantren, ustaz, mubaligh, cendekiawan, penulis, kolomnis, budayawan, atau seniman. Dan ketika orang pun memilih hendak menyebutnya seniman, masih terbuka dua jalan untuk melihatnya: sebagai pelukis atau sastrawan. Begitu selanjutnya, sebagai sastrawan juga dia telah ditahbis menjadi cerpenis, penyair, dan sekaligus pembaca puisi yang tak kalah artikulasinya dari juara deklamasi.

Bahkan semakin lengkap lagi, sekarang Gus Mus dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berkat jasa-jasanya yang masih terus berjalan dalam mengemban dan mengembangkan kebudayaan Islam. Hal ini, dilatarbelakangi sikap tanpa pretensi Gus Mus dalam bersyair dengan keyakinan Islam, yang memosisikan kebenaran dan keindahan ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Dengan menempatkan posisi yang tepat itu, dia mampu mencipta karya yang bersih, santun dan sarat dengan wejangan tanpa menggurui.

Maksud dari seribu pintu adalah sebutan untuk gelar Gus Mus, yang secara tidak langsung oleh orang terdekat dan orang yang mengenal sosoknya memberikannya tanpa paksaan. Ke dalam dirinya, setiap orang bisa masuk dan keluar dari arah mana saja yang dia suka. Itu terbukti dari sikapnya yang pelik untuk dilukis ke dalam kanvas politik. Keikhlasan menjadi kunci utama dalam tingkah lakunya yang bergerak tanpa pretensi untuk mendapatkan lencana suci. Apalagi sekadar imbalan materi, jabatan atau kursi kekuasaan yang bersifat duniawi. Itu pula sebabnya, kenapa dia selalu berisyarat melalui lisan atau tulisan agar masyarakat di sekitarnya tidak memuja dan menokohkan dirinya sebagai apa-apa, kecuali berperan seutuhnya menjadi manusia. Menjadi makhluk Tuhan yang diberi amanat dan kebebasan untuk menjalani kehidupan ini sesuai fitrah kemanusiannya.

Ahmad Tohari, salah satu sahabat dekat Gus Mus, menulis esai dalam buku ini dengan judul Kiai Yang Tidak Sok Kiai. Sesuai judul esainya, Tohari menilai sosok Gus Mus adalah kiai dari putra pak kiai yang tidak sok kiai. Bahkan Gus Mus dinilai sebagai peribadi pembelajar yang mau menerima tambahan pelajaran dari siapa saja dengan sikapnya yang rendah hati.

Terlambat

Namun, di dunia sastra, Gus Mus termasuk terlambat hadir. Mungkin, karena dia merasa harus belajar lebih dulu dengan membaca karya orang lain sebanyak-banyaknya. Maka sebelum mengawali menulis puisi pada 1980-an, dia sudah membaca karya-karya penyair besar. Mula-mula dari kalangan sastrawan Islam kelasik, kemudian dirambah lagi karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, Taufik Ismail, dan segudang penyair Indonesia lainnya. Tentang menulis cerpen, Gus Mus mengaku belajar kepada cerpenis, penyair, dan perupa Danarto.

Tatapi, seorang pembelajar bisa jatuh menjadi peniru bila dalam dirinya tidak ada potensi kreativitas serta kecerdasan. Nyatanya, sebagai insan yang dianugerahi kecerdasan, karya sastra Gus Mus baik puisi maupun prosanya mempunyai nilai khas tersendiri; kuat, sederhana, menyapa dengan santun, dan mendalam. Dan justru dengan kekhasan itu Gus Mus segera diberi tempat terhormat dalam jagat kesusastraan Indonesia.

Itu pun diakui oleh Ken Sawitri, dalam pengantar buku Album Sajak-sajak A Mustofa Bisri, bahwa meski puisi-puisi Gus Mus pada umumnya tidaklah menggunakan kata-kata yang sulit untuk dipahami, namun memang akan lebih menguntungkan jika pembaca berbekal wawasan historis, ekonomis, sosial, budaya, sastra, dan spiritual yang memadai. Mengingat bagian besar puisi Gus Mus berangkat dari problematika nyata. Dan problema itu nyatanya masih saja aktual sampai hari ini. Maka kita mungkin akan terus mendengar gemanya (kecuali jika tidak!). Walau sesungguhnya diam-diam kita cemas, alangkah malangnya kita ini.

Pemikiran, kreativitas dan kiprah Gus Mus agaknya sulit dipisahkan dari spiritualiatasnya, dan kegelisahan yang paling sering mengusiknya: keprihatinan akan pengetahuan-pengetahuan inti dan nilai-nilai agama yang kurang utuh, hingga tertuang dalam karya-karyanya, dan mendorong kiprahnya. Agaknya, pada Gus Mus itulah mata air bagi lahirnya pertanyaan-pertanyaan yang baik.

Mengakhiri tulisan ini, tidak pula mengakhiri pembahasan buku dengan 29 esai ini. Esai yang mencoba menggambarkan kepribadian Gus Mus di atas hanya mewakili dari sebagian kecil dari keseluruhan isi buku. Para sastrawan; seperti Abdul Wachid BS, Jamal D Rahman, Maman S Mahayana, Sapardi Djoko Damono, dan Aning Ayu Kusumawati, ikut mengapresiasi puisi Gus Mus dari ”religuitas puisi” sampai ”kekasih yang erotik”.

Bahkan dalam buku ini, penyair Taufiq Ismail juga ikut menyelipkan puisi kenangannya dengan Gus Mus ketika bersama empat penyair dari Indonesia lain (Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Leon Agusta, Abdul Hamid Abdul Jabbar) berada di Irak, dalam rangka Festifal Puisi. Dalam puisi tersebut, Taufiq Ismail menggambarkan Gus Mus dengan sosok yang selalu suka rela menuangkan ilmu kepada teman-temannya dan menjadi penerjemah ketika berhadapan dengan penduduk Arab setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez